CHAPTER 10; GELANG TASYA

909 117 17
                                    

Selamat membaca kisah Anastasia:)

WARNING!!!

CHAPTER INI MENGANDUNG BAWANG, SIAPKAN MENTAL.

CHAPTER INI MENGANDUNG BAWANG, SIAPKAN MENTAL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tidak bisa memilih. Keduanya terasa menyakitkan, dan aku tidak mau kamu merasakan sakit lagi karena pilihanku"

👽👽👽

Kenzo berdiri depan rumah Kelvin. Bukan tanpa alasan, dia berdiri disini. Dia mendapatkan tugas kerja kelompok dan kebetulan berada dalam satu kelompok dengan Kelvin.

"Tunggu seben--"

Mata Tasya membulat sempurna melihat siapa yang datang dan itu adalah hal yang menggemaskan bagi Kenzo.
"Masuk, Kelvin di kamarnya."

Kenzo mengangguk, lalu masuk kedalam rumah Tasya.

Sebelum masuk, Kenzo sempat membisikan beberapa kata yang membuat Tasya membeku sempurna.

"Gue akan nunggu lo."

Shit. Jantung Tasya berdegup kencang. Dia tidak suka cara Kenzo yang membuat jantungnya berdetak. Dia tidak menyukai Kenzo, dan itu akan berlaku seterusnya.

Tasya menatap punggung Kenzo yang semakin mengecil. Detak jantungnya sudah kembali normal. Dia masih belum terbiasa dengan sikap Kenzo yang selalu mengejutkannya.

Tasya masuk ke dalam rumah, menemui Kalista dan menceritakan semuanya. Tentang Kenzo yang terlihat mengerikan baginya dan kata-kata pedas Rey tadi siang.

"Bunnn...,"

"Kenapa, Sya?"

"Sini deh. Sya pengen cerita."

Kalista memperhatikan putri-nya yang kini duduk di meja makan sambil memakan camilan.

"Kenapa?" tanya Kalista. Kini dia sudah duduk didepan Tasya, sambil memakan camilan yang sama.

"Sya pengen pacaran, Bun."

"Bunda gapunya pacar Sya, coba cari di dapur barangkali ada," canda Kalista membuat Tasya kesal.

"Ih, Bunda. Serius dulu. Ini masalah urgent banget."

"Tapi, cowok yang Sya suka tadi malah ngambek. Sya dikasih kata-kata pedas, ngalahin sambel Bunda pedas nya. Masih nempel di hati Sya, gimana kata-kata itu."

Melihat putri sulung nya galau, membuat Kalista terkekeh kecil.

"Gapapa Sya, itu resiko. Harus siap mental. Kamu kuat gak buat lanjutin? Kalo iya lanjutin, kalo nggak udahan. Kan gampang, gausah galau ah. Kalau kamu galau makan nya lebih banyak. Bunda rugi."

Mendengar ejekan Bunda nya di-akhir, membuat Tasya merengek kesal.

"Tapi, Bun. Sini deh," ujar Tasya sambil mengibas-ngibaskan tangannya di udara.

ANASTASIA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang