bab 25
hai anak anak online emak apa kabar ya semuanya ,pastinya sehat semua dong...maafkan emak yang sibuk akhr akhr ini..
adakah yang masih menunggu ..kalo g ada ngak papa buat yg setia menunggu aja
Hanna berdandan cantik dan siap menunggu kepulangan Jack, Inna menatap dengan tatapan benci ke arah Hanna karna bukannya meninggal makhluk licik itu malah masih hidup. Karna kesal pada sikapnya, Inna meninggalkannya dan siap mencelakainya untuk yang kedua kali. Tidak! Tapi ... beberapa kali.
Sementara Hanna yang tahu keburukan Inna langsung memanggilnya. "Inna!! Kemarilah!" panggil Hanna, membuat Inna tersenyum masam dan mendekat ke arah Hanna.
"Ada apa?!" tanya Inna agak sedikit ketus. Dengan cepat Hanna langsung menjambak rambut Inna dan membenturkannya ke tembok setelah dia dekat. Duugh!!
"Aakkhh!! Apakah Nona, gila?! Kenapa membenturkan kepalaku?!" tanya Inna, marah menatap Hanna.
"Kenapa Kau, marah?! Kemana sikap lemah lembut mu yang kau berikan padaku beberapa hari lalu?! Hah?!Apakah sudah sirna?! Lenyap bersama Keisha?!" maki Hanna, makin kuat menjambak rambut Inna.
"Keterlaluan!! Karna kau sudah tahu!! Maka rasakan pembalasanku!! Plakk!!" marah Inna, langsung berontak dan ganti menampar wajah Hanna, karnanya Hanna sampai jatuh tersungkur dan lututnya menghantam lantai.
"Aaaakkhhh!! Bedebah!! Dasar pembantu sialan!! Kau pikir siapa dirimu?! Hah?! Hanya anjing kecil yang mengemis makan pada Tuannya!! Dasar hina!!" ejek Hanna, jengkel menatap Inna, berani-beraninya pembantu miskin itu menyakitinya.
"Aku memang anjing kecil, No-na, Hanna!! Mau apa, Kau?! Hah?!" Inna semakin geram dan balas menjambak rambut Hanna, suaranya penuh tekanan dan tajam.
"Aaakkhhh!! Kau sungguh berani!! Bodoh!!" Hanna berusaha lepas tapi kalah kuat dibanding kemampuan Inna. Hanna terus mengerang kesakitan sambil tangannya mencari sesuatu buat menghantam wajah Inna, karna tidak ketemu, Hanna melepas sepatu hak tingginya dan memukulkan ke kepala Inna, gadis itu meringis kesakitan, kepalanya berdarah. Tak terima dengan pukulan Hanna, Inna menarik leher Hanna agar berdiri dan meninju perutnya sampai dia merasa puas.
"Aaakkhhh!! Jaaack!! Bantu, Aku!!" teriak Hanna, dia memejamkan mata karna merasakan sakit yang teramat sangat di perutnya. Inna terus meninjunya.
"Minta tolong Tuan Jack, ya?! Hah?! Percuma!! Dia tidak akan menolongmu!! Terlebih lagi!! Untuk menyelamatkan bayi di perutmu!! Tidak akan pernah, Hanna!! Karna apa?! Karna kau tidak pernah hamil!!" ejek Inna, setelahnya tertawa sinis menatap mata Hanna. Tak cukup dengan itu Inna meludahinya.
"Brengsek!! Darimana Kau tahu kalau aku tidak hamil!! Hah?!" marah Hanna, benar-benar membara amarahnya.
"Orang tolol juga tahu, Hanna!! Kau jatuh ke lantai tapi tidak ada noda darah di bajumu!! Sekarang!! Aku bahkan meninju perutmu!! Kalau kau hamil!! Bukankah akan keguguran?!" jawab Inna, masih kuat memukuli perut Hanna.
"Kau benar-benar sudah tahu, ya?" lirih Hanna, mulai memerah matanya. "Karna kau sudah tahu ... maka rasakan pembalasanku!!" seru Hanna dan tak lama kemudian mencengkeram kepala Inna, setelahnya, dia benturkan ke tembok sampai beberapa kali hingga kepala Inna mengucurkan banyak darah.
"Hentikan!! Tuan Jack akan mengusirmu!! Dia hanya akan mencintai Keisha!! Jangan harap bisa menikah dengannya!! Aku tak akan membiarkannya!! Kau wanita licik!! Pembohong!! Dan bahkan ingin mencelakai Keisha berulang kali!! Dasar Iblis laknat!!" Inna mengutuk Hanna karna saking murkanya.
"Keisha saja bisa Aku singkirkan!! Kenapa engkau, tidak?! Lihat saja, Inna. Setelah ini Aku akan menyuruh orang datang ke Indonesia dan menghabisi Keisha!! Dengan begitu Jack tidak akan mengingatnya!! Sementara, Kau!! Tetap jadi pembantu, Anak miskin!! Tempatmu di kaki-ku!" ejek Hanna, tertawa.
Inna semakin melemah suaranya, mungkin sakit di kepalanya mulai terasa, sangat lemah dan kehilangan banyak darah. Tidak mau celaka sia-sia, Inna berusaha bangkit dan melawan perlakukan kejam Hanna. Dia berhasil menangkap pergelangan tangan Hanna dan membawanya ke dinding tangga, kebetulan mereka berdua ada di lantai paling atas. Karna tidak sabar, Inna melempar Hanna hingga Hanna jatuh ke lantai bawah. Setelahnya, Inna juga pingsan karna kehabisan banyak darah. Wajahnya memucat.
Sedang di tempat lain, seseorang merekam adegan mereka berdua sambil tersenyum puas.
******
"Bagaimana hasilnya, Sifa?" tanya Jack, pada wanita yang selama beberapa hari yang lalu mengawasi setiap gerak-gerik Hanna dan Inna.
"Pembantu itu menyukai Anda, Tuan," goda Sifa, tersenyum melihat video pertengkaran Hanna dan Inna.
"Jangan bercanda! Aku ingin tahu hasilnya!" seru Jack, tidak suka bercanda dengan Sifa. Sifa adalah anak buah terbaik Johan. Sementara Johan adalah orang suruhan terbaik Jack.
"Sangat mengagumkan, Tuan. Nona Hanna terlempar dari lantai atas-"
"Apakah Hanna meninggal?!" sahut Jack, sebelum Sifa sempat meneruskan kata-katanya.
"Sayang sekali, aku belum tahu, Tuan."
"Kau ini bagaimana, sih?! Bisa bekerja, tidak?!" bentak Jack, tidak sabar melihat keteledoran Sifa.
"Saya masih menyelidikinya, Tuan. Sementara Inna ... kepalanya berdarah, bisa dibilang bocor. Tak cukup dengan itu Hanna juga menjedotkan kepala Inna ke tembok, kalau Inna masih hidup, itu keajaiban, sementara kalau Inna meninggal, Nona Hanna akan dipenjara. Tapi kalau Nona Hanna yang meninggal, maka Inna yang akan disingkirkan. Tentu saja oleh ayahnya Nona Hanna, Tuan," jelas Sifa, rinci melaporkan hasil kerjanya.
"Tidak bisakah mereka mati sekarang?!" seru Jack, tidak sabar.
"Tuan, kalau mereka mati sekarang, bagaimana dengan kesedihan, Keisha?! Apakah Anda tidak ingin membalasnya?" tanya Sifa, sabar menghadapi atasannya.
"Bodoh!! Kalau bukan ingin membalas dendam pada mereka yang sudah menyakiti, Keisha. Sudah beberapa hari yang lalu kucekik mereka!! Sekarang! Lakukan tugasmu, sebar video itu ke media, aku ingin perusahaan yang bekerjasama dengan ayahnya Hanna membatalkan niatnya. Aku ingin mereka bangkrut. Dan kau, Johan. Awasi perusahaan ayahnya Hanna. Kalau ada apa-apa, langsung beli saja!" ucap Jack, ganti berbicara pada Johan setelah berbicara dengan Sifa.
"Tentu saja, Tuan," jawab Johan, tak lama kemudian meninggalkan atasannya, Jack kembali bicara pada Sifa.
"Bagaimana kandungan Hanna, Sifa?! Apakah belum keguguran?!" tekan Jack, sinis menatap foto Hanna.
"Tuan, Nona Hanna tidak pernah hamil, bagaimana bisa keguguran? Justru Nona Keisha-lah yang hamil sungguhan, bahkan anak Tuan," jelas Sifa, membuat Jack tertawa.
"Sudah aku duga! Hanna hanya pura-pura saja. Baiklah, Sifa! Lakukan tugasmu!" perintah Jack, tak lama kemudian menutup telponnya.
Sifa menyebarkan video Hanna dan Inna ke media, semua orang jadi tahu bahwa selama ini Hanna hanya membohongi Jack untuk tinggal bersama, sementara Inna juga dijuluki sebagai pembantu licik. Tak butuh waktu lama semua orang membenci mereka berdua, termasuk Jack. Meski mereka berdua tergeletak lemah di rumah sakit, tak ada satu-pun yang kasihan pada mereka, bahkan banyak yang menyumpahi cepat mati. Ayah Hanna langsung datang ke rumah Jack dan menolong putrinya, sementara Inna dibawa ke rumah sakit oleh kepala keamanan rumah Jack. Sedang Jack sendiri, dia tersenyum menatap foto Keisha.
"Tidak sia-sia aku mengusirmu ke Indonesia, Keisha. Di sanalah tempatmu paling aman. Bersabarlah, Sayang. Sebentar lagi kita akan tinggal bersama. ,I love you," sumpah Jack, dalam hatinya.
bersambung...
jangan lupa tingalkan vote n coment ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Maid
RomanceSebelum baca follow dulu yuk ⚠️🔞WARNING 25+ MENGADUNG🔞⚠️ KONTEN DEWASA,MATURE, ROMANTIC Dalam kelamya malam,syukurlah ada terang yang membuat hatiku tenang.Jack memang dingin,bahkan sikapnya ibarat singa kesepian dalam hutan, tapi aku suka p...