DELAPAN

261 65 16
                                    

Ryosuke berjalan dengan air mata yang selalu mengalir dipipi tirusnya.

"Kenapa kau lemah sekali Ryo." Ryosuke menghapus kasar air matanya berjalan dengan susah payahnya akibat menahan sakit diarea sensitifnya.

Ryosuke tidak kuat lagi, ia jatuh terduduk dijalan berbatu ini. Kakinya tak mampu menopang badannya lagi.

"Aku bahkan mengorbankan semuanya untukmu Yuto kun." Lagi-lagi Ryosuke merasakan sesak didadanya.

"Bitch."

"Aku bahkan jijik menyentuhmu."

"Tou san menyayangimu."

Perkataan kasar Yuto bahkan wajah sang ayah sebelum Ryosuke bunuh terngiang dipikirannya. Ia sudah mengorbankan semuanya tapi ini balasan atas apa yang ia lakukan.

"Masa depan bahkan nyawaku, kuberikan padamu Yuto kun hiks. Sungguh aku mencintaimu." Ryosuke memukul jalanan yang dia duduki melampiaskan rasa kesal dan kecewanya.

"ARGHHHHHHHH."

"Itte." Ryosuke meringis pelan karena jitakan cukup kuat ia terima.

Ryosuke mendongkakkan kepalanya melihat siapa yang sudah menjitak kepalanya. Seorang wanita chibi tersenyum kepadanya lalu memeluknya hangat.

"Baka ryo."

~

Yuto sudah keliling mencari keberadaan Ryosuke namun tak kunjung menemukannya.

"Sial kemana dia pergi dalam kondisi mengenaskan seperti tadi." Yuto memukul stir mobilnya kesal.

Kringgg kringgg

"Halo."

"Tapi pa?"

"Baiklah."

Tuttt tutttt

Yuto segera membanting stirnya, memutar balik arah tujuannya dengan cepatnya.

"Apa lagi yang kau mau tua bangka?" Batin Yuto dengan mata tajam dan muka marahnya.

Yuto memasukkan semua bajunya didalam koper dengan gelisah saat tiba di apato, ia memanggil-manggil Keito namun ternyata Keito sudah meninggalkan apato terlebih dahulu atas perintah ayahnya.

"Sekali saja kau menyentuhnya akan kubunuh kau."teriak Yuto sendiri lalu menarik kasar kopernya lalu segera menuju bandara.

~

"Ini adalah akhir permainan kita sayang." Yuya mengelus rambut Daiki yang duduk dipangkuannya dengan lembut.

"Permainan apa? Apa lagi yang kau lakukan sayang." Daiki menghadap ke Yuya lalu memasang muka penasarannya.

"Lepaskan aku." Teriak Ryosuke yang digeret paksa masuk oleh 2 anak buah Yuya.

"Ini dia kelinci percobaannya sudah datang sayang." Yuya mencium sekilas bibir Daiki lalu mereka berdua berdiri melihat Ryosuke yang ada dihadapannya.

"Om, tante." Ucap Ryosuke kaget saat melihat orang dihadapannya.

"Yuri kerjamu bagus selama ini." Yuya menepukan tangannya memuji kerja keras anak buahnya selama ini.

Yuri berjalan kedepan, berdiri disamping Yuya lalu menatap datar Ryosuke.

"Yuri."

"Halo Ryo maaf tidak mengenalkan diriku dengan baik. Namaku Nakajima Yuri desu." Yuri tersenyum manis.

"Nakajima Yuri?" Tanya Ryosuke bingung.

"Aku adalah adiknya Yuto nii, ah iya maaf aku lupa bilang kalau aku itu sebenarnya adik dari orang yang selama ini kau cari." Yuri memeluk kangen Yuya dan Daiki secara bergantian.

[KONTES MENULIS] EMPTY DREAM BY YAMADAPUTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang