♪ TERNYATA

39 8 2
                                    

"Karena hati tak perlu memilih, ia selalu tahu kemana tepatnya harus berlabuh."


Keesokan harinya...

Pagi yang cerah membuat Aisley tak betah untuk tidur. Namun rasa mengantuk masih menerpanya karena semalam ia begadang. Kebetulan hari ini adalah hari Minggu.

"Huammm," Suara menguap Aisley sambil mengulurkan badannya.

"Masih ngantuk, mandi aja deh biar ga ngantuk," Gumamnya seakan bermonolog dengan sendirinya.

Ia pun segera menuju kamar mandi yang terletak di sebelah kamarnya. Setelah selesai ia membantu ibunya di dapur.

"Nak, tolong bantu ibu belikan bubur ayam langganan kamu dekat lapangan itu," Pinta ibu Aisley.

"Baik Bu, beli 3 kan?" Tanyanya untuk memastikan.

"Iya dong seperti biasa."

"Aisley pergi dulu ya, Bu. Assalamualaikum."

Setelah itu ia langsung bergegas menuju garasi untuk mengambil sepeda kesayangannya yang terparkir disana.

Perlahan ia mengayuh sepedanya sambil menikmati udara segar pagi ini juga pemandangan sunrise nan indah. Sungguh inilah nikmat yang telah Tuhan berikan.

Tak terasa, akhirnya ia sudah sampai di warung bubur ayam.

"Bang, bubur ayam 3 dibungkus, tak usah pakai kecap," Ujar Aisley pada Si Abang penjual buryam.

"Siap, tunggu ya!"

Sreett....
Terdengar suara seseorang sedang menghentikan sepedanya yang membuat Aisley mengalihkan pandangannya ke asal muasal suara tersebut.

"Siapa sih, kok kaya ga asing." Batinnya.

Alangkah terkejutnya Aisley karena orang tersebut menghampirinya dan duduk di bangku yang berada tepat di sebelahnya.

"Bang, bubur ayam 2 ya dibungkus," Ujar orang tersebut.

"Siap, tunggu ya!"

Orang tersebut belum menyadari jika dia mengenali orang yang berada tepat di sampingnya.

"Kok ketemu lagi sama lu," Celoteh orang tersebut setelah menyadarinya.

"Ga sengaja."

"Dingin amat lo," Ujar orang tersebut.

"Hm."

"Kebetulan ada buryam, keliatannya enak terus jarang banget nemu di komplek lama yang aku tinggali di Ibu Kota dulu," Celotehan orang tersebut semakin membuat Aisley merasa terganggu.

"Ga nanya." Seperti biasa hanya jawaban singkat yang dilontarkan Aisley.

"Ngasih tau, Ley."

"Owh aja."

"Rumahmu dimana?" Tanya Araska kembali.

"Disana." Jawabnya dengan dingin dan singkat.

"Dimana?"

"Kepo banget sih," Celoteh Aisley dengan ketus nya.

"Yaudahlah, btw rumahku ga jauh lho dari sini," Ujar Araska yang masih berusaha membuat suasana tidak sepi.

"Owh."

Tak lama Aisley pun meninggalkan Araska sendirian. Karena pesanan bubur ayamnya sudah jadi. Ia pun kembali mengambil sepeda yang diparkiran di samping warung buryam tersebut.

Aisley tak langsung pulang ke rumah. Ia malah mampir ke lapangan sebentar untuk sekedar mencari suasana segar di luar. Ia memandangi dari sudut ke sudut. Dan pandangannya sontak terhenti ketika melihat seseorang yang tak asing baginya.

ARASLEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang