Chapter 3 || Lucasku ||

1.4K 153 51
                                    

"Lucas, bagaimana keadaan Athanasia?"

"Ah yang mulia, sepertinya tuan putri memasuki dunia lain, dari yang saya perhatikan mana Tuan putri tetap stabil namun jiwanya sedang tidak bersama tubuh ini. Kemungkinan tuan putri tidak akan tersadar jika Ia terus berada di Dunia tersebut."

"Dunia apa yang kau maksud?"

"Saya kurang tahu jelasnya, namun tuan putri pasti akan kembali dan paling lama Ia akan kembali 1 tahun."

"Apakah kau bisa ke tempat tersebut?."

"Tentu saja saya bisa, terlebih lagi mana tuan putri sangat mudah untuk di temukan oleh saya namun tentu itu juga tidak mudah karena ketika kita akan berteleportasi ke dunia/tempat yang sangat susah dijangkau itu akan memerlukan banyak mana." Jelas Lucas.

"Bagaimana dengan Athanasia?."

"Kemungkinan ditempat tersebut Tuan Putri tidak dapat menggunakan sihirnya tapi tenang saja Saya dan Tuan Putri masih terhubung dengan gelang yang saya pakaikan pada Tuan Putri." Jelas Lucas sembari menunjukkan lengan kanannya yang terdapat gelang pita merah juga.

Entah kenapa hati Claude sedikit sesak ketika melihat Lucas lebih tau tentang keaadan putrinya dan bahkan terhubung dengan putri, apakah dirinya iri melihat itu? Cemburu? Tidak, mana mungkin seorang Claude merasakan cemburu hanya karena hal seperti itu.

"Berapa lama lagi Kau dapat kesana? Aku memberimu tugas untuk menjaga Athanasia. " Ucap Claude dengan wajah sedikit khawatir, sedikit. Hanya sedikit. Sampai sampai terlihat seperti biasanya.

"Mungkin sekitar 29 hari lagi, tentu saja saya akan melaksanakan tugas itu dengan baik yang mulia." Jawab Lucas dengan menunduk hormat kepada Claude.

"Ah, maafkan Kami sudah merepotkanmu. Yang mulia sangat khawatir pada Tuan Putri jadi berjuanglah tuan penyihir!." Seru Felix dengan tangan yang menyatu seakan memohon.

"Iya, mohon berjuanglah tuan penyihir." Ucap Lili diangguki para pelayan lain juga dengan wajah berbinar binar seakan hanya Lucas satu-satunya harapan mereka.

🍪🍪🍪


di Malam hari ~

"Ughh, hei Lucas! Apakah Kau tega menyuruhku tidur di sofa?." Tanya Athanasia sembari mengembungkan pipi sebal.

"Kau jelek dan bau sana mandi!."

"Aku tidak memiliki pakaian! Kalau saja sihirku dapat digunakan aku dengan mudah bisa memakai baju lain, uhh." Gerutu Athanasia sembari memukul mukul angin.

"Pakai saja pakaianku, mungkin akan sedikit kebesaran. Oh tidak, kau kan gendut pasti itu akan pas dengan badanmu. Lihat saja pipimu itu yang mau tumpah!." Ejek Lucas dengan wajah mengucilkan.

"Ih dasar tidak kau dan tidak dia sama sama menyebalkan." Ujar Athanasia sembari memukul mukul punggul Lucas.

"Aww, berhentilah itu sakit. sana cepat mandi bodoh."

"Ah ya ya ya."

Athanasia pun bergegas membasuh badan dan memakai baju. Saat sudah mandi Ia baru ingat bahwa melupakan handuk.

"HEIII LUCASS!! AKU LUPA MEMBAWA HANDUK. BISAKAH KAU AMBILKAN AKU HANDUK DAN KEMARI?." Teriak Athanasia sembari menutupi area, ehmm... you knowlah.

"APA? KAU INGIN MANDI BERSAMAKU?. OKE TENTU SAJA BOLEH." Goda Lucas sembari mencari handuk.

"BODOH!!!!!!!!!!."

.
.
.
.

"Hei apakah ini cocok denganku?." Ucap Athanasia sambil memperlihatkan dirinya ketika memakai kaos lucas yang ternyata kebesaran.

Who Are You ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang