Chapter 30

6.1K 113 54
                                    

Suara ketukan high heels Jungkook menggema di dalam rumah itu, sementara V dengan langkah lebarnya mengekor dari kamar sampai ke ruang tengah.

“Aku mohon kau pikirkan lagi.”

“Ck! Lama-lama kau seperti Nayeon, V. Selalu saja memancing emosiku kalau pagi-pagi.”

Mereka sudah kembali berada di Korea, dan perbedaan pendapat yang terjadi di antara keduanya belum menemukan titik terang hingga sekarang.

“Aku tidak memancing emosimu.” V mencekal pergelangan tangan Jungkook yang hendak membuka pintu. “Aku hanya ingin kau memikirkan kembali, biarkan putramu bahagia dengan kehidupannya yang sekarang.”

“Lepaskan tanganku.”

“Tidak. Aku belum selesai berbicara padamu.”

Wajah cantik itu menyendu. “Sudahlah, V. Tiap kali membahas ini ujung-ujungnya kita selalu bertengkar, aku capek. Aku hanya ingin Arthur kembali, aku tidak mau kehilangannya suatu saat nanti. Sesulit itukah bagimu untuk mengerti?”

V menggeleng samar. Ia juga tidak mau kehilangan Arthur, tapi menurutnya Jungkook terlalu egois.

“Aku menyayanginya, V. Sangat menyayanginya. Aku ibunya, kenapa kau tak kunjung mengerti perasaanku?”

“Aku ayahnya, dan aku juga mengerti perasaanmu. Dia putraku, aku juga tidak mau kehilangannya.”

“Kalau begitu kenapa kau tidak mendukungku?!”

Vampir tampan itu seketika bungkam. Jungkook tertawa hambar dibuatnya dan perlahan menarik tangannya dari cekalan itu.

“Hahaha. Tidak. Saat kau bilang kau mengerti perasaanku, kurasa tidak. Kau tidak akan pernah mengerti, V. Karena kau tidak pernah tahu seberapa besar perjuanganku untuk memberinya kehidupan dulu. Kau meninggalkanku saat itu.”

Kening itu mengkerut, jelas kalau V mulai tak suka dengan ke mana arah pembicaraan istrinya.

“Cukup, Jungkook. Tak perlu membahas masa lalu.”

“Kenapa? Itu fakta, bukan? Kau meninggalkanku saat aku hamil, kau mana tahu perjuanganku? Aku berjuang sendirian!”

“Aku bilang cukup!”

Intonasi agak tinggi itu membuat Jungkook terperanjat. Air matanya jatuh, dan tanpa berkata-kata lagi ia langsung pergi meninggalkan rumahnya yang terasa seperti neraka.































.

.

.

Arthur menggowes sepedanya dengan santai. Artemis yang duduk membonceng di belakangnya berceloteh riang membicarakan banyak hal.

“Aku minta maaf. Jadwal kuliahku masih padat akhir-akhir ini, kita belum bisa pergi bulan madu.”

“Tak apa. Kita bisa pergi kapan-kapan, fokus dulu saja dengan pendidikanmu. Lagipula aku juga belum membelikanmu bikini untuk kau pakai di sana.”

Plak!

Gebukan main-main diberikan Artemis di pundak suaminya. “Aish! Kau ini! Padahal aku sudah pernah telanjang di hadapanmu, tapi kau masih saja gencar ingin melihatku memakai bikini.”

Amor Maledicti || VKook ft. YeonRina [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang