Chapter 32

5.8K 110 52
                                    

“Aku tidak salah lihat kan?”

Jimin mengucek matanya, takutnya ia menderita rabun. Tapi apa yang dilihatnya masih sama, test pack yang berada di tangan Jennie itu memang menunjukkan hasil positif.

“Huhuhu.. V..” Jungkook menangis terharu di pelukan V. “Putraku ternyata sudah besar sekarang, bayiku sudah dewasa.”

“Sayang, bisakah kau berhenti menyebut putramu itu dengan sebutan bayi?”

“Kenapa memangnya, V?”

“Karena faktanya orang yang kau sebut bayi itu kini sudah bisa membuat bayi!”

Kim Arthur menyugar rambut hitamnya dengan sok keren, merasa bangga dengan kemampuan bercocok tanamnya yang tak main-main.

“Aku tokcer, bukan? Dua bulan menikah dan istriku kini hamil sekaligus dua ekor.”

Plak!

Dimitri yang sibuk dengan setoples kerupuk di pangkuan itu mendamprat pundak adik iparnya menggunakan remot televisi.

“Ya bagaimana tidak hamil kalau setiap malam kau menggempurnya tanpa ampun?!” sungutnya sambil melanjutkan kunyahannya.

Arthur tersenyum jenaka dan menusuk-nusuk pipi mengembung itu dengan telunjuknya. “Kau iri ya, Di?”

“Apa?! Iri? Tidak, biasa saja!”

“Masa? Aku tahu kau iri karena aku dan istriku setiap malam bisa melakukan hal yang aaahh.. Ssshhh.. Mmpphhh.. Nggghhh.. Yeah.. There.. F-fasterhhh.. A-akh––”

“DASAR ORANG GILAAA!”

“Hahaha.”

Arthur terbahak nista, melupakan kehadiran orangtua serta mertuanya yang kini menatapnya horor karena mendesah terang-terangan dengan wajah mesumnya.

“Kenapa kau harus menghamilinya sekarang, huh? Kau tahu sendiri dia masih kuliah!”

Jimin tiba-tiba sewot. Mendengar putranya yang seolah disalahkan, V langsung mendelik tak kalah judes.

“Heh, Jimin! Aku tidak suka ya dengan nada bicaramu itu. Kau berkata seolah-olah Artemis hamil oleh orang lain. Putrimu hamil oleh suaminya sendiri, ingat itu!”

“Tapi putriku masih kuliah, V! Tahun depan baru akan wisuda.”

“Itu bukan masalah besar! Mereka yang akan punya anak kenapa jadi kau yang rusuh?!”

Arthur buru-buru menyerobot di antara kedua lelaki berbeda jenis itu sebelum situasinya tambah panas.

“Aduh! Papah dan Appa jangan bertengkar di rumahku! Untuk masalah ini aku sudah membicarakannya matang-matang dengan Artemis. Dia memang tidak mau menunda, katanya dia ingin menjadi seorang ibu.”

Tatapan sangar Jimin perlahan melembut. Ia kini ingat, dari dulu putrinya itu kalau ditanya cita-citanya ingin menjadi apa pasti akan menjawab ingin menjadi ibu yang baik.

“O-oh, begitu ya? Maaf, Nak. Maaf kalau nada bicara Appa agak keras padamu tadi.”

“Iya, tidak apa-apa. Lagipula aku sudah kebal dengan sifat Appa yang menyeramkan seperti setan itu––”

Amor Maledicti || VKook ft. YeonRina [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang