"Aku tak butuh apa-apa, Jin, tak usah repot-repot."
"Paling tidak aku akan membuatkanmu Miyeokguk. Kau diam dulu di sini, hangatkan tubuhmu."
Seokjin mengajak Taehyung ke apartemennya setelah kakaknya sudah pergi. Sebenarnya ada banyak pertanyaan di benak Taehyung kini. ia penasaran, mengapa Seokjin bisa membatalkan kepergiannya ke Jepanh. Belum lagi dengan ucapan ulang tahun dari Seokjin yang tiba-tiba. Tapi apa pun itu, Taehyung sangat bersyukur. Baginya ini merupakan kado ulang tahun terbaik yang bisa ia dapat. Seperti keajaiban.
Taehyung saat ini sedang duduk di sofa dengan selimut yang membuntal tubuhnya hingga menjadi kepompong. Seokjin yang melakukannya. Di depannya ada secangkir cokelat panas yang buru-buru Seokjin buat. Kini Seokjin yang masih sedikit canggung sudah bersiap dengan mantelnya untuk pergi membeli bahan-bahan sup rumput laut.
"Tunggu dulu, Jin."
"Apa? Butuh sesuatu?"
Taehyung mengangguk, "Mendekatlah."
Seokjin patuh. Ia yang sebenarnya sudah memutar kenop pintu itu berjalan mendekat selagi Taheyung melepaskan buntalan selimut yang melilit tubuhnya. Melihat itu, mata Seokjin melotot. "Jangan dilepas, tubuhmu masih dingin!"
Taehyung tak mau basa-basi. Ia buru-buru memeluk erat tubuh Seokjin saat pria itu sudah mendekat. Waktu rasanya berjalan terlalu cepat sampai rasanya tidak nyata. Seokjin hanya membawanya ke apartemen tanpa percakapan apa pun dan langsung memberinya selimut, cokelat panas, lalu hendak pergi lagi.
"Sebentar, aku masih rindu," bisik Taehyung sembari memejamkan mata. Dagunya bertumpu pada bahu Seokjin, ia mendekap erat pria itu untuk mendapatkan rasa hangat.
"Semakin cepat aku pergi, semakin cepat aku kembali, Tae," jawab Seokjin pelan.
"Aku kan sudah bilang, tak perlu sup rumput laut. Aku cuma butuh kau."
"Tetap saja aku harus-"
"Kalau begitu kita pergi bersama saja."
"Jangan! Kau masih kedinginan! Mengapa kau tak mau membiarkan aku menebus rasa bersalahku."
Taehyung mendengus sebal, orang ini benar-benar tidak peka. "Kalau begitu hangatkan tubuhku jika kau memang merasa bersalah."
Seokjin terhenyak kaget begitu Taehyung menariknya jatuh ke atas sofa. Tubuhnya masih didekap Taehyung. Seokjin buru-buru membenarkan posisinya karena tak mau menindih tubuh lelaki di hadapannya. Namun karena tak mau melepaskan Seokjin, Taehyung mengunci tengkuk pria yang kini duduk di pangkuannya itu.
Mata mereka bertemu. Seokjin tertegun melihat betapa teduhnya mata Taehyung saat ini. Ia kadang tak mengerti, mengapa sepasang mata tajam Taehyung bisa berubah menjadi sangat menangkan seperti ini.
"Kim Seokjin," sebut Taehyung sangat dalam. Lagi-lagi Seokjin dibuat tertegun karena jarang Taehyung menyebut namanya dengan lengkap seperti itu. Taheyung mendapati ekspresi Seokjin saat ini begitu menggemaskan--hanya melihat tanpa berkata apa-apa. Taehyung tersenyum.
"Kau tak akan pernah paham seberapa banyak aku mencintaimu."
Wajah Seokjin memerah, ia tak kuasa menahan tawanya saat mendengar apa yang Taehyung ucapkan. Taehyung tak mengerti mengapa Seokjin malah tertawa lepas. Tapi ia senang.
"Apa, sih, kenapa tertawa?"
"Habisnya kau, selalu mengatakan hal yang menggelikan seperti itu! Hahaha!"
"Yak, menggelikan katamu? Aku serius!" Taehyung menyentil lembut ujung hidung Seokjin yang memerah. Ia lalu menarik tengkuk Seokjin ke dalam dadanya. Seokjin masih tertawa dan membuat Taehyung sedikit malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
into me. (TAEJIN) ✔️ - REVISI
Fanfic[Completed] Taehyung ingin mati, ia sudah tidak mau melanjutkan hidupnya. Namun, saat ia hendak menjatuhkan diri pada sungai, orang asing datang dan menahannya begitu saja. "Kalau kau tidak bisa menjawab pertanyaanku, kau tidak boleh melompat." *** ...