7 FIRST LOVE

1K 85 36
                                    

---oo---

Menjelang hari pernikahan, tiada hari tanpa kegiatan persiapan. Yuri setiap harinya terus mendapat jadwal persiapan yang sama sekali tidak ia rencanakan. Jadwal yang jika bukan dari kedua orangtuanya yang membuat, maka itu pasti dari kedua orangtua Kyuhyun. Dan mau tidak mau, Yuri harus selalu memenuhi jadwal-jadwal tersebut berdua bersama Kyuhyun.

Akhir-akhir inipun ia juga semakin tidak akrab dengan Kyuhyun. Pria itu setiap hari semakin menyebalkan dan sikapnya yang suka mengatur juga semakin parah. Yuri jadi tidak bisa bebas melakukan apapun. Ingin berpakaian saja harus atas persetujuan pria itu. Ingin makan menu apa, juga tidak bisa bebas memilih. Bahkan untuk menikmati wine saja, Kyuhyun menjatahnya hanya sebanyak dua gelas ketika minum, sedangkan pria itu bebas menghabiskan lebih dari setengah botol. Terkadang juga ketika sedang bersama Kyuhyun, Yuri diharuskan membisukan deringan ponselnya. Kyuhyun tidak mau Yuri mendapat telepon dari oranglain kecuali dari keluarga dan orangtua.

Apa Yuri semudah itu menurut? Apa Yuri tidak melawan atau membantah? Tentu sudah! Tapi pilihan itu adalah sebuah kerugian bagi Yuri. Setiap dia melawan Kyuhyun, pria itu akan melapor pada ayahnya dan satu-persatu fasilitas yang dimiliki Yuri dicabut ijinnya oleh sang ayah. Bahkan hari ini tiba-tiba saja Yuri kehilangan ijin mengendarai mobilnya. Dan ketika ia bertanya kepada sang ayah tentang alasan mengapa ia tidak diperbolehkan lagi mengendarai mobilnya adalah karena Yuri dengan sengaja berkali-kali tidak menjawab telepon dari Kyuhyun. Pria itu kesal karena Yuri tidak pernah menjawab telpon darinya. Hanya karena itu saja dan Yuri kehilangan hak atas mobilnya -Ya, meskipun mobil itu memang pemberian ayahnya-.

"Dimana ruangan Cho Kyuhyun?" Yuri bertanya pada seorang wanita yang dimejanya tertulis 'Receptionis'. Saat ini dia berada dikantor tempat Kyuhyun bekerja atau bisa dibilang gedung ini dan perusahaan ini adalah milik keluarga Cho. Tentu saja dimasa depan Cho Kyuhyun akan menguasainya, mengingat hanya dia satu-satunya pewaris. Kakak perempuannya tidak mungkin ikut campur dalam mengelola perusahaan karena sudah berkeluarga.

"Maaf, nona. Ada yang bisa saya bantu?"

"Saya ingin tahu dimana ruangan Cho Kyuhyun. Saya ada perlu dengannya." Ucap Yuri.

"Apakah anda sudah membuat janji?" resepsionis itu kembali bertanya.

"Apakah harus membuat janji dengan orang menyebalkan itu?"

Wanita resepsionis itu tersenyum sopan menangkap nada kesal dari Yuri. Meski tidak paham mengapa Yuri kesal, wanita itu tetap tersenyum ramah menanggapinya. "Maaf, nona. Tapi saya tidak bisa mengijinkan anda bertemu Direktur tanpa ada janji."

Yuri mendengus. "Bilang pada Cho Kyuhyun, bahwa 'calon istrinya' datang menemuinya." Yuri menekan pada kata 'calon istri'. Bukan bermaksud sombong atau membanggakan diri sebagai calon istri Cho Kyuhyun, dia hanya memanfaatkan statusnya agar bisa menerobos masuk dan memaki pria itu.

Wanita resepsionis tadi sempat terdiam sesaat lalu permisi untuk menghubungi seseorang. Terdengar wanita itu berbicara ditelepon, tapi sepertinya tidak dengan Kyuhyun. Karena wanita itu menanyakan jadwal Kyuhyun pada waktu ini dan menjelaskan jika Yuri ingin bertemu dengan Kyuhyun.

"Maaf membuat anda menunggu, nona. Ruangan Direktur Cho berada di lantai delapan, perlukah saya menemani anda kesana?" tanya wanita itu setelah selesai menghubungi entah siapa.

"Tidak perlu. Terimakasih." Yuri segera bergegas pergi menuju lift. Tidak sabar sekali menumpahkan kekesalannya pada Pria Tukang Mengadu sekaligus Tukang Mengatur.

Ketika pintu lift terbuka di lantai delapan, langsung terlihat ada satu pintu besar terpampang disana. Lantai delapan ini tidak memiliki ruangan lain, hanya ada satu ruangan dengan pintu besar yang megah. Sebelum menuju ke pintu itu, ada sebuah meja kerja disamping kanannya, seorang pria muda duduk dibalik meja.

CONQUER YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang