Part 4. Menyimpannya Sendiri

1.1K 61 6
                                    

Sekilas info.
Novel Khanza 1 dan 2 sdh ready.
Khanza 1 idr 110k,  dan Khanza 2 idr 120k.
Bs diorder di Admin 081934380674.

Bisa juga dibaca tamat di KbmApp dan Karya Karsa.

Selamat membaca.

******************

"Nona Khanza baik-baik saja?" tanya Elly khawatir saat mereka duduk di dalam mobil. Supir hanya melirik dari spion depan. Sejak tadi, ia pun khawatir.

Khanza menghela napas panjang, mengembuskan perlahan. Ia menoleh ke samping kiri, kemudian tersenyum.

Senyum khas Bos-nya masih sama sejak pagi tadi, saat mereka baru bertemu. Padahal Elly tahu persis kejadian di dalam. Dirinya sendiri seakan tak sabar. Sumpah serapah tertahan.

Sejak keluar dari ruangan meeting di kantor tuan Arsel, Khanza tidak berkata sepatah kata. Pembawaannya tenang, seolah tak terjadi apa-apa.

Padahal, Elly merasa harga diri Khanza sedang dipermainkan. Tatapan Arsel seperti binatang lapar yang menemukan mangsa, saat menatap perempuan anggun yang duduk di sampingnya.

"Nona mau mampir ke coffe shop?" tawar Elly sembari memecah keheningan sepanjang perjalanan.

"Kita langsung ke kantor saja."

Elly mengangguk tanpa membantah. Hening, hingga mobil yang ditumpangi mereka berhenti di depan lobby perusahaan.

"El, tolong rahasiakan apa yang tadi kita alami ." Wajah Khanza biasa saja saat mengatakannya.

Elly kembali mengangguk. Ia turun dan mengitari di bagian belakang mobil, kemudian membukakan pintu buat Khanza.

"Tolong bawakan cokelat hangat ke ruangan saya," pesan Khanza saat keluar dari mobil.

"Baik, Nona."

Khanza melangkah menuju ruangannya. Ia hanya tersenyum saat berpapasan dengan beberapa karyawan. Meskipun ini hari pertama Khanza resmi menjadi bagian dari perusahaan, mereka sudah tidak asing dengan wajahnya.

Tiba di ruangannya, Khanza mengunci pintu dan berjalan menuju pintu khusus yang terhalang rak buku di samping  meja kerjanya.

Ia memasuki kamar pribadinya itu. Merebahkan diri sejenak. Matanya terpejam, dan meluncurlah air yang mampu ditahannya sejak tadi. Beberapa menit, cukup baginya kembali menguatkan hati.

Ponselnya bergetar tanda sebuah pesan masuk. Ia gerakkan tangannya membentuk sebuah pola, sehingga terbaca pesan singkat dari Elly.

Khanza meletakkan ponselnya di atas kasur. Ia mendudukkan tubuhnya, sebelum benar-benar bangkit menuju kamar mandi.

Gadis itu menatap pantulan dirinya di depan cermin wastafel. Matanya sedikit sembab.

Ia meletakkan tangannya di bawah sensor kran air, menangkup dengan kedua tangan, diusapkan pelan ke wajahnya, sehingga kini tampak lebih segar. Diraihnya tisu di samping wastafel guna mengeringkan sisa air di wajahnya.

Khanza kembali menghela napas panjang. Sebelum akhirnya menuju meja rias, dan membubuhi wajahnya dengan sedikit polesan natural.

"Nona baik-baik saja?" Pertanyaan yang pertama kali didengar saat ia membuka pintu ruangannya untuk Elly.

"Rasanya, hanya kata-kata itu yang kamu hapal," goda Khanza dengan senyum khasnya.

Elly tersipu. Di sisi lain, ia senang Bosnya kembali berkata-kata, setelah sekian menit yang dilalui mereka selama perjalanan, Khanza lebih banyak diam.

"Letakkan di sana saja!" pinta Khanza sambil menunjuk meja di depan sofa panjang.

"Terima kasih," ucap Khanza lagi saat Elly melakukan permintaannya.

(Sesion 2) Pernikahan di Atas Kontrak BisnisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang