7

1.3K 145 2
                                    


"Merasa lebih baik?" Tanya Hinata pada Ino sesaat setelah menerima pertolongan oleh perawat yang memberikan pengobatan padanya.

"Hn,terimakasih sudah membawaku,"

"Kau ini bicara apa?sudah seharusnya aku melakukanya terlebih kau terluka karena ku," Hinata kembali murung.

"Harus berapa kali ku katakan kita 'kan teman," Ino kembali menenangkan sembari tersenyum

"Padahal kita baru mengenal kau sudah terluka demi diriku,"

"Karena kau itu manis dan kau seperti mengingatkan ku pada seseorang,"

"Benarkah?siapa?" Jawab Hinata antusias.

"Suatu saat aku akan menceritakannya."

"Ah ... sayang sekali," merasa kecewa.

"Sekarang bukan waktu yang tepat,"

"Aku baru sadar pria itu belum kembali dari urusanya."

"Siapa?Kiba?" Tanya Hinata.

"Memang siapa lagi yang mengantarkan kita kemari?" jawab Ino balas bertanya.

"Mungkin urusanya sangat penting."

"Dia itu kekasihmu?" Tanya Ino berniat untuk menggoda

"Kiba?dia itu pemilik caffe yang berada di seberang taman itu,aku mengenalnya karena aku sering berkunjung," ujarnya menjelaskan.

"Begitu.Kupikir ia menaruh rasa padamu,"

"Jangan bercanda.Kita tak ada hubungan yang lebih spesifik,"

"Entahlah,tapi yang kulihat dari sorot matanya berbeda,"

Drtt drtt drtt ...

Tiba-tiba ponsel Hinata bergetar lantas ia mengambilnya yang berada dalam tas.mengecek layar ponsel siapa seseorang yang menelpon dirinya saat ia akan mengangkat sambungan sudah terputus.Beberapa detik kemudian 1 pesan masuk lantas Hinata membukanya.

[Jika kau tidak sibuk telepon aku kembali,]

"Tak biasanya Tsunade-sama menelpon jika tidak ada hal penting"batinya merasa heran.

"Hinata.kenapa?" Tanya Ino.

"Ah,tidak. Aku akan keluar sebentar untuk menelpon seseorang tunggulah," kata Hinata yang di balas anggukan oleh Ino lantas Hinata keluar dari ruang rawat mencari tempat yang nyaman untuk kembali menelpon.

Tuutt tutt tutt

'Oh .... Hinata aku ada kabar baik untuk mu' ujar Tsunade antusias di seberang sana saat kembali tersambung.

"Memang kabar baik apa?" Tanya Hinata.

'Ada yang ingin bermalam dengan mu dengan bayaran sangat tinggi'

"Kupikir kabar baik apa,"batinya.

Menghela napas " Tsunade-sama. Kau tau peraturan ku 'kan saat seseorang ingin bermalam dengan ku,tak peduli jika ia memberi imbalan sebanyak apapun," Ujar Hinata mencoba mengingatkan.

'Aku tau. Aku sudah mengingatkan syarat-syarat padanya'

"Jika begitu aku tutup,aku ada urusan yang lebih penting.Penjelasan lebih detailnya nanti saja,"jawab Hinata sembari langsung menutup panggilan tanpa memberikan sepatah kata untuk Tsunade berbicara.

Menggenggam ponsel dengan sangat kuat mencoba melampiaskan berbagai emosi marah,kesal,sedih dan lainya yang berkecambuk pada dirinya. Ia serasa ingin menyerah karena lelah,mencoba kuat namun rapuh.jujur ia tak sanggup 'tuk terus menggoda para pria setiap ia sehabis melakukan tugasnya, ia akan menangis sendirian jijik pada tubuh kotornya tidak ada tempat untuk mengadu ia sendiri.

Baishunfu [売春婦]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang