Chapter 8 || Pangeran Tertampan ||

1.1K 132 159
                                    



"Baa!~"

"Anjir!." Lucas mendongak kaget sebab Athanasia yang datang tiba-tiba memunculkan wajahnya didepan mata.

"Huh? Anjir?."

"Ya, ketika kamu kaget kamu wajib mengatakan kata itu."

"Jika tidak?."

"Kamu akan dihukum."

"Oh~" Athanasia pikir akhir-akhir ini Lucas selalu memberikan kosakata baru, semacam Goblok yang digunakan ketika melihat sesuatu yang indah, anjay yang digunakan ketika kagum, wkwk yang digunakan ketika ketawa melalui benda pipih, wani piro ketika akan memberi sesuatu, skuy ketika hendak mengikuti sesuatu dan sekarang anjir digunakan ketika kaget. Namun semua itu hanya boleh disebutkan ke orang-orang tertentu.

Kini Athanasia sedang menyantap bola daging berkuah di kantin sekolah bersama Lucas."Ahh~ Nikmat sekali rasanya."

Lucas yang melihat Athanasia hanya tersenyum kecil rasanya menyenangkan ketika melihat si anjing miliknya bahagia karena sebuah makanan, terasa ada kesenangan sendiri baginya.

"Ah! Lucas, aku ingin ke kamar mandi! Aku lupa belum buang air besar pagi tadi." Ucap Athanasia bergegas ke kamar mandi dan tanpa pikir panjang Athanasia segera berlari ke kamar mandi.

"Mau dianta---

Belum Lucas melanjutkan ucapannya, seluruh siswa di kantin menatap Lucas jijik seolah berfikir sesuatu yang mesum. Lucas yang menyadari tatapan itu langsung balik menatapi tajam satu-satu siswa yang melihatnya, tentu saja itu membuat mereka menunduk ketakutan. (Secara gituloh Lucas anak 'pippp' :v)

---------------------------------------------------

Sekitar 10 menit Athanasia membuang ampasnya, kini perasaan melegakan mengitari perut ratanya. "Ah~ Nikmat yang sesungguhnya adalah buang air besar." Athanasia memasang wajah leganya, namun seketika seseorang mengacaukan aktivitas melegakan itu.

"Ah K-kau... Emm, Athanasia?." Ujar sesosok gadis menarik kecil ujung seragam Athanasia.

Athanasia yang tahu itu menatap perempuan itu balik.

Gadis itu terlihat gugup, tampak secara jelas dari badannya yang bergetar dan cara bicaranya berbata-bata.

Rambut panjang berwarna coklat, iris biru terang bak danau suci, bibir kecil yang terus bergetar. Gadis itu jelas mirip dengan jenneth.

"I-ini kamu menjatuhkan pita ra- ambutmu."

Athanasia kaget ketika gadis itu mengulurkan pita rambut yang tadinya Athanasia pakai.

"Oh terima kasih!."

Terlihat jelas semburat merah di pipinya. "Apa? Mengapa dia begitu gugup?."

"Ak- aku. Bo-boleh?."

Athanasia mengerutkan keningnya. "Apa?."

Gadis itu mulai mengangkat mulut, matanya menutup kuat-kuat sebelum mengatakan "APA AKU BOLEH BERTEMAN DENGANMU?."

"Apa?." Athanasia masih bingung dengan situasi ini. Mengapa gadis dihadapannya begitu gugup? Apa dia tidak memiliki teman?.

"Ah- Maaf aku lancang mengatakan itu, lupakan saja. A- aku pergi dul----

"Kamu kenapa? Bukankah kita memang teman?."

Raut wajah gadis itu tiba-tiba berubah menjadi terkejut, seakan apa yang diucapkan Athanasia tidak mungkin dikeluarkan.

Who Are You ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang