16

1K 113 15
                                    

Dapat bonus dari hasil kerjanya membuat Naruto hari ini bersenang-senang,terlihat ia sedang berada di salah satu kedai ramen populer,Ichiraku. Ia memesan begitu banyak porsi ramen yang akan ia makan,ini adalah makanan kesukaanya sejak masih berbentuk embrio.

"Paman,tambahkan aku satu mangkuk lagi," ucap Naruto padahal ramen dalam mulutnya masih penuh ia juga sudah menghabiskan 6 porsi ramen.

"ah baik," ucap paman Teuchi pemilik kedai tersebut.

Setelah beberapa menit menunggu untuk ramen selanjutnya akhirnya ramen pesanan Naruto datang.

"aish... belahan jiwaku datang," ungkap Naruto sangat senang saat paman Teuchi memberikan semangkuk ramen dengan kepulan asap pada dirinya.

"ya....ya.. makanlah yang banyak,"

"sepertinya kau hari ini sangat senang sekali?"

"aishh...apa aku terlihat sangat gembira?"

"itu terlihat jelas,"

Kemudian Naruto pun tertawa sampai terbahak-bahak hampir saja ia tersedak.

"Ah,,,melihat kau seperti ini membuat aku ingin menagih hutangmu,"

"aish...paman mengapa membahasnya aku jadi tidak bernafsu untuk makan," dengan kesal Naruto menghentikan acara makan ramennya, paman Teuchi ini membuat moodnya buruk selalu mengingatkan hutangnya setiap kali ia akan makan ramen. Entah apa yang membuat ia selalu berhutang padahal gaji menjadi dokter di Uchiha Hospital cukup tinggi tidak sebanding dengan harga semangkuk ramen.

"Apa salahnya pemilik kedai menagih hutang? Aishh...hutangmu bahkan lebih menakutkan dari setan,"ucap paman Teuchi gondok dengan Naruto yang susah sekali untuk membayar,jika saja bukan pelanggan setianya sudah ia bunuh dan dagingnya akan ia cincang lalu memberikanya pada pelangganya secara percuma, tapi sayangnya buanglah pikiran jauh-jauh itu jika tidak ingin berurusan dengan kepolisian. Terlepas dari itu semua ia juga sudah sangat mengenal dekat dengan keluarga Uzumaki namun hanya Uzumaki junior lah yang selalu berulah terlebih selalu berhutang dan susah untuk membayar.

"oh astaga, berlebihan sekali paman ini. Hampir saja aku akan mengumpat,"

"Dan kurang ajar sekali bocah ini, cepat bayar."titahnya

"ok ok berhubung aku sedang berbaik hati dan mendapatkan jakcpot aku akan membayarnya," ucap Naruto sangat bangga,belum sempat paman Teuchi berbicara ia sudah terlebih dulu berucap " aku tahu,tak perlu tersentuh seperti itu aku jadi malu,"

"apa yang kau katakan,"

"sudahlah aku pergi,hutangku akan ku bayar lewat transfer," ucap Naruto sembari berdiri.

"berapa kali kau bilang akan mengirimnya tapi tidak,"

"kali ini sungguhan,"

"Awas saja jika belum kau kirim juga,"

Naruto pun tak menghiraukan ucapan terakhir pemilik kedai tersebut dan pergi bergegas dari kedai.

"Hah bagaimana bisa Kushina dan Minato mencetak anak sepertinya," gumamnya saat Naruto telah pergi dari pandangan.

.

.

.

Setelah keluar dari kedai masih saja Naruto menggerutu tak jelas menumpahkan kekesalannya di sepanjang jalan parkir. Namun,ia tak sengaja melihat seseorang yang ia kenali lantas menyebrang menghampirinya.

"Hito,sedang apa disini?dan kenapa menangis,hm?" melihat anak temanya itu menangis sesenggukan sendiri ia pun mencoba menghiburnya.

"hiks...hiks Hi-hhito mengompol,"ucapnya meski terbata-bata dengan isakan tangisnya. Saat mendengar itu sepontan ia melirik pada celana yang sudah sangat basah.

Baishunfu [売春婦]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang