♪ CURIGA

9 2 0
                                    

"Pikiran itu yang seolah-olah membuat hati menjadi gelisah."

Ini sudah hari keesokannya dan hari ini adalah hari Minggu. Namun, Aisley masih termenung memikirkan tentang hal yang terjadi beberapa waktu ini. Lebih tepatnya tentang Araska. Ia juga terkadang berdoa supaya sikap Araska kembali seperti semula. Entah ada apa dengan hatinya.

"Nak sarapan dulu ibu sudah siapkan makanan kesukaan kamu." Teriak ibunya membuyarkan lamunan Aisley.

"Tapi aku mau jogging dulu Bu."

"Okelah hati-hati nak!"

at field...

Keadaan di lapangan sudah ramai sekali, Aisley melakukan pemanasan dahulu sebelum jogging. Dan setelah selesai ia pun mulai untuk joggingnya. 
Sudah 1 putaran ia putari lapangan tersebut. Ia pun masih melanjutkannya lagi karena dirasa masih kurang.

"Bused rame bener nii lapangan." Suara itu mebuyarkan lamunan Aisley saat ia sedang jogging. Pasalnya ia mengenali sekali akan suara itu. Ia mencari di sekitarnya. Ternyata nihil mungkin itu hanya bayang-bayangnya saja.

"Huaaaaa....." Aisley berteriak terkaget karena benar sekali tiba-tiba orang yang dicari tadi sudah ada di depannya. Untung saja tidak tertabrak.

"Kaget ya lo." Ujarnya tanpa berdosa.

"Kigit yi li..." Jawab Aisley dengan kesalnya.

"Sorry, sorry. Btw sendirian aja lo?"

"Ga berdua."

"Sama siapa?"

"Sama lo gitu kok, ARASKA ADLY." Ketus Aisley. Ya benar sekali orang itu adalah Araska. Rasanya memang dunia sempit sekali.

"Oiya bege banget gue, gue ikutan jogging bareng lo ya."

"Terserah lo deh."

"Ternyata dia ga sedingin yang gue kira." Batin Araska sambil sedikit tersenyum.

"Apa ini adalah jawaban dari doa-doaku, Araska tidak lagi cuek, bodoh ah, aku tidak peduli." Batin Aisley yang merasa aneh dengan hatinya sendiri.

Mereka pun akhirnya jogging bersama. Di tengah-tengah jogging Araska selalu menjahili Aisley. Hal itu membuat Aisley merasakan sesuatu yang berbeda.

"Huhhh capek juga." Desisnya pelan.

"Gue pulang duluan ya, Ka." Araska langsung mencekal tangan Aisley yang hendak pergi.

"Gue anter."

"Gila lo, trus sepeda gue gimana?"

"Ya udah gue ikutin lo dari belakang."

"Terserah." Jawab Aisley kembali dingin.

Dari kejauhan sepasang mata sedari tadi memperhatikan mereka.

Liat aja gue ga terima Ley kalau lo deket sama Araska, tunggu aja. Batin orang itu.

Mereka pun pulang, Aisley mengayuh sepedanya dengan cepat. Tak mempedulikan Araska yang sedari tadi menyuruhnya untuk berhati-hati. Dan akhirnya pun sampai, mereka langsung masuk ke rumah masing-masing yang bersebelahan itu. Tanpa saling bercakap.

"Kenapa sikapku yang dingin bisa luluh ya kalau ada di dekatnya." Batin Aisley.

Dilain tempat yang tidak jauh, Araska merasa perlahan bisa mencairkan sikap dingin Aisley. Tapi ini rasanya belum seberapa.

***

"Lik, ayo ke kantin laper lupa bawa bekal." Ajak Aisley yang sambil menarik-narik tangan Lika.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARASLEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang