🍁Tentang Keluarga🍁

5 0 0
                                    

"Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberi nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka)......."
(Q.S. an-Nisa' ayat 34)

*****
Assalamu'alaikum!
🎉Happy Reading🎉

"Umi! Abi pulang, Mi! Abi pulang!"

Seorang bocah laki-laki yang berusia sekitar enam tahunan, menggoyang-goyangkan lengan seorang wanita berkerudung hijau tosca yang tengah duduk melamun di depan TV.

Wanita yang dipanggilnya 'Umi' itu sedikit tersentak kaget, sebelum akhirnya mulai beralih menatap bocah itu.

"Mana, Mirza?" tanya wanita itu sambil bangkit dari sofa yang sedari tadi didudukinya.

"Masih ngobrol sama Uncle Thomas di depan."

Wanita itu, Ira, segera berlari ke arah pintu. Membukanya perlahan untuk memastikan bahwa suaminya itu memang benar-benar telah ada di depan rumah.

Dan benar saja, suaminya ada disana. Tampak berbincang-bincang santai dengan seorang pria yang dipanggil Mirza dengan sebutan 'Uncle Thomas' itu, seorang pria yang masih merupakan tetangga dekat mereka.

"Abi!" panggil Mirza.

Salman, pria berambut hitam legam dengan alis tebal yang membingkai kedua matanya itu menoleh.

Senyumannya langsung terbit tatkala melihat wajah ceria sang putra.

"Abi, cepetan pulang! Umi udah nyiapin masakan yang spesial buat kita!" teriak bocah itu lagi. Seakan sudah tidak sabar lagi menanti kedatangan ayahnya.

Dengan senyum geli, Salman berjalan menghampiri Mirza.

Bocah itu tengah berdiri di depan rumah, tepat di samping ibunya.

"Assalamu'alaikum...."

Salman mengucapkan salam pada keduanya.

"Wa'alaikum Salam..."

Mirza dan juga ibunya, Ira, menjawab dengan kompak. Tak lupa keduanya menyalami tangan Salman secara bergantian.

Lalu Mirza meraih tangan Salman dan menariknya untuk segera masuk ke dalam rumah.

"Ayo masuk, Abi!"

Salman hanya bisa pasrah, dia membiarkan tubuhnya ditarik paksa sang putra menuju ruang makan.

"Mirza... Jangan gitu, Nak. Biarin Abi istirahat dan mandi dulu. Nanti kita makan malamnya setelah Abi selesai mandi, ya?"

Ira memperingati Mirza dengan nada lembut, berharap agar anaknya itu mengerti.

Namun, yang Mirza lakukan justru menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Nggak, Umi. Mirza maunya makan malam sama Abi sekarang. Pokoknya sekarang!" Mirza bersikeras. Membuat Salman geleng-geleng kepala melihat sikap keras kepalanya itu.

"Mirza! Umi mohon de-"

Belum sempat Ira menyelesaikan ucapannya, Salman sudah terlebih dahulu menyela.

"Udahlah, Ra! Nggak usah ngelarang-larang Mirza kayak gitu. Lagian aku juga nggak keberatan kok buat nemenin Mirza makan." ucap Salman dengan nada suara sedikit meninggi.

Saat itu juga Ira merasa bahwa ada yang tidak beres dengan Salman. Tidak biasanya dia bersikap seperti itu, dan tidak biasanya juga Salman membentaknya.

Zaujah Ilal JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang