Chapter 20: Photograph.

1.1K 115 26
                                    









Taehyung membuka mata perlahan. Selimut tebal menggulung tubuhnya yang dibalut kaus putih berlengan panjang. Taehyung masih berusaha sadar sepenuhnya. Semalam. Rasanya ia bermimpi sangat indah, bersama Seokjin.

Ah, mungkin karena ia sedang sangat merindukan Seokjin.

Saat sudah bisa mengumpulkan kekuatan untuk duduk, Taehyung menyadari bahwa kasur yang ia pakai bukan kasur miliknya. Pun kamar ini. Interiornya sama sekali bukan interior kamar milik Taehyung. Taehyung mengusak kedua matanya berkali-kali, takut masih bermimpi. Saat ia melirik ke arah nakas, ada action figure Mario yang akan Taehyung berikan pada Seokjin. Juga boneka karakter Mario berukuran kecil di sana.

"Apa aku ada di tempat Seokjin-hyung?"

Suara berisik dapur makin menguatkan dugaan Taehyung. Ia bangun begitu ada seseorang yang membunyikan wajan dan spatula.

Saat membuka pintu, ruang tv familiar ini memang milik apartemen Seokjin. Taehyung berjalan perlahan menuju dapur, mendapati Seokjin tengah memasak. Ia mengenakan sweater berwarna coklat, juga apron.

Senyum Taehyung mengembang.

"Kau sudah bangun?" tanya Seokjin begitu menyadari Taehyung sudah berdiri di belakangnya. Taehyung hanya mengangguk, menatap Seokjin yang sedang memasak Haejangguk.

Seokjin mendengus, "Kalau kau bertanya-bertanya mengapa kau terbangun di apartemenku. Kemarin kau datang kesini dengan sangat mabuk, jadi aku membiarkanmu menginap."

Taehyung hanya mengangguk mendengar penjelasan Seokjin. Ia memang tidak mengingat apa pun perihal mengapa ia bisa ada di kamar Seokjin, memakai pakaian yang bukan miliknya.

"Perlu kubantu, hyung?" tawar Taehyung. Ia merasa tak enak hanya diam dan menonton saja.

"Tak perlu, kau tunggu saja di depan. Kita sarapan bersama. Aku sebentar lagi selesai." Seokjin menoleh dan memberikan senyuman. Manis sekali.

Ruang depan yang dimaksud Taehyung adalah ruang televisi. Ruang televisi ini cukup lebar. Selain set sofa, di sampingnya terdapat meja makan lesehan tempat biasa Seokjin makan sendirian.

Taehyung duduk duluan di depan meja, sembari menyalakan televisi.

Tak lama, Seokjin datang membawa nampan berisi mangkuk sup Haejangguk, nasi, telur mata sapi, kimchi, karage. Seokjin memasak apa saja yang ada di dalam kulkasnya.

Setelah meletakkan makanan di atas meja, Seokjin yang masih memakai apron pun terlihat berusaha melepas ikatan apron yang ternyata diikat dengan tali mati. Bodoh.

Taehyung memerhatikan Seokjin yang tengah kesusahan. "Bisa, hyung?" Ia ikut berdiri.

"Kurasa aku mengikatnya dengan simpul mati," ucap Seokjin, dibalas kekehan Taehyung.

Tanpa diminta, Taehyung langsung menarik pinggang Seokjin untuk mendekat, menubruk tubuh Taehyung dramatis. Seokjin terkesiap, ia reflek hanya memandang wajah Taehyung sebelum saatnya Taehyung memutar badan Seokjin. Taehyung membuka ikatan kuat tersebut dengan cepat. "Sudah."

"O-oke, terima kasih."

Setelah selesai dengan urusan apron dan nampan yang sudah diletakkan kembali di dapur, Seokjin duduk bergabung bersama Taehyung. Mereka memakan sarapan pukul delapan mereka ini bersama.

Beruntung hari ini adalah hari Sabtu. Taehyung tidak bekerja di toko.

"Apa aku melakukan sesuatu kemarin?" Taehyung bertanya di tengah sarapanannya.

into me. (TAEJIN) ✔️ - REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang