Back.04

3.3K 340 33
                                    

[Kejadian yang sama persis, sama seperti apa yang terjadi di masa lalu]

Chenle .Dengan langkahnya yang berat keluar dari dalam Mobil Sport bewarna putihnya.
Di bahu kanannya tersandang sebuah Tas hitam dengan merek yang terkenal.

Jantungnya memompa dengan begitu cepat.
Jaemin disana ,berdiri di hadapan semua mahasiswa baru.

Sama seperti dahulu, ketika Chenle menjadi seorang Siswa baru di SHS-Neo Technology.
Senior yang mengurus para junior.

Chenle tak bisa mengalihkan tatapannya pada Jaemin.

Jaemin nampak begitu mempesona, tampan ,gagah luar biasa dengan balutan baju kous putih dengan di bagian luar di balut sebuah Almamater hitam .

Chenle dengan langkahnya yang sedikit mengendap masuk kedalam barisan.Tentu tanpa mengalihkan tatapannya dari sosok Jaemin.

[Kenapa kau berubah sangat banyak, Jaemin Hyung?
Tidakkah kau merasa kasihan kepada jantungku ini?]

Chenle mendramatisi.

"Selamat datang!! Untuk kalian para mahasiswa baru-"

Salah satu Senior yang berdiri di  samping Jaemin memulai.

Dengan senyap-sepi,para mahasiswa baru pun menyimak dan mendengarkan para Senior di hadapan mereka bergilir memberikan pidato mereka.

Sangat membosankan sebenarnya, Chenle mengantuk di buatnya.

Tetapi, setelah waktunya giliran Jaemin yang berpidato. Entah kenapa mata yang tadinya hendak terpejam itu tiba-tiba saja jadi terbuka lebar-lebar.

Jaemin berbicara dengan begitu lembut namun tetap terdengar begitu tegas.Tanpa ada yang bisa membantahnya.

Senyum manisnya juga tetap terkembang, walau hanya setipis kertas.

Chenle meleleh di buatnya.Lagi terpesona.

Sial!

Sekali lagi.

Kejadian hari ini sama persis seperti 3 tahun yang lalu.
Hanya bedanya, dahulu dia datang kesekolah tidak menggunakan Mobil. Tetapi dengan Bus sekolah.     

Sibuk dengan pikirannya yang melayang ke masa SMAnya dahulu.Dimana dia juga pernah dalam posisi seperti saat ini.
Dengan Jaemin yang juga menjabat sebagai salah satu senior penanggung jawab siswa baru.

Chenle jadi tak menyadari, kalau semua mahasiswa baru telah di bubarkan oleh Jaemin untuk di berikan tugas di hari pertama mereka menjadi seorang Mahasiswa: Mengumpulkan minimal 50 tandan tangan para senior semester 3.

"Chenle?"

Suara lembut Jaemin terdengar. Membuat bulu kudup Chenle meremang halus.

Mengerjapkan matanya beberapa kali.Chenle mendongak.

Jaemin berdiri tegak dihadapannya ,lengkap dengan senyuman manis.

"Eoh...h-hai!!"

Chenle menyapa dengan kikuk.

Jaemin terkekeh " Hai- selamat pagi! "

Chenle tersenyum.

"Awalnya aku ingin mengajakmu berangkat bersamaku, tetapi-- aku  tidak enak hati untuk mengganggu tidurmu yang nyenyak-"Paparnya jujur.

Memang sebelum memutuskan untuk berangkat ke Kampus.Jaemin sempat berhenti dan terpaku lama berdiri di depan pintu gerbang kayu kecil rumah Chenle.

Hendak mengajaknya untuk berangkat bersama, namun Jaemin teringat satu hal.

Kebiasaan Chenle :Yang tak bisa di ganggu tidurnya ,atau dia akan menangis seperti bayi.

Jika mengingat hal tersebut Jaemin pasti akan dia buat tertawa terpingkal-pingkal.

Tetapi untuk saat ini,Tidak.

Sekali lagi.Dia tidak ingin menggangu tidur nyenyak seorang Zhong Chenle yang manja.

Jadinya ,Jaemin memutuskan untuk mengirim sebuah pesan singkat.

Setelahnya pergi.

   

"Huh?!!"..

Jaemin sekali lagi terkekeh.Kedua tangannya dia masukkan kedalam saku Almamater nya.
Matanya sedikit melengkung karna masih terkekeh.

"Chenle ~ya...semua mahasiswa telah di bubarkan, mengapa kau masih disini berdiri. Sendiri. Menungguku ya?"

Seringai jahil Jaemin dengan kedua alisnya yang bergerak naik turun.Membuat Chenle meringis.

Kepala besar Chenle menoleh kekanan dan kekiri.
Kosong.

Tak ada lagi barisan mahasiswa. Sepertinya karna keasikan bernostalgia dia sampai tak mendengar ketika Seniornya membubarkan barisan.

"Ka-kalau begitu aku sebaiknya pergi" Dengan tergagap. Chenle membungkukkan sedikit tubuhnya.

Hal tersebut sedikit banyak membuat Jaemin tidak suka.

Terlalu kaku,untuk seseorang yang sebenarnya saling mengenal dekat  dan juga pernah memiliki sebuah hubungan yang spesial di masa lalu.

Jaemin merasa sedikt kecewa .

Mengapa Chenle bersikap begitu kaku terhadapnya?

Mengapa Chenle seperti enggan untuk berdekatan dengannya?

Sebenarnya pertanyaan-pertanyaan  ini sudah ada di kepala Jaemin sejak di pertemuan pertamanya dengan Chenle.
Jaemin dapat merasakan, gesturs ketidak nyamanan dari Chenle.

Tetapi kenapa?

Pertanyaan yang sama.Seperti dahulu berputar di kepala Jaemin.

Ketika dengan sepihak Zhong Chenle memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka yang sebenarnya baik-baik saja(?).

Tetapi kenapa?

Yang hanya di jawab hembusan angin dingin.

Sebab Chenle yang memutuskan untuk pergi begitu saja.Bahkan sampai memutuskan untuk pindah sekolah ke Negri asalnya.China.

Tbc

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 

Puzzle Piece{MinLe}☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang