"Apa aku salah? Apa aku udah berdosa karena udah menampar wajah Regina?" Laras bermonolog.
Air matanya tak kunjung berhenti mengalir, hanya isakan tangis nya yang senantiasa berbunyi di tempat ini.
Katakan lah jika Laras bodoh dan terlalu cengeng, hanya karena seorang laki laki yang belum tentu akan menjadi jodoh nya nanti, dia rela menangis dan sampai membolos seperti ini.
Tapi, dia juga wajar menangis. Hati wanita mana yang sanggup menahan seperti itu?
Terkadang dengan menangis, emosi, beban dan segala kekecewaan bisa berkurang, apalagi jika dia berteriak se keras mungkin untuk meluapkan segala nya. Tapi keadaan tidak memungkinkan untuk Laras lakukan saat ini.
Seperti nya Tuhan tau bahwa seorang gadis sedang bersedih, Tuhan mengirimkan hujan yang tidak begitu deras.
"Hujan? Apa aku harus melepas nya? Aku tidak sanggup. Bagaimana aku menyelesaikan masalah ini hujan? Apa pelangi akan datang setelah kamu reda hujan? Aku menginginkan nya, tolong kirim pelangi, aku ingin sekali melihat dia untuk beberapa saat" kata Laras.
Laras kedinginan, dia semakin mempererat pelukan pada kedua kaki nya.
Angin lumayan kencang menerpa dirinya yang sedang berada di ruangan terbuka.
Tiba tiba ada seseorang yang memberikan sebuah jaket berwarna hitam pada pundak Laras.
Hangat, itu yang sedang dirasakan Laras saat ini.
Dia mengangkat kepalanya untuk melihat siapa pelaku nya dan orang itu adalah manusia yang saat ini dia coba untuk benci. Siapa lagi jika bukan Dyon Andika, yang sampai saat ini berstatus menjadi kekasih Laras yang sudah bertahun tahun lama nya.
Dia tidak melepas jaket yang diberikan Dyon, tapi tidak juga disentuh oleh telapak tangan nya.
Laras menatap nya dengan malas dan kembali memandang kosong ke depan.
Dyon duduk di samping Laras dan memandang wajah gadis nya dengan sangat tak tega.
"Kamu bolos?" Tanya Dyon dan tidak dijawab oleh Laras.
"Jawab dong, sariawan ya? Nanti aku kasih ob-" Dyon berhenti berbicara ketika Laras bersuara tinggi.
"Diammm!!" Teriak nya.
"Aku minta maaf soal tadi"
"Gak perlu! Sekarang gue mau ke ruang BK!" Kata Laras hendak pergi tapi ditahan oleh Dyon untuk duduk kembali."Tunggu, ngapain kamu ke ruang BK?"
"Lo kan udah laporin gue ke BK, jadi gue harus pergi buat terima hukuman itu!" Bentak Laras
"Maafin aku Laras, gimana bisa aku tega laporin kamu" nada nya sedikit melemah.
"Bacot Lo gue terima!"
"Aku beneran minta maaf""Maaf Lo gak ada artinya!"
"Sebelumnya aku minta maaf sama kamu, udah kecewain kamu, dan buat kamu nangis. Tapi aku sayang sama Regina, aku udah jujur sama kamu. Sekarang kamu mau pukul aku, tampar aku silahkan"'Maafin aku Laras, ini demi kebaikan kita aku harus berbohong' bantin Dyon.
Laras menggeleng lemah, dia tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan Dyon.
"Jadi Lo nganggap gue apa selama ini hah! Dasar brengsek Lo"
"Dulu aku sayang sama kamu, tapi sekarang gak lagi. Aku sayang nya sama Regina sekarang""Lo gak punya hati ya Dyon, gue gak nyangka. Bertahun tahun lamanya kita sama-sama, mulai dari kita SMP Dyon, apa itu gak berarti bagi Lo?
Apa itu lo anggap sebuah lelucon dan cuman hiburan semata ketika Lo merasa bosan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GRUDGE [On Going]
Teen FictionSebuah masalah mengakibatkan dendam yang melibatkan banyak pihak. Dendam, apakah segalanya akan berjalan normal dan baik baik saja jika dendamnya terbalaskan? Tentu tidak, bahkan itu melukai hati banyak orang dan menimbulkan banyak perselisihan. Kec...