17

518 100 27
                                    

Utk Marriage Planning di pending dulu, bentar:''' Soalnya dibaca ama saudara, guys:'') Chim malu :(((

____________


Malam hari, Yoongi benar-benar datang di jam enam sore demi menjemput Suzy. Ia menagih janji sepihaknya untuk makan malam bersama. Suzy sendiri tak bisa menolak ajakan lelaki yang lebih tua darinya itu. Kalau di sehabis pulang kerja, Suzy biasanya bakal singgah ke toko dan membeli ramyeon untuk makan malam. Jadi ada bagusnya sih ditraktir kak Yoongi.

Sekarang disinilah mereka berdua, salah satu restoran dekat kosan Suzy. Yoongi memesan pasta, begitupula Suzy. Keduanya saling berbincang, kadang masalah yang terjadi di studio Yoongi hari ini, juga dengan pekerjaan Suzy yang membuatnya kerepotan. Makan malam menjadi sangat lancar. Yoongi sendiri menikmati waktunya, dengan sikap Suzy yang mudah terbuka dan terkesan sangat menyenangkan bagi Yoongi.

"Habis ini adek mau ngapain?" tanya Yoongi. Kini mereka berdua telah selesai makan dan memilih untuk berjalan-jalan di sekitar. Sengaja, modus Yoongi inimah biar bisa berbincang lama-lama dengan Suzy.

Belum lagi Suzy menjawab, tiba-tiba ponsel gadis itu berdering. Ia meraih ponselnya dalam saku celana, terdapat satu panggilan dari nomor familiar. Seketika airmuka gadis itu yang ceria dan berseri berubah menjadi gusar. Yoongi bahkan menyadarinya, namun tak berniat untuk bertanya. Suzy mengangkat panggilan tersebut dan meletakkan ponselnya di sebelah telinga. "Halo.."

Itu merupakan panggilan darurat dari rumah sakit. Kabar dari sang dokter yang mengatakan keadaan Ibunya sekarang sangat kritis. Jantungnya kembali tak berdetak dan harus mengambil tindakan lebih lanjut yakni operasi. Suzy langsung melemas. Serasa jantungnya lepas dari tempat. Ia menangis pada Yoongi dan memintanya untuk segara mengantarkannya ke rumah sakit tanpa alasan. Yoongi sendiri yakin ada yang tidak beres, dengan cepat mengendarai mobilnya menuju alamat yang diberitahukan Suzy.

Sesampainya di sana, Suzy langsung berlari keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah sakit dengan terburu-buru. Langkah gadis itu membawanya ke salah satu ruangan darurat, di mana Ibunya terbaring dengan beberapa alat medis yang terpasang di seluruh tubuhnya. Beberapa dokter yang menangani sedang mencoba untuk membuat Ibunya agar bisa bernapas kembali. Mereka menggunakan alat kejut jantung.

Tubuh Ibunya yang tak berdaya tertarik ke atas, namun tak menunjukkan respon apapun. Satu kali lagi dilakukan, sukses membuat Suzy terasa tertusuk ribuan panah. Ia menangis, menjerit tanpa suara. Tangan-tangannya melingkupi dinding kaca yang menjadikan penghalangnya antara sang Ibu. Nama Ibunya terus terucap, bersama dengan doa, berharap Tuhan masih berbaik hati padanya, setidaknya sedikit saja. Hanya Ibunya, Suzy hanya menginginkan kesehatan untuk Ibunya.

Entah sudah keberapa kali, alat kejut itu menyentuh tubuh Ibunya namun masih tak ada respon yang diharapkan. Sekali lagi dokter itu melakukannya, tubuh Suzy menegang total. Tetesan keringat membanjiri pelipisnya. Akhirnya, ada reaksi alat detak jantung itu memberikan kabar baik dengan menunjukkan garis melengkung yang tandanya jantung Ibu Suzy kembali berdetak normal. Melihat itu, Suzy langsung meluruh ke atas lantai, menunduk dan menangis sesegukan di telapak tangannya.

Yoongi yang cemas menemukan Suzy yang tak berdaya, pun  mendekat dan merengkuh tubuh gadis itu demi memberikan ketenangan dan kekuatan. Suzy sendiri tak menolak. Gadis itu diam dengan napasnya yang memburu.

Tak berapa lama, Jimin datang. Yoongi yang mengabarinya. Pemuda itu sama khawatirnya dengan Suzy saat pertama kali mendengar kabar itu. Sesaat setelah menemukan Suzy, Jimin langsung memeluknya dengan sangat erat. Suzy yang tadinya sudah mulai tenang kini kembali menangis membalas pelukan saudaranya itu. "Bang, adek takut," adunya dengan airmata menggores di pipi cantiknya.

L.I.E || Chatting ~kth.bszTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang