Hari-hari rawat inap Seokjin sudah berlalu. Seokjin pulang lebih cepat, karena ia memaksa ingin pulang. Meski awalnya hal tersebut ditentang oleh Jungkook dan yang lainnya, tapi menimbang pernyataan dokter yang mengatakan bahwa Seokjin sudah pulih, mereka pun menyetujui permintaan Seokjin.
Siang ini, mereka sudah ada di ruang televisi apartemen Seokjin. Jimin, Jungkook, dan juga Taehyung memutuskan untuk menginap satu malam ini. Selain untuk menjaga Seokjin, mereka juga rindu berkumpul dengan Seokjin yang sudah kembali bugar.
Ting tong.
Suara bel berbunyi, Jungkook yang membukakan pintu. Sosok tetangga baik Seokjin muncul dari balik pintu sembari membawa parsel buah, Jung Hoseok. Ia datang begitu tau Seokjin sudah pulang.
"Hoseok-hyung, masuklah."
"Wah sedang banyak tamu, ya. Aku jadi tak enak." Hoseok mengintip ke dalam, mendapati Seokjin tengah melambaikan tangan menyuruhnya masuk.
"Jin-hyung, mianhae aku baru bisa melihat keadaanmu. Aku akan berkunjung lagi nanti, okay. Nikmati waktu kalian! Nanti aku telepon kamu, hyung!" ucap Hoseok dengan senyum andalannya. Ia memberikan parsel buah itu kepada Jungkook lalu pamit pergi.
"Ah betul, aku sudah lama tak membuka ponselku. Ada dimana ya?" Sudah hampir seminggu Seokjin tak memegang ponsel, karena selama di rumah sakit ia hanya bed rest tak melakukan apa pun.
Ponselnya diamankan oleh Taehyung. Taehyung mengambil barang persegi itu dari tas selempangnya lalu memberikan ponsel tersebut kepada Seokjin.
Adalah cerita panjang bagaimana Taehyung bisa menjadi si pemegang ponsel hyung-nya. Awalnya ponsel itu dipegang oleh Jungkook, tapi Taehyung memaksa ingin menyimpannya. Jungkook yang tak mau berdebat dan menanyakan alasan Taehyung pun langsung memberikannya.
Taehyung perlu melakukan sesuatu di ponsel Seokjin. Ya, ia sudah menghapus pesan-pesan yang Jisoo kirimkan--plus ia memblokir kontak Jisoo. Taehyung jadi sedikit licik.
Saat Seokjin menerima ponselnya, ia sempat heran mengapa pesan dari Jisoo tidak ada. Ia ingat betul Jisoo mengirimi banyak pesan sebelumnya, tapi mengapa bisa hilang? Seokjin menggeleng pelan, ia tak mau memikirkannya.
Taehyung melirik Seokjin dalam diam. Mian, hyung.
"Aku akan memasakan sesuatu." Jungkook beranjak dari sofa menuju dapur. Ia pergi memeriksa isi kulkas, mencari sesuatu untuk ia olah. Sementara yang lain tengah menikmati acara variety show di televisi.
"Yang barusan itu temanmu, hyung? Kemarin juga dia membantu saat kau pingsan." Jimin melirik ke arah kanan dimana Seokjin berada. Posisi duduk mereka adalah Seokjin duduk di tengah-tengah Jimin dan Taehyung.
"Iya, dia Jung Hoseok, aku sangat suka dia karena dia menyenangkan," jawab Seokjin. "Kuharap aku bisa mengenalkannya pada kalian secepatnya."
Taehyung menatap buah-buahan pemberian Hoseok, "Hyung, kau mau? Aku potongkan pirnya."
"Boleh, kamsahamnida, Taehyung-ah."
Taehyung membawa buah-buahan ke arah dapur, tempat dimana Jungkook tengah membuat sesuatu. Jungkook sempat melirik kedatangan Taehyung tetapi ia kembali fokus pada adonan camilannya. Ia melapisi potongan mozarella dengan ham sebelum memasukannya ke adonan tepung dan tepung roti.
Taehyung mengambil pisau yang terletak di dekat Jungkook. Tak ada pembicaraan. Mereka berdua masih canggung, belum bisa membaur--atau hanya Taehyung.
Saat Taehyung selesai menuci buah pir tersebut, ia lalu memotongnya ke dalam mangkuk. Suara irisan pisau pada cutting board terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
into me. (TAEJIN) ✔️ - REVISI
Fanfiction[Completed] Taehyung ingin mati, ia sudah tidak mau melanjutkan hidupnya. Namun, saat ia hendak menjatuhkan diri pada sungai, orang asing datang dan menahannya begitu saja. "Kalau kau tidak bisa menjawab pertanyaanku, kau tidak boleh melompat." *** ...