Alarm ponsel berdering. Seokjin terbangun dengan paksa tak kala sinar matahari pun mulai mengintip dari jendela. Tangannya meraba-raba nakas, berusaha meraih ponsel untuk mematikan alarm tersebut.
Seokjin duduk, diam sejenak untuk mengumpulkan kesadarannya. Jam menunjukkan pukul 06.30 saat Seokjin melihat ponselnya tadi. Hari ini adalah hari Sabtu, kedai masih belum buka.
Drrt. Drrt.
Pesan masuk dari seseorang. Saat Seokjin membuka ponselnya, ia membaca satu pesan dari Taehyung yang menyapanya pagi ini. Senyum Seokjin mengembang tanpa sadar.
From : KimTae
Sudah bangun, hyung? Jangan lupa sarapanmu.
Seokjin tak berniat membalas pesan itu sama sekali. Sampai saat Seokjin hendak beranjak dari kasur, ponsel yang sudah disimpan di atas nakas itu kembali bergetar.
From : KimTae
Kau pasti sudah melihat pesanku, kan? Saranghaeyo, hyung.
Bola mata Seokjin hampir melompat dari tempatnya. Memang betul Taehyung sudah sering mengatakan bahwa ia mencintai Seokjin. Tapi jika mengatakannya sampai lewat pesan seperti ini, ini adalah kali pertamanya.
Pesan yang masuk lewat SMS itu Seokjin tutup. Ia mengusap-usap wajahnya yang memanas. Seokjin tak paham dengan dirinya sendiri. Mengapa ia harus menjadi gugup seperti ini?
"Haish, anak itu benar-benar," gumam Seokjin yang masih menatapi pesan tersebut.
"Seokjin-hyung."
Suara Taehyung yang menyebutnya dengan lembut kemarin tiba-tiba terngiang. Kejadian yang membuat Seokjin berhasil salah tingkah itu seakan baru saja terjadi tadi.
"Yak, kau Taehyung, kau mau ap-"
Cup.
Taehyung mengecup pelan pucuk hidung Seokjin secepat kilat, lalu ia kabur sedetik kemudian. Seokjin yang kesulitan untuk bangun dengan cepat pun tak bisa mengejar Taehyung.
"Yak! Kau! Awas kau!"
"Maaf hyung, aku kelepasan," Taehyung bergelak tawa saat sudah berdiri di dekat pintu menuju keluar. Sedang Seokjin baru berhasil untuk bisa duduk di sofa.
"Kelepasan? Alasan macam apa itu?" tanya Seokjin yang sudah salah tingkah. Telinga Seokjin memerah malu dan wajahnya terlihat panik, membuat Taehyung menahan tawanya sekeras mungkin. Taehyung sudah gila.
"Aku janji takkan melakukannya lagi, kumohon biarkan yang satu itu ya, hyung." Taehyung berujar cepat sembari sudah memutar kenop pintu.
"Aku pulang, jaga dirimu."
Blam.
Pintu tertutup setelah Taehyung keluar dan pamit dengan cepat. Seokjin belum sampai menyampaikan sumpah serapahnya pada anak itu.
"Aku bisa betul-betul gila," gumam Seokjin sembari mengusap-usap tengkuknya.
Clek.
"Hyung?"
Pintu kembali terbuka dengan menampilkan hanya kepala Taehyung yang mengintip. Seokjin terperangah dengan tingkah Taehyung saat ini. Belum sempat Seokjin bertanya, anak itu sudah membuka mulutnya lagi,
"Saranghae," ucapnya lalu kembali menutup pintu.
Seokjin benar-benar tercengang sekaligus syok. Ia tak bergerak sama sekali kecuali hanya mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
into me. (TAEJIN) ✔️ - REVISI
Fiksi Penggemar[Completed] Taehyung ingin mati, ia sudah tidak mau melanjutkan hidupnya. Namun, saat ia hendak menjatuhkan diri pada sungai, orang asing datang dan menahannya begitu saja. "Kalau kau tidak bisa menjawab pertanyaanku, kau tidak boleh melompat." *** ...