Chapter 12

6K 140 47
                                    

Jam empat subuh waktu setempat, nampak keluarga cemara sedang jalan santai bertiga di pedalaman hutan. Habis mencari buruan malam-malam ceritanya, mulut dan tangan ketiganya pun masih belepotan darah segar.

“Mamah dan Papah dulu jadian di sana, Nak.” dengan eksaitednya Jungkook menunjukkan tempat legendaris itu kepada anaknya.

“Oh ya? Di mana, Mah?”

Sedetik kemudian Kim Arthur langsung terseret-seret karena ibunya itu langsung menggandengnya dengan semangat. V hanya menggelengkan kepalanya, terlihat sekali kalau istrinya itu sangat bahagia kembali ke tempat ini.

“Di atas sana, Nak. Di tepian sungai dekat bibir air terjun.”

Pemuda jangkung itu langsung tersenyum kikuk. Dalam hati ia merutuk kenapa harus ke tempat ini lagi. Masalahnya air terjun di hadapannya adalah air terjun yang sama dengan tragedi Artemis jatuh semalam.

Sial, ia jadi ingat lagi dengan adegan memberi nafas buatan itu bagaimana. Di mana bibirnya pertama kali bersentuhan dengan bibir seorang wanita, mana basah-basah pula.

Aduh!

“Art, wajahmu memerah? Kau kedinginan, Nak?” tanya V yang sedang membuka baju, ia mau berenang subuh-subuh sekalian membersihkan sisa-sisa darah itu.

Arthur agak terkesiap lalu mengangguk mengiyakan. “S-sepertinya begitu, Pah?” ia ikut berjongkok di sana dan mulai membersihkan mulut serta tangannya.

“Aku mau pulang duluan ke rumahnya Uncle Jimin boleh?”

“Kok buru-buru, Nak?” heran Jungkook.

“Seperti yang sudah aku bilang tadi, Mah. Aku mulai kedinginan di sini. Lagipula, kalian juga butuh quality time. Aku akan membiarkan kalian berdua.”

V terkekeh, anaknya itu tahu saja kalau ia sedang ingin pacaran dengan Jungkook.

“Ya sudah, kalau mau pulang. Hati-hati ya?”

“Iya, Pah.”

Sepeninggal anak itu, kini V langsung melemparkan senyum mesumnya kepada istri tercinta. Ia mendekat lalu memeluk tubuh sintal itu dari belakang.

“Mau berenang bersama?” tawarnya sambil endus-endus leher, Jungkook pun menoleh dan membuat ujung hidung bangir keduanya bersentuhan.

“Tentu. Bisa tolong bukakan bajuku?”

“Ow? Dengan senang hati, Sayang!”



































.

.

.

Artemis yang baru keluar dari kamarnya itu tersenyum ceria melihat Dimitri membuka pintu rumah diikuti Jimin di belakangnya. Dari hawa-hawanya, keduanya pasti sudah akur.

“Di?”

Dimitri memasang senyum teduhnya, sementara Jimin langsung menuju kamar. Mau meminta maaf sekalian melapor kepada Jennie kalau Dimitri sudah berhasil ia bawa pulang mungkin?

Amor Maledicti || VKook ft. YeonRina [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang