Hanya sekedar mengaguminya, mampu menghilangan rasa yang pernah ada untukmu."Pokoknya kalian nggak boleh ngebantah apapun yang diucapin senior-senior kalian di depan!" Tegas salah satu anggota OSIS di depan semua siswa yang mengikuti kegiatan MOS.
Yah, hari ini adalah hari pertama angkatan 42 SMA KARTIKA mengikuti MOS. Kegiatan ini memang rutin dilakukan setiap tahunnya untuk mengenalkan lingkungan kepada siswa-siswa.
Namun tatapan gadis itu tak lepas dari sosok yang berdiri sambil tertawa lepas bersama teman-temannya. Ia sedari tadi tak berkedip sedikitpun hingga sesuatu membuyarkan semuanya. Nama Vero sudah empat kali dipanggil di mic.
"Sekali lagi saya panggil VERO CLAUDIA ZAHRA!"
Aduh mampus deh itu kan nama gue, ya ampun Ver itu kan nama lo, dasar ceroboh banget tau. Sesegera mungkin ia menuju lokasi sumber suara."Maaf kak saya yang namanya Vero Claudia Zahra" Ucap Vero kepada kakak di depannya.
"Jadi lo masuk gugus bunga Tulip ya" Jelas kakak kelas.
"Iya kak, makasih kak." Ucap Vero.
Cewek di depan mikrofon itu hanya membalas dengan anggukan saja. Sombong amat sih cantik-cantik tapi jutek, batinnya.
Berjalan ia menuju gugus yang dituju. Dari kejauhan sekilas sepertinya gugus yang ditempati Vero terlihat ramai. Kebanyakan dari mereka sudah bercengkrama satu dengan yang lain. Vero sendiri belum menemukan teman yang cocok.Namun siapa sangka kakak gugus Vero adalah cowok tampan yang sedari tadi ditatap terus oleh Vero.
"Vero udah nggak ya ini, kayaknya sih udah." Jelas Rifki pada Vero. Vero hanya bisa menggeleng-gelengan kepala. Bener gak ya kakak ini panggil gue?
"Iya tunggu biar gue absen aja Ki." Ya disangkanya Vero dirinya tapi ternyata Vero yang lain. Tapi Vero yang menjadi sasaran mata Vero dirinya
"Oke semuanya. Kalian sekarang baris 3 banjar ke belakang ya. " Perintah Rifki
"Iya kak." Semua menjawab kecuali Vero yang masih takjub melihat pesona kakak kelas tersebut.
Diabsen semua anggota gugus Tulip. Sampai pada saat nama Vero dipanggil
"Vero Claudia Zahra." Vero memanggil nama cewek itu sambil menggerutkan dahi. Ternyata namanya sama kayak gue."Ada kak!" Jawab Vero antusias
Setelah semua dipanggil.Mereka masih diam di tempat, sambil menunggu ketiga kakak gugus itu selesai berunding. Ada yang ngobrol sana-sini, benerin tali sepatu, makan permen diam-diam. Tapi Vero hanya mengamati kembali cowok yang sudah membuat dirinya benar-benar terlena. Sepuluh menit sudah mereka berbaris, akhirnya mereka dipersilakan juga masuk ke kelas tempat dimana mereka akan mulai MOS hari ini.
Gugus Tulip menempati ruang kelas XI IPS 3. Ruangan nuansa lukisan doodle perpaduan corak batik begitu menarik dalam hati Vero sih keren banget malah. Tidak sia-sia perjuangan belajar Vero karena bisa masuk ke sekolah ini. Walau lumayan jauh dari rumah tapi sekarang rasa itu terbayarkan sudah saat ia memasuki area sekolah itu. Apalagi sekarang ia bertemu dengan sosok yang mampu membuatnya jatuh cinta atau jatuh hati . Vero duduk dibangku paling tengah nomer tiga dari depan. Dia duduk di samping cewek berambut panjang.
"Hei nama lo siapa?" Tanya cewek tersebut
"Gue??"
"Iya elo siapa lagi coba, lo kan duduk disebelah gue."
"Vero Claudia Zahra, panggil aja Vero."
"Gue Andin Rahma, panggil Andin atau Rahma juga boleh, tapi Andin aja sih biar ada sebutan baru di sini."
"Bisa aja lo.?
Sepertinya Andin tipe orang yang terbuka ke siapapun. Buktinya ia bisa langsung bercanda. Brukk..! Suara pintu kelas yang tiba-tiba kebuka dengan keras. Terlihat cowok itu tampak marah pada cewek di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
As Real As You and Me
Teen Fiction"Asal lo tau orang yang paling hebat untuk memendam, paling takut untuk bilang itu gue..." ~ Vero Misi Vero menjadikan Ve sebagai pacar palsu selama 60 hari malah membuat perasaan cinta menjadi sesungguhnya. Mereka terikat dengan perasaan masing-ma...