2💓

17.7K 696 27
                                    

PART 2

Matahari bersinar cerah, dengan cepat Keisha bangkit dan membuka jendela kamarnya. Dia mandi kemudian langsung mencari pelayan buat tanya apa yang harus Keisha kerjakan. "Kak, em ... apa yang harus  aku kerjakan hari ini?" tanya Keisha, berusaha bersikap ramah meski sebenarnya dia takut.

"Kamu turunlah," perintah Inna, sambil mengelap kaca jendela.

"Tapi, Kak. Kenapa aku harus turun?" tanya Keisha, heran.

"Kamu disuruh makan sama Tuan Jack. Cepatlah! Beliau sudah menunggumu di bawah," sahut Inna entah kenapa terdengar sinis. Sikapnya berbeda dari pertemuan semalam.

Karna malas berpikir yang bukan-bukan, Keisha segera turun dan menemui Tuan Jack di meja makan.

"Selamat pagi, Tuan. Anda tidak salah mengajak saya makan? bukannya saya di sini untuk bekerja, Tuan?" tanya Keisha berusaha memberanikan diri. Dia bersikap seolah biasa saja meski dalam hatinya gelisah.

"Makanlah!" perintah Jack tanpa menatap ke arah Keisha. Dia bersikap acuh tak acuh. 

Karna tidak mau membuatnya kesal,   Keisha langsung menurutinya dan tak ingin lama-lama deket denganya.

"Apa Inna sudah menjelaskan pekerjannya padamu?" Jack bertanya sambil tangannya meletakkan gelas minum.

"Belum, Tuan. Kami baru saja bertemu dan langsung disuruh datang kemari," jawab Keisha, apa adanya.

"Oh," Jack sudah beres makan dan tak lama kemudian, menatap keisha.

"Apa ada yang bisa saya lakukan, Tuan?" tanya Keisha karna Jack terus menatapnya. Keisha salah tingkah.

"Ehem! Tidak. Untuk sementara waktu, tugasmu membereskan rumah dan jangan keluar kemanapun tanpa sepengetahuanku!" Ingat Jack, menyadari bahwa Keisha, tidak punya identitas, ditambah lagi gadis itu pernah bermasalah dengan orang jahat. Sebisa mungkin Jack akan melindunginya dengan cara memberikan pekerjaan rumah pada Keisha.

Setelah menjelaskan segalanya,  Jack pergi ke kantor tanpa mengucapkan sepatah kata. Dia benar-benar tidak sabar, Jack bukanlah pria pemalas, dia sangat disiplin.

Keisha membersihkah bekas makan Jack dan mencucinya di dapur, saat sedang sibuk-sibuknya, Inna masuk mengagetkan Keisha. "Bukankah kau tadi tanya pekerjaan," ucap Inna melihat Keisha dari belakang.

"Eh! Kak, Inna. Maaf, Kak. Sebenarnya  saya sudah diberitahu tentang pekerjaan apa yang harus saya lakukan. Tuan Jack menyuruh saya membersikan rumah, setelahnya tidak ada lagi," Jelas Keisha, apa adanya.

"Apa?! bukankah aku yang disuruh menjelaskan apa tugas yang harus kamu lakukan?!" Seru Inna, tidak percaya.

"Tapi, Kak--"

"Sudahlah! Turuti saja perintah tuan Jack," tukas Inna, meningalkan Keisha dengan sedikit kesal. Inna tidak seperti Inna yang tadi malam, Keisha yang tadinya lega berubah jadi muram karna keangkuhan Inna.

Dengan cepat Keisha mengerjakan pekerjaan rumahnya agar Inna lega dan mau jadi sahabatnya.

****

Jack Alexander adalah anak dari pengusaha sukses, dia satu-satunya pewaris perusahaan Alexander Group. Perusahaan yang menangani di bidang, perhotelan, resort, dan juga  mall-mall yang saat ini sudah menyebar di seluruh penjuru dunia.

Jack dulunya ramah kepada semua orang, dia mempunyai kekasih yang sangat amat dicintainya. Apapun akan Jack lakukan asal kekasihnya bahagia, tapi ibarat susu dibalas air tuba yang Jack dapat justru pengkhianatan. Lima tahun pacaran, akhirnya Jack tahu bahwa kekasihnya selingkuh. Membayangkan itu, membuat Jack benci pada semua wanita atau lebih tepatnya trauma.

Jack turun dari mobil, semua karyawan bahkan penjaga tunduk hormat kepadanya, meski terkenal dingin Jack sangat diidolakan banyak wanita. Setiap ada yang bilang cinta, Jack selalu menolaknya, dia bahkan tak segan-segan memecat karyawan yang membuatnya tidak nyaman.

"Selamat pagi, Tuan," para karyawan menyapanya dengan ramah.

Tanpa membalas sapaan mereka, Jack terus berjalan menuju ruang kerjanya.

"Hei, Sha. Tuan Jack keren ya?" gosip Shasa, pada rekan kerjanya.

"Iya Yasxhi, udah cakep, kaya pula. Bodinya itu lo, bikin aku horny," jawab Yasxhi, terkekeh geli.

"Dasar otak mesum," cubit Shasa, gemas pada sahabat kerjanya.

"Ehem! Kalian kalau mau bergosip silahkan mengundurkan diri!" Seru seseorang dari dalam, membuat Yasxhi dan Shasa diam. Bagian pengawas rupanya mengetahui candaan mereka. Shasa dan Yasxhi kembali bekerja dengan fokus.

"Selamat pagi, Tuan Jack," sapa sekretarisya, ramah. Jack sudah sampai di ruang kerjanya.

"Hem," balas Jack, tanpa  menoleh ke arahnya.

Jack masuk dan tak lupa membanting pintunya. Dia memulai pekerjaannya.

Tok, tok, tok.

Terdengar ketukan dari luar, Jack segera bersuara dan menyuruh orang di luar masuk. "Masuk!" serunya masih dengan gaya angkuh.

"Maaf, Pak. Nanti jam sepuluh ada rapat dengan perusahaan, Mitra sejahtera," jelas sekretaris yang tadi menyapa Jack, tetap dengan gaya menggoda.

"Apakah sudah kamu siapkan semua berkas-berkasnya!" tanya Jack, tetap cuek kepadanya.

"Sudah, Pak. Dan ini tolong tanda tangani," Sekretaris itu menyodorkan map dan langsung ditandatangani oleh Jack. "Apa masih ada lagi?!" tanya Jack, tidak sabar.

"Tidak ada, Pak. Terima kasih," ucap Sekretaris, berlalu pergi.

Jack segera memeriksa semua berkas di laptopnya dan bersiap rapat dengan rekan kerjanya, perlakuan para karyawan wanita membuatnya muak sementara senyuman para karyawan pria membuatnya bosan. Sebagai atasan, Jack memang patut dihormati, tapi kalau berlebihan, Jack  kesal juga, lagipula baginya, kerja tetaplah kerja, tidak ada prestasi dengan cara cari muka. Kalau karyawan itu salah, Jack akan memecatnya apapun alasannya. Dia tidak terima penipuan, sudah cukup kenangan kelam menghantui pikirannya, yaitu, pengkhianatan mantan kekasihnya.

********

Jack berjalan menuju ruangan rapat, di sana sudah banyak kolega dan investor yang siap bekerjasama dengan perusahaannya. Jack bersikap tenang dihadapan mereka semua, meski banyak yang menunggu, Jack tetap tenang tanpa ada sedikitpun rasa bersalah. Sudah sepantasnya, perusahaan Jack ada di atas mereka.

"Selamat siang, semua," ucap Jack mulai membuka suaranya.

"Selamat siang, Pak," jawab mereka semua, sopan. Saat mengawasi beberapa orang yang datang, tatapan Jack terpaku pada seorang wanita yang dulu adalah kekasihnya, Hanna. Gadis itu tersenyum menatap Jack, sementara Jack bersikap biasa saja meski dalam hatinya ada debaran luka. Pertemuan dengannya tidaklah sebahagia yang dia kira. Justru sosok Keisha entah kenapa terbayang didalam pikiran Jack.

"Silahkan dimulai rapatnya!" perintah Jack tidak mau lama-lama berada di ruang rapat. Kedatangan Hanna membuat ruangannya sesak.

"Iya, Pak," jawab Sekretaris Jack, mempersilahkan satu demi satu ketua perusahaan lain untuk menjelaskan keunggulan perusahaannya pada Jack. Yang terbaik akan Jack pilih dan beruntung bekerja sama dengan Jack. Dia adalah pemilik perusahaan yang terbilang sukses di usia muda, cabangnya ada di mana-mana. Sosok Hanna terlihat kecewa telah mengkhianatinya, tapi bagi Jack, justru Hanna lah alasan dia sukses, sakit hati dengannya membuat Jack giat bekerja, tak ada lagi wanita, tak ada lagi waktu terbuang untuk berkencan dengannya, yang ada hanya pikiran buat memajukan perusahaannya.

Bersambung....

My MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang