BAGIAN 21

1.9K 152 0
                                    

Setelah perkenalan itu, mereka melanjutkan kegiatan masing-masing secara terpisah. Zeline dan Elvano melanjutkan mencari bahan untuk ritual, sedangkan Jazz, Shaq, dan Altezz kembali berburu.

Malam semakin larut, tetapi Zeline dan Elvano masih terus mencari bahan-bahan.

Hingga menjelang pagi, mereka dapat mengumpulkan semua bahan yang dibutuhkan.

"Semua bahan sudah terkumpul. Ayo kita pulang." ajak Elvano.
"Hm, ayo. Aku sangat lelah." balas Zeline.

"Ingin aku gendong?" tawar Elvano.
"Tidak perlu. Kau pasti juga lelah." tolak Zeline.

Elvano hanya bisa pasrah karena sejujurnya dia juga lelah. Tapi dia tidak tega melihat Zeline kelelahan seperti itu.

Setelah perjalanan panjang, Zeline dan Elvano akhirnya sampai di istana.

"Hei, kalian sudah kembali? Cepat sekali."

Itu suara Ezra. Tentu saja dia akan tau siapa yang masuk dan keluar istana karena dia sedang berada di taman depan.

"Lalu kau ingin aku kembali besok? Atau kau ingin aku tidak kembali?" Elvano kesal.

Bagaimana tidak? Dia baru saja kembali, bukannya disambut malah ditanya seperti itu.

"Bagus jika kau tidak kembali. Biar Zeline untukku saja." canda Ezra.

"Dasar saudara laknat! Cepat temukan mate-mu! Sampai mati pun aku tidak akan membiarkan Zeline dimiliki orang lain." ucap Elvano tegas.

"Sudahlah, Van. Aku lelah. Jika kau ingin tetap berdebat, lanjutkan. Aku akan masuk lebih dulu." ucap Zeline.

Dia benar-benar kelelahan. Ingin segera membersihkan diri dan berbaring di kasur empuknya. Tetapi malah kembali terhenti oleh perdebatan kecil.

"Maaf. Ayo masuk, kau pasti lelah." ucap Elvano lembut.

Dia segera menggandeng tangan Zeline dan masuk.

Di dalam, keluarga Melviano dan Reinaldo sedang berkumpul.

"Zeline/Elvano." ucap Ratu Arabelle dan Ratu Aileen bersama.

Semua orang yang tadinya sedang bercanda segera menengok ke pintu masuk.

"Oh, Zeline, Pangeran Elvano. Kalian sudah pulang?" tanya Fian.
"Belum! Ini arwahku!" kesal Zeline.

"Kau ini bodoh atau bagaimana? Sudah jelas mereka ada di depan mata mu dan kau masih bertanya?" Rasen ikut kesal.

"Sudah sudah. Zeline, Elvano kalian sudah menemukan semua bahan yang dibutuhkan?" tanya Raja Axelle.

"Sudah, Yang Mulia." Jawab Elvano.
"Baiklah kalau begitu kalian segera istirahat. Biar bahan-bahan itu maid yang mengurus." lanjut Raja Axelle.

"Tidak. Panggilkan tabib. Aku akan segera membersihkan diri dan setelah itu aku akan meracik ramuan nya bersama tabib." ucap Zeline.

"Bukankah kau lelah? Lagipula apakah kau bisa meraciknya?" tanya Ezvan.
"Tentu saja bisa." Jawab Zeline mantap.

"Baiklah kalau itu keinginanmu." putus Raja Axelle.
"Kau yakin, Ze? Kau bilang sangat lelah." tanya Elvano ragu.

"Tenang saja. Aku bisa mengatasinya." Zeline tersenyum lembut.

Lagi-lagi Elvano hanya bisa pasrah. Apapun keputusan Zeline, dia pasti sudah memikirkan nya dengan matang sesuai dengan kemampuan dirinya.

"Baiklah. Kalau begitu aku akan mengantarmu ke kamar. Tidak ada penolakan." ucap Elvano

Elvano mengantar Zeline sampai depan kamar.

"Terima kasih." ucap Zeline.
"Aku hanya mengantarmu ke kamar, tidak perlu berterima kasih seperti itu." Elvano sedikit bingung.

"Bukan itu. Terima kasih sudah mau menemaniku mencari bahan-bahan sampai kau bertemu salah satu rivalmu. Ah, mungkin sekarang bukan rival." Jelas Zeline.

"Tidak apa. Selagi itu bersamamu, aku merasa senang." ucap Elvano.
"Aku ingin mandi. Kau istirahatlah, Van." ucap Zeline.

"Baiklah." Elvano tersenyum lembut kemudian menuju kamarnya.




Minggu, 14 Jun 2020

Masih ada yang nungguin update kah?
Semoga aja masih ya hehe

Thanks for coming❤️

ZELINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang