[09] Dua Kepahitan

1.5K 118 1
                                    

Author's Pov

Siang yang terang telah digantikan malam. Sang surya telah tertidur, berganti jutaan bintang dan rembulan. Terang cahayanya mengalahkan gelap malam. Menghiasi netra indah seorang namja yang berdiri di balkon rumah.

Angin malam yang terasa dingin, membuatnya menutupi tubuhnya dengan mantel. Surai nya bergoyang mengikuti irama angin. Ia mendongak. Menatap angkasa yang sedang menyapanya. Sekedar untuk melepaskan penat hari ini.

Kehadiran seorang namja lain tak mengakhirkan lamunannya. Perlahan namja yang lebih muda darinya mendekat. Berjalan dibelakang tubuhnya yang diam. Berhenti beberapa langkah dari keberadaannya.

"Hyung..." Sapaan namja itu menyadarkannya. Matanya ia pincingkan seraya memikirkan pemilik suara itu.

"Mianhaeyo..." Lagi, suara itu terdengar ditelinganya. Segera ia melihat siapa gerangan yang berani mengusik ketenangannya.

Dibalikkannya tubuhnya menghadap namja dibelakangnya. Ditatapnya sinis tanpa memasang senyuman. Ia terdiam sejenak. Kemudian berlalu pergi meninggalkannya.

"Jebal..." Langkahnya terhenti ketika didapati tangan namja itu menahan erat lengannya. Segera ia tepis genggaman itu kasar.

"Beri aku kesempatan untuk menebus semua kesalahan eommaku... dan aku." Jungkook, dengan berani menahan langkah Yoongi. Dia melakukannya sengaja. Dia ingin hyungnya tak marah lagi padanya dengan mengkharifikasikan semua kesalah pahaman ini.

Yoongi menatapnya terkejut. Jungkook ternyata sudah mengetahui semua kenyataan itu tanpa ia beritahu.

"Aku sudah tahu semuanya..." Ucap Jungkook lirih.

"Baguslah. Dengan begitu kau tahu posisimu dikeluarga ini." Ucap Yoongi sinis.

Mata Jungkook memerah. Lembab dan berkaca-kaca. Jungkook mencoba menahan air matanya sekuat mungkin, sebelum semuanya selesai.

"Hyung..." Ucapan Jungkook tertahan.

"Mianhae... Jeongmal mianhae... Karena kehadiranku, hyung selalu merasa sakit." Jungkook menjeda perkataannya. Yoongi masih mematung. Dia mengalihkan pandangannya dari wajah Jungkook.

"Aku sungguh tidak tahu. Aku pikir aku bagian dari kalian. Aku anak eomma juga. Ternyata, aku salah. Aku hanya anak wanita selingkuhan, seperti yang kalian katakan." Kini air mata Jungkook sudah tidak bisa dibendung lagi. Ia menumpahkan semuanya setelah mengatakan itu.

"Aku berharap hyung mau memaafkan aku. Aku akan melakukan apapun demi kalian. Asalkan kalian tidak membenciku dan eommaku. Asalkan kalian tetap menjadi hyungdeulku." Ucap Jungkook dalam tangis. Sementara Yoongi masih diam tak membuka suara.

"Kau ingin aku memaafkanmu?" Tanya Yoongi yang kini menatap wajah Jungkook penuh keseriusan.

"Ne, hyung-nim. Aku akan melakukan apapun demi kalian." Jungkook menyeka air matanya. Ia lantas membalas tatapan mata Yoongi.

"Pergi dari kehidupan kami!" Ucapan Yoongi yang sarat akan makna membuat Jungkook terdiam. Ia menelan salivanya sendiri. Mencoba mencerna perkataan Yoongi yang terdengar mengerikan. Sebuah permintaan yang mampu membuat Yoongi memaafkan Jungkook, begitu tajam. Sorot mata Yoongi pun memperlihatkan raut keseriusan. Jungkook mampu membaca pikiran Yoongi ketika mengatakannya.

"Hyung..." Ucap Jungkook pelan. Ia berharap perkataan Yoongi segera ditarik olehnya.

"Lakukan itu. Segera akhiri hidupmu. Dengan begitu aku akan memaafkanmu berserta eommamu."

Yoongi berlalu meninggalkan Jungkook di balkon. Jungkook tertunduk diam. Tubuhnya lemas mendengar permintaan Yoongi yang menyuruhnya untuk pergi meninggalkan dunia ini. Hatinya kembali sakit. Ternyata hyungnya tak menginginkannya hidup. Kehadirannya selama ini hanya sebagai beban, yang tak diharapkan.

Jeongmal, Jeoseonghabnida HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang