---oo---
Yuri sudah bangun pagi-pagi sekali. Walau dia juga baru tertidur sekitar pukul dua pagi, tetap tidak terlihat ada wajah kurang tidur disana. Yuri sudah terbiasa tidur pagi karena berpesta saat di Amerika. Semalam sebelum tidur, dia menyempatkan diri meminum segelas susu untuk menghilangkan efek alcohol, sehingga dia bisa tidak terlalu mabuk dipagi hari.
Gadis itupun sudah selesai mandi, kini dia sibuk dengan lemari pakaiannya. Memilih pakaian dari koleksi musim panas yang ia miliki. Yuri mencoba mencari pakaian yang biasa saja.
Jam menunjukkan pukul sembilan sekarang, Kyuhyun akan menjemputnya pukul sepuluh. Entah mengapa hari ini Yuri sedikit tidak bertenaga memikirkan apa lagi yang akan dilakukan pria itu. Dia capek terus bertengkar dengan Kyuhyun. Setiap melihat wajah Kyuhyun rasa kesalnya muncul, lalu saat mendengar pria itu memerintah ini-itu emosinya langsung naik sampai ubun-ubun. Karena itu dia akan mencoba mengalah hari ini. Dia mencoba untuk tidak berpakaian minim, hal sederhana yang mungkin akan menimbulkan pertengkaran. Soal pakaian saja bisa jadi masalah bagi pria itu. Lagipula Yuri juga perlu berhati-hati, Kyuhyun memergokinya berpesta dan mabuk semalam. Jangan sampai pria itu memberitahu ayahnya. Bisa-bisa seluruh fasilitasnya disita, termasuk mobil dan kartu kredit.
Yuri pergi ke ruang makan setelah selesai bersiap-siap untuk pergi. Dia mengenakan celana jeans rebel dan kaus v-neck warna putih yang longgar ditubuhnya. Dilengkapi dengan sneakers warna putih dan topi hitam. Rambutnya juga terlihat diikat satu dengan rapi.
"Selamat pagi, ayah.. ibu." Sapa Yuri ketika menemukan kedua orangtuanya ada di ruang makan.
"Selamat pagi, Yuri." Balas kedua orangtuanya.
Yuri meletakkan mini ranselnya dikursi, memperhatikan menu sarapan yang disediakan di meja.
"Kau akan pergi keluar?" tanya ibunya.
Yuri menoleh sesaat, lalu melangkah ke arah lemari pendingin. "Kyuhyun mengajakku pergi." Ucapnya bertepatan ia membuka pintu lemari pendingin. Nadanya juga biasa saja. Memang dia biasa saja diajak pergi oleh Kyuhyun, tidak terlalu bersemangat.
"Benarkah?" suara ayahnya membuat Yuri menoleh. Terlihat ayahnya berbinar penuh antusias, membuat Yuri kikuk di tempat. Apa harus sesenang itu mendengarku akan pergi dengan Kyuhyun?
"Kyuhyun akan menjemputmu?"
"Dia bilang begitu." Yuri mengambil sebotol jus mangga lalu duduk bergabung dengan kedua orangtuanya untuk sarapan.
"Apa kita perlu menunggunya, supaya bisa sarapan bersama?" pertanyaan sang ibu membuat Yuri mengurungkan niat mengambil roti bakar.
"Tidak perlu, Bu. Kita sarapan bertiga saja!" Geram Yuri. Bisa tidak sih, jangan ada Kyuhyun sehari saja dalam kegiatanku?
---oo---
Yuri merutuki dirinya sendiri. Kenapa tadi dia berpikir untuk memakai pakaian yang biasa saja? Kenapa dia tidak memilih memakai celana pendek dan blouse tanpa lengan saja? Akan lebih baik jika dia bertengkar dengan Kyuhyun tentang pakaiannya, daripada situasi yang terjadi sekarang.
Pria itu datang menjemputnya dengan berpakaian santai. Yang Yuri masalahkan adalah pakaiannya dan pakaian pria itu. Kenapa secara kebetulan pria itu mengenakan celana jeans dan kaus berwarna putih? Oh... jangan lupakan sepatu sneakers-nya yang berwarna putih juga.
Yuri melirik pada ayah dan ibunya. Kedua orangtuanya tersenyum melihat cara berpakaiannya dan Kyuhyun yang kebetulan mirip. Membuat Yuri tertunduk menarik topinya lebih rendah karena malu.
"Jadi, kalian akan kemana?" tuan Kwon bertanya, lebih kepada Kyuhyun. Jelas terdengar ada nada dengan tawa tertahan disana.
Tampaknya Kyuhyun juga sedikit malu-malu karena kejadian pakaian ini. Diapun terkejut ketika melihat Yuri berpakaian sama dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONQUER YOU
RomanceKebiasaan hidup Yuri yang suka berpesta dan berfoya-foya membuat kedua orangtuanya mencabut ijinnya untuk terus tinggal di Amerika. Yuri dipaksa kembali ke Korea dengan harapan sikapnya dapat berubah. Yuri kembali ke Korea, namun ternyata dia kembal...