42. ALVARO : FOURTY-TWO PERASAAN & CHATERINA

2.2K 181 19
                                    

Happy reading

***

42. ALVARO : FOURTY-TWO PERASAAN & CHATERINA

Terjebak dalam keraguan pilihan begitu menyesatkan. Karena jika salah pilihan gerbang kehancuran malah terbuka.

***

Alvaro sangat menyayangi Chaterina sebagai kakak seniornya. Tapi ia belum bisa bicara lebih jauh mengenai Chaterina pada Qia.

Apa aku pernah mencintai Chaterina?

Hatinya terus bertanya-tanya. Ia yakin kalau dulu ia hanya menyayangi sosok Chaterina sebagai saudara. Hanya teman, karena memang ia dan Chaterina berada di dunia model yang sama. Karena hanya Chaterina yang berani mendekatinya.  Bahkan sangat friendly walaupun Alvaro selalu mengacuhkan keberaannya.

Alvaro menghampiri Qia yang duduk di pinggiran ranjang. Memainkan ponsel.

"Qia," panggilnya. "Kita harus bicara."

Kepala Qia mendongak. Binar bahagia itu setiap hari seperti semakin meredup. Walaupun sore ini Qia tersenyum tipis padanya.

Suasana canggung juga malah semakin mendominasi.

"Soal hubunganku dengan Chaterina," katanya ragu. Qia tidak merespon. Tapi Alvaro sudah yakin Qia akan mendengarkannya.

Ia mendudukkan badan di sisi ranjang yang kosong. Tidak terlalu dekat, Alvaro menyisakan jarak.

"Kami hanya teman, tidak ada hubungan spesial yang terjalin di antara kita. Semua yang ada di media hanya hoaks," kata Alvaro.

Napas beratnya berhembus. Hal yang paling dibenci Alvaro ialah berbicara panjang kali lebar. Walaupun dulu waktu kecil ia sering melakukannya tapi sekarang itu terasa begitu memuakkan. Tapi sejak ada Qia ia tidak bisa kalau tidak membuka suaranya.

"Dia menyayangiku mungkin juga mencintaiku," cerita Alvaro. "Aku juga menyayanginya. Bagiku dia seperti kakak seniorku, kami sering bersama karena hanya dia teman perempuanku."

Teman perempuan? Bukannya itu terlalu indah. Chaterina memang semenarik itu, membawa pesona yang indah.

"Berkali-kali ia selalu menyatakan perasaannya tapi berkali-kali pula aku tidak menanggapinya. Ambisinya persis seperti Ameera. Bagiku hati ini beku,  dulu aku hanya mencintai Yasmine dan Mommy. Tidak ada perempuan lain."

"Lalu apa saja yang sering kalian lakukan?" tanya Qia. Ia meremas tangannya kuat. Menatap mata Alvaro akan menimbulkan kesakitan.

"Seperti yang kamu lihat di media sosial. Kami sering hangout bersama. Ia sering mengunjungi rumah ini dan apartemenku untuk mengajakku keluar. Yasmine tidak menyukainya, karena memang Chaterina juga tidak menyukai anak kecil. Interaksi kami hanya sebatas bergandengan tangan dan berpelukan. Tapi itu dia yang selalu memulainya."

"Sebatas itu?" tanya Qia lirih.

Alvaro memejamkan matanya. "Beberapa kali kami pernah berciuman di club malam," katanya sesak. "Dan aku lupa diri. Aku berubah selalu merindukan dirinya setelah itu. Semua itu tidak bertahan lama setelah teman-temanku menyadarkanku. Aku seperti salah jalan."

"Bahkan kita hampir tidur bersama. Dia melakukan segala cara agar ambisinya tercapai. Aku hampir jatuh dalam perangkapnya. Akhirnya kejadian di pesta itu terjadi," ungkap Alvaro.

Qia memejamkan mata. "Kalau aku tidak minum jus jeruk itu, Chaterina yang akan berakhir tidur denganmu dan mungkin bisa saja hamil begitu?" Mulutnya terasa gatal tidak bertanya.

A L V A R O : Scorso [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang