(7) Akhir Dari Semua

1K 142 10
                                    

⚠️Warning Typo⚠️


Matahari mulai tampak, jam diatas nakas pun telah menunjukkan pukul 7 pagi. (y/n) melangkahkan kakinya kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.



Setelah selesai mandi, (y/n) bergegas menuju dapur dan membuat sandwich untuk sarapan.




Tiba-tiba terdengar langkah seseorang sedang menuruni tangga.
"(y/n)?."


Ya, dia adalah Haruto.



"Cepat pergi mandi, kakak bilang kita mau cari baju buat Jinjin!." ucap (y/n).


"Iya iya." Saat Haruto ingin mengambil sandwich miliknya, tangannya langsung dipukul oleh (y/n).


Plak


"Mandi dulu!." teriak (y/n) kesal. Haruto tak bereaksi, hanya saja tatapannya seperti ingin menerkam (y/n) saat ini juga.


Tanpa berkata-kata Haruto pun pergi mandi. Oh, mengenai penelitian Haruto, dia berkata bahwa obat penawar yang dia buat sudah mendekati sempurna.


>>>


Kini semuanya telah berkumpul dimeja makan untuk sarapan. Pagi ini mereka berencana pergi mencari baju baru untuk Jinjin disebuah mall yang sudah terbengkalai.


"Jinjin sayang, hari ini kamu harus berani ya." ucap (y/n) sambil mencium kening Jinjin.


"Iya, Jinjin ga boleh nangis kek kemaren. Cowok kuat ga boleh nangis." - Haruto

"Iya kakak, Jinjin janji bakal jadi anak yang pemberani."

Selesai sarapan mereka langsung bergegas pergi ke tempat yang dituju.


Untungnya pintu masuk mall tersebut tak dikunci. Mall nampak sepi dari zombie, tak ada tanda-tanda dari mahluk itu disini. Namun, mereka tetap berhati-hati dan waspada.



Kini mereka sampai didepan toko yang menjual pakaian anak-anak, (y/n) masuk dengan perlahan sambil memegang erat pistolnya.


Ternyata didalam sana ada 3 orang zombie yang sedang bergerak lambat. Ya, mereka akan bergerak dengan cepat ketika mendengar sebuah kebisingan.


Begitu melihat zombie tersebut, (y/n) langsung saja menembak mereka tepat dikepala, dan para zombie pun mati.

Dor dor dor

"Kak, ambil aja seperlunya. Biar Jinjin sama aku." ucap (y/n), Haruto hanya mengangguk patuh.

"Kak (y/n), Jinjin takut." Tubuh Jinjin gemetar, wajahnya pun memerah karena menahan tangis.

"Shuut, udah kata kakak tadi apa? Jinjin harus berani sayang." (y/n) memeluk Jinjin untuk menenangkannya.


Tanpa mereka sadari, para zombie sedang menuju kearah mereka karena mendengar suara bising dari pistol tadi.


Wajah (y/n) seketika pucat melihat para gerombolan zombie datang mengepung mereka.


"Kak! Cepat kak! Kita dikepung." Teriak (y/n).


Haruto pun langsung datang dengan tas yang penuh berisikan baju.

"Ga ada waktu lagi, kita harus lari. Kakak tolong gendong Jinjin, aku jaga dibelakang kalian." ucap (y/n)

Mereka pun berlari sekencang mungkin agar terhindar dari serangan para zombie.


(y/n) pun sedari tadi tanpa henti menembakan peluru kearah zombie yang sangat banyak.



Pada saat hendak mencapai pintu masuk mall, (y/n) kehabisan peluru. Terpaksa (y/n) bertarung dengan tangan kosong. Untungnya (y/n) memiliki keahlian dalam seni bela diri.


"Kakak cepat lari! Nanti aku nyusul." teriak (y/n). Tanpa pikir panjang Haruto lari dan masuk kedalam mobil.

>>>

Didalam mobil, Haruto menyuruh Jinjin agar menutup matanya sampai Haruto kembali dari menolong (y/n).

Haruto pun mengambil pistol yang terletak di bagasi mobil.

Dor dor

"(y/n) cepat lari!." teriak Haruto.

Pada saat (y/n) sudah memasuki mobil, mereka pun bergegas pulang.

Hiks hiks

(y/n) menangis sambil mengikatkan sebuah tali ditangannya. Haruto yang bingung pun lantas bertanya kepada (y/n).

"(y/n), kok kamu nangis?." ucap Haruto sambil sesekali melihat kearah spion. Karena (y/n) duduk dikursi belakang, sedangkan yang duduk didepan adalah Jinjin.

"K-kak, aku tergigit." Setelah berkata demikian, (y/n) menangis tersedu-sedu, sampai Jinjin pun ikut menangis.

Mendengar tangisan (y/n) hati Haruto seperti hancur berkeping-keping.

>>>

Sampai dirumah, (y/n) langsung dibawa Haruto keruang laboratoriumnya. Tangan serta kaki (y/n) dikunci sehingga dia tidak bisa bergerak.

Haruto akan mengamputasi tangan (y/n) yang tergigit oleh zombie untuk menghentikan penyebaran virusnya keseluruh tubuh.

Setelah selesai operasi (y/n) menangis.

"Kak, ini percuma. Aku bakal mati!." ucap (y/n) dengan air mata yang mengalir deras.

"Ga! Kamu ga akan mati (y/n)!." Kini Haruto pun ikut menangis.

"Kak, aku sayang kakak, ah... Bukan, aku cinta sama kakak."

"Iya, kakak tau. Makanya kamu harus tetap hidup."

Setelah pengakuan tersebut, mata (y/n) berubah menjadi merah, nafasnya pun tak teratur.

(y/n) sudah berubah menjadi zombie, untungnya dia sudah terkunci diranjang, sehingga dia tidak bisa menyerang.

Haruto pun menangis dalam diam, dia pikir dengan mengamputasi tangan yang tergigit itu sudah cukup, namun sepertinya tindakan itu terlambat. Harusnya pada saat baru saja digigit, tangan itu harus langsung diamputasi.

Kini hanya penyesalan yang dimiliki Haruto, karena tidak berhasil menjaga wanita yang dicintainya, serta janjinya pada teman-teman (y/n) untuk menjaga (y/n) dengan baik.


The End


Hujat aja gw, ni cerita jelek. Ga usah dibaca kalo kgk suka nyOt!

Sad ending? Gw kemaren nanya ending nya mau begimana malah kgk dijawab, y udh noh nikmatin ae sad ending.

Bhaks, lu pada klo mau happy ending sih boleh.. Tapi kudu vote & coment.ysj

-JYH

God's Scenario (Haruto X You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang