4. Kotak Misterius

7 2 0
                                    

"Tumben Mama gak kerja, dan tumben juga Mama masak sebanyak ini, biasanya jam segini udah di kantor" kata Dyon sembari turun dari atas menuju meja makan.

"Mama sengaja gak kerja, nanti siang sepupu Papa kamu datang dari Riau sama anak nya"

"Sepupu?"
"Iya, anak dari adik Kakek kamu, namanya Tante Karin sama anaknya Nadia"

"Setahuku dia belum nikah deh, eh udah punya anak aja"
"Emang iya, dia gak mau nikah karena seseorang katanya. Anaknya itu diadopsi dari temen nya.
Tapi Nadia gak tau itu, nanti kalian kalo ketemu jangan kasih tau sama dia ya. Nanti dia sedih"

Dyon mengangguk dan melanjutkan makan nya.

***

Laras berjalan di koridor sekolah.
Seseorang menghampiri nya.

"Ras..." Sapa nya.
"Iya, kenapa?"
"Ini ada titipan, tadi ada yang ngasih pas gue mau masuk. Dia gak mau ngasih tau nama nya" katanya sambil menyodorkan sebuah kotak.

"Makasih ya"
"Iya, sama sama"

'Kayaknya aku gak pernah pesen barang deh, ini kira kira dari siapa ya? Nama pengirim nya juga tidak ada' batin nya.

Dia pun segera melanjutkan jalan nya yang sempat tertunda.

"ITU KADO DARI GUE ANAK MANIS.
GUE INGIN MEMBALAS DENDAM MAMA GUE KE KELUARGA LO! DAN GUE BAKAL BUAT HIDUP LO HANCUR. ITU BELUM SEBERAPA"
Setelah mengucapkan nya, dia segera berlalu dengan sebuah taksi.

"Kotak apaan tuh?" Tanya Cheline sahabat Laras yang sudah beberapa menit yang lalu sampai di kelas.

"Gak tau, tadi dikasih temen kelas sebelah tapi dia gak tau siapa yang ngasih karna orang nya gak mau kasih tau namanya katanya" jawab Laras dan segera mendudukkan dirinya di kursi.

"Lo gak mau buka?"
"Ini mau buka"

Laras segera membuka kertas penutup kotak tersebut.

"AAAAA... PAPA MAMAAA" Teriak Laras sambil melempar kotak itu.
Dia sungguh terkejut, deru nafas nya tidak teratur, wajah nya pucat dan berkeringat.

"Lo kenapa Ras?" tanya Cheline khawatir.

Laras langsung memeluk Cheline, tubuhnya bergetar. Dia tak kuasa menahan air mata nya.
Dia sungguh ketakutan melihat kotak misterius itu.

"ASTAGFIRULLAH..."

Cheline melihat isi kotak.
Kotak misterius itu berisi foto keluarga Laras yang sudah berlumuran darah serta sebuah gunting yang juga berlumuran darah segar.

Laras paling tidak bisa melihat darah, dia sungguh takut.

"SIAPA PUN! TOLONG PANGGIL DYON" Teriak Cheline.

Dia tidak tau harus minta tolong kepada siapa.
Seseorang segera berlari keluar mencari Dyon.

Laras sudah sangat lemas, akhirnya dia pingsan di pangkuan Cheline.
Sudah banyak orang mengerumuni mereka.

Salah satu teman se kelas mereka membereskan kotak tersebut dan membuang nya ke tempat sampah.

Dyon segera berlari dan menembus kerumunan orang.

"LARASSSS" Teriak Dyon.

Cheline menoleh, dia juga sudah sangat khawatir dengan keadaan Laras. Cheline menangis dalam diam, air mata nya meleleh begitu saja.

"Laras kenapa?" Tanya Dyon.
"Di-dia dapat kotak misterius...
hiks hiks... Kotak itu berisi foto keluarga Laras yang sudah berlumuran darah dan sebuah gunting"

"Siapa yang ngasih?"
"Gue gak tau Dyon, Laras sangat takut.
Dia pingsan, mendingan sekarang Lo bawa ke UKS. Nanti dia malah kenapa kenapa" kata Cheline, Dyon langsung menggendong Laras dan membawa nya ke UKS.

'Sabar Laras' batin Dyon.

Dia sudah sampai di UKS dan menidurkan Laras di ranjang.

Petugas UKS langsung memeriksa kondisi Laras.

"Peralatan di sini tidak memadai, kamu bawa dia ke rumah sakit agar mendapat penanganan yang lebih efektif" kata salah satu petugas UKS.

Dyon mengangguk, dan segera menggendong Laras lagi.

"Gue ikut ya" kata Cheline dan dibalas anggukan Dyon.

Mereka bertiga langsung menuju rumah sakit terdekat dengan mobil Dyon.

Dyon langsung mengabari orangtuanya dan orangtua Laras.
Cheline juga mengabari Naomi adik Laras.

20 menit kemudian, mereka pun sampai. Dyon menggendong Laras ke UGD dan Cheline mengikuti dari belakang.

Cheline dan Dyon sedang menunggu di kursi depan ruangan sambil memanjatkan doa.

'Gue bakal cari siapa orang nya' batin Dyon dengan nada sangat emosi.

"Dyon, mobil Laras sama tas kita masih di sekolah"
"Nanti gue bilang sama Kevin bawa ke sini, kunci mobil Laras ditas nya kan?"
"Iya"

Dyon membuka ponsel nya dan menchat sahabatnya Fadil

Dyon
Vin, Nanti Lo nyusul ke rumah sakit ya. Bawain mobil sama tas Laras,Cheline, jangan lupa tas gue juga.
Ajak si Bram sama si Andre, gue tunggu disini.

Kevin
Oke siap, keadaan Laras gimana?

Dyon
Masih di periksa Dokter.

Kevin
Oke, nanti gue Bram sama Andre nyusul.

"Gimana?" Tanya Cheline.
"Tenang, mereka bakal nyusul ke sini entar.
"Oke makasih" kata Cheline dan dibalas anggukan oleh Dyon.

5 orang datang menghampiri mereka tampak tergesa-gesa, mereka adalah orangtua Laras dan Dyon serta Naomi adik Laras.

"Bagaimana keadaan Laras Dyon?"
"Masih di periksa Dokter Tante"

"Kenapa Laras bisa sampe begini nak?" Tanya Papa nya.

Dyon langsung menceritakan semua yang terjadi kepada Laras.

"Siapa pun dia, saya tidak akan tinggal diam jika Putri ku kenapa kenapa!" Kata Papa Laras dengan nada Emosi.
"Sabar Mas, kita berdoa saja agar Laras baik baik aja" kata Mama Laras sambil mengelus pundak Suami nya.

Papa Laras sungguh khawatir, dia tidak akan sanggup jika terjadi apa apa kepada putri nya.

Dia sudah kehilangan seorang Putri yang sangat dia sayangi, dan dia tidak mau hal itu terjadi lagi.

GRUDGE [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang