6

1.4K 138 2
                                    

Warning!!!!

Chapter ini mengandung kata² yang tidak baik untuk ditiru jika kalian tak berkenan sebaiknya kalian skip ya.

Sekian

•••


"Kau tinggal dimana?"

"Saya di Distrik H dekat sini,Yamanaka-san."

"Oh aku pun tinggal disana," Jawab ino sangat antusias.

"Benarkah?"

"Hm ... kau jangan formal seperti itu panggil aku ino-chan saja aku ingin lebih dekat dengan mu,"

"Ha'i,ino-chan."

"Itu terdengar lebih baik," ucap Ino.

"Aku belum pernah melihatmu di kompleks?"

"Aku jarang berada di rumah,"

"Oo ... begitu,"

"Kau bekerja?" Tanya ino yang dibalas anggukan.

"Dimana?"

"Di salah satu tempat,"

Hening beberapa saat tak ada percakapan diantara keduanya. sedangkan Hito sedang terlelap tidur di pangkuan Ino saat perutnya sudah terisi penuh.

Namun seseorang mengintruksi memanggil secara tiba-tiba ...

"Wanita rendahan" Lantas keduanya baik Ino maupun Hinata menoleh membalikan badan secara bersama saat seseorang memanggil,sedangkan di lain sisi Hinata terkejut bukan main"

"A-ayah" gumamnya masih tak percaya.

"Sedang apa ayah disini?" Kembali bertanya meski rasa keterkejutan masih ada.

"Memang aku tidak boleh berada disini," jawabnya dengan nada sinis.

"Tidak.Bukan seperti itu," sangkal Hinata dengan cepat.

"Dengar!Jangan panggil aku Ayah," Papar pria tersebut dengan amarah yang membuncak.

"kalau begitu enyahlah dari pandanganku," ujar Hinata geram tak terasa air mata mengalir hingga pipi.

"Kau berani melawan padaku,hah!Aku bersyukur tak memiliki anak rendahan sepertimu namun kau harus menanggung dosa ibumu," ujar pria tersebut yang tak lain adalah Hiashi masih dengan di selimuti oleh amarah.

"BERIKAN IBU PADAKU,"Jeritnya sambil menangis meraung.

"Tidak.tidak sampai ia mati aku ingin ia mati secara perlahan hahaha" Jawab Hiasi sambil tertawa puas penuh bangga.

"KEPARAT!" Perlahan berdiri menghampiri pria tua itu lantas menarik kerah baju-Nya dengan sangat Kuat"BERIKAN IBU PADAKU SIALAN!!" ucapnya di depan wajah sang pria.

Plak

Tamparan keras diberikan pada pipi kanan mulus Hinata membuat ruam merah yang kentara.

"Aku tidak kecewa saat menjual dirimu pada Tsunade, aku sangat bahagia aku bisa berjudi dan membayar hutang-hutang ku dengan uang yang kumiliki dari hasil menjual dirimu," Ungkap Hiashi.

"Dan kau tau saat aku memberikan dirimu padanya aku seperti melenyapkan mu secara perlahan Hahaha." Sambungnya sambil terbahak-bahak.

"Dengar aku tidak akan memberikan ibu mu padamu. Saat tau ibu mu membuat ku kecewa dan kau ternyata bukan anaku aku sangat marah, aku serasa di permainkan oleh Dunia"

Baishunfu [売春婦]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang