MCB. 08

680 149 245
                                    

Budayakan sebelum membaca memberi vote ⭐ terlebih dahulu ya dan jangan lupa meninggalkan vote dan komen.

Selamat Membaca

Aku melangkah ke kelasku selanjutnya yang kali ini berbeda dengan Raihan yang kutahu setelah tadi sempat merebut jadwal yang ada di tangannya dengan hati yang dongkol dan pikiran yang melayang-layang, bagaimana tidak kelas pertamaku yang sudah pusing dengan mata pelajaran matematika yang membuat otakku mendidih di tambah lagi dengan kehadiran Salsa yang sedari tadi menggoda Raihan.

Kali ini diriku tidak lagi pusing mencari ruang kelas karena ruang kelas untuk mata pelajaran sejarah bersebelahan dengan ruangan tadi hanya terpisah dengan perpustakaan. Sesampainya di kelas kulihat Cindy sudah duduk di bangku sedang berbincang-bincang dengan wanita. Aku pun menghampiri mereka.

"Hai guys." sapa ku dan duduk di sebelah Cindy.

"Hei Na, wah ternyata kita sekelas." jawab Cindy.

"Iya kan, tadi malam gue udah kasih tau lu jadwal gue."

"Oh iya, gue lupa."

"Kalian udah saling kenal?" tanya wanita yang tadi berbincang-bincang dengan Cindy.

"Iya dong kita sahabatan udah lama banget, sampe-sampe udah hafal bau kentut masing-masing ya gak Na." jawab Cindy dengan memelukku dari arah samping.

"Iya benar banget, nih gue kasih tau ya kalau kentut Cindy tuh baunya kaya 1 minggu gak BAB tau." jawabku dan selanjutnya mendapatkan timpukan di bahu.

"Enak aja, kentut gue baunya kaya molto tau."

"Hahaha kalian lucu ya semoga kita dapat berteman dengan baik, oh iya kenalin namaku Amanda." lanjut Amanda dengan mengulurkan tangannya denganku.

"Oh Amanda senang berkenalan denganmu, namaku Nana." lanjut ku dengan menjabat tangannya dan di balas dengan senyuman.

"Angket extrakulikuler." seorang laki yang bernama Bayu yang kukenal waktu MOS dulu karena dia sekelompok denganku membagikan angket tersebut kepadaku ke Cindy dan Amanda juga.

"Lu mau ikut apa Cin?"

"Udah pasti club renang dan mungkin juga sama club English, sedangkan kau?"

"Aku masih bimbang, disini tertulis harus mengikuti minimal dua ya mungkin gua ikut club melukis dan emm basket." jawabku dengan enteng dan selanjutnya mendapatkan pelototan dari Cindy.

"Kenapa lu melotot gitu mata lu udah kaya mau copot tau, emang ada yang salah?" tanyaku.

"Menurut gue lu gak salah ikut club melukis karena emang lu mahir di bidang itu, tapi yang salah itu basket. Lu gak inget apa dulu waktu SMP saat lu mau mengeshot bola kering eh malah bolanya kena hidungnya Jono sampe dia pingsan dan mimisan. Dan sekarang lu mau bergabung dengan club basket? hello belum dites juga lu udah jelas gagal, lu gak mau kan semua orang kena lemparan abal-abal lu." lanjut Cindy dan membuat diriku mendengus sebal.

"Bukannya lu dukung gue malah bilang kek gitu."

"Itu emang faktanya bodoh! Lagian lu ngapain sih ikut club basket, oh iya gue inget jangan-jangan lu ikut club basket karena Raihan ikut club itu juga."

"Kok lu tau." lanjut ku dengan cengiran khas.

"Taulah, semua yang ada diri lu gue tau."

"Iya kan sebagai pacar yang baik pasti akan ikut kemana saja pacarnya pergi." jawabku dengan polos dan tiba-tiba Cindy menjitak kepalaku.

My Cold Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang