34. ALVARO : THIRTY-FOUR PERMINTAAN MAAF

2.4K 176 7
                                    

Happy Reading, guissss

Kalau ada typo tolong ditandai ya 😊

Aku up sekarang aja ya....

***

34. ALVARO : THIRTY-FOUR PERMINTAAN MAAF

Bahagiamu adalah bahagiaku juga. Sesimple itu.

***

Qia ingat saat dirinya kelas 9 SMP Denzel menembak dirinya waktu awal semester 1. Dan hubungan itu telah berakhir sekarang.

Qia tersentak, saat air dingin mengenai wajahnya. Ternyata Alvaro menatap datar dirinya.

"Jangan ngelamun!" peringatnya.

Qia menatap sekitar kembali, pukul 5 subuh teman-teman Alvaro berbondong-bondong mencuci mobil serempak. Qia yang tadi masih kuyu disuruh Alvaro bangun awal.

"Kalau lelah, duduk aja," kata Alvaro mengingat kondisi Qia.

"Lelahku menjadi lillah Mas," sahut Sergio seraya terkekeh.

"Lagi dong Kak Gio gombalnya yang gumush," pinta Alister. "Alister mau juga buat pacar Alister nanti."

"Boleh-boleh, mau tingkatan jelata atau dewa?"

Yasa yang mendekati Yasmine berdecih. "Lo itu amatiran gak profesional kek gue."

Yasa memandang Yasmine. "Tahu gak bedanya kamu sama angin?"

Yasmine mengerutkan kening. "Tahu. Aku manusia, angin itu bukan manusia."

"Salah sayangku. Angin itu menerbangkan layang-layang. Kalau kamu itu menerbangkan hatiku!" balas Yasa mencolek pipi Yasmine, sengaja meninggalkan noda busa.

"Anjir babi! Babi! Berani sekali dia Ro, hajar Ro hajar!" kompor Kelvin.

"Botakin rambutnya!" pinta Bagas yang tahu Yasa phobia rambut gundul.

"Oh Bagaskara engkau sungguh tega. Meredupkan cahaya dalam langkahku. Berubah gelap, sesuram wajahmu saat tahu gebetanmu ditikung temanmu!"

"Bernada!" kata Sandi yang mengisi ember dengan air. "Tapi sepet didengar!"

"Kalau iri bilang bos! Kan lo kaku, mana bisa ngegombal kek gue!"

Jevan berdecih. "Gak ngejablay aja lo?"

Sergio tertawa. "Akhirnya sekarang pada nyerang Yasa Gandenol. Doaku terkabul Ya allah tidak sia-sia aku tahajud 7 hari 7 malam."

"Bego sekali. Tahajud itu pertengahan malam habis lo tidur," peringat Kelvin yang dari tadi main ponsel di teras, enggan membantu katanya masih mau nuntasin game.

"Sok tahu! Emang lo pernah tahajud?" tanya Yasa sewot.

"Enggaklah! Kan gue kristen!" katanya membela diri. "Dibanyakin dong baca-baca Al-Qur'an Sa."

"Denger tuh! Lo udah diingetin tinggal jalanin!" kata Bagas bijak.

"Emang Kak Yasa belum lulus jilid ya?" tanya Alister dengan muka watadosnya.

"Mau nampol mulutnya boleh gak ini?" tanya Yasa gemas. Tapi Yasmine melotot tidak terima.

"Maaf sayangku, enggak kok. Aku sayang anak kecil." Yasa menguyel kedua pipi Alister gemas. Tersenyum lebar.

Lap mobil melayang mengenai belakang kepalanya. Yasa mengumpat keras-keras. "WOI BANGCAD! Siapa niiii?"

"Gue," kata Alvaro mengangkat tangan. Yasa langsung kicep memberi tanda peace.

A L V A R O : Scorso [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang