Day 6

631 90 6
                                    

---------//--------




Weekend kemarin, mereka berdua Soobin dan Yeonjun sibuk menghabiskan waktunya berdua. Ya entah jalan-jalan atau ke suatu tempat objek wisata.

Jadi keesokan harinya mereka memutuskan untuk beristirahat dirumah dulu.

Soobin sudah bangun dari pagi. Ia tak berani membangunkan Yeonjun yang tidur dengan sangat lelap. Jadi ia memutuskan untuk bersih-bersih rumah, menyiapkan sarapan maupun kegiatan-kegiatan lainnya.

--------------


Pukul 10.00 tepat Soobin sudah selesai dengan segala sesuatunya.
Ia hendak berjalan kekamar untuk mengecek Yeonjun apakah sudah bangun atau belum. Tak lupa Soobin juga membawakan sarapan yang ia buat tadi untuk Yeonjun.

Namun langkahnya terhenti saat melihat kearah luar jendela ruang tamunya.

Dilihatnya sepasang bunga Mawar yang mereka rawat sudah nampak sedikit layu. Mungkin akhir-akhir ini karena keasikan menikmati waktunya dengan Yeonjun ia sampai lupa jika ada tanaman yang ia harus rawat.

Karena itu Soobin memutuskan untuk  meletakkan kembali sarapan Yeonjun.
Ia kemudian berjalan ke kebun depan.





-------------

Sinar matahari yang sudah mulai menyengat, masuk kedalam. Menembus jendela kaca, memancarkan sinar hangatnya kedalam ruangan kamar Yeonjun.

Yeonjun terbangun karena itu.

"Hmmm... Jam berapa ini?"

Ia menoleh kesamping tempat tidurnya. Dan yang benar saja, sudah jam 10 lebih.

Ia berpikir, kenapa Soobin tidak membangunkannya.

Karena bagi Yeonjun ini sudah termasuk hampir siang, ia ingin langsung mandi lalu turun kebawah. Berpikir kalau Soobin pasti kelelahan karena mengerjakan tugas rumah sendirian.

Saat beranjak dari tempat tidurnya, kepala Yeonjun tiba-tiba saja terasa amat sangat berat. Merasakan pusing yang sangat luar biasa.

"Arrggghh... Kepalaku kenapa, S-soobin......."

panggil Yeonjun lirih.

Ia mencengkram kuat kepalanya dengan kedua tangannya.

Tess... Tess



Darah mengalir keluar dari hidungnya. Yeonjun terkejut. Ia pun segera berusaha untuk berdiri, meraih tissue yang ada di meja. Namun darahnya terus saja mengalir keluar. Yeonjun panik, karena darahnya kini sudah ada dilantai saking banyaknya. Dengan terburu-buru ia segera meraih kotak tissue untuk membersihkannya. Gelisah jikalau Soobin tiba-tiba masuk ke kamar lalu melihat pemandangan berdarah ini.

(*nb; visualisasi lantai kamar yeonjun)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(*nb; visualisasi lantai kamar yeonjun)

(*nb; visualisasi lantai kamar yeonjun)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Tak terhitung jumlah tissue yang ia kenakan, bahkan darah yang kini masih mengalir di hidungnya.

Panik dan ingin menangis. Rasanya muak sekali dengan sakit yang diidapnya.

Yeonjun menahan rasa tangisnya. Ia tak boleh terlihat seperti itu.

Belum lagi darah-darah yang berserakan. Yeonjun merasa kebingungan. Tidak mungkin juga kan ia membuangnya di tempat sampah. Soobin bisa tahu nanti.

Belum sempat memikirkan tempat untuk membuang itu semua, terdengar langkah Soobin menaiki tangga.

Yeonjun gemetar. Kali ini ia merasa sangat panik.

Dilihatnya kolong tempat tidur. Tanpa pikir panjang ia langsung memasukkan semua tissue tadi kedalam sana, berharap jika Soobin tidak akan tau.

"Jun, sudah bangun?"

"O-oh.. I-iyaa"

"Kok udah bawa handuk aja? Mau langsung mandi?"

Soobin mendekati Yeonjun. Yeonjun gugup. Semoga saja Soobin dengan mencium aroma amis dari dirinya.

"Mukamu pucat jun, sakit lagi?"

Soobin menempelkan tangannya di dahi Yeonjun.

"I-ituu.. Hm hanya sedikit pusing tadi, saat baru bangun. Mungkin aku kelelahan karena kemari seharian penuh jalan-jalan"

Yeonjun berusaha membuat alasan yang logis. Agar Soobin percaya.

Soobin mengangguk paham. Mengelus surai kekasihnya lembut.

"Yasudah, kalau gitu nanti habis mandi kamu turun kebawah ya sarapan. Udah dari pagi loh aku siapin. Mau bangunin gak enak, kamu tidurnya lelap banget."

"Iya Soobin. Nanti aku turun kebawah."

Setelahnya Soobin keluar dari kamar Yeonjun.

Soobin maafkan aku...
Lagi-lagi berbohong soal rasa sakit ini....








tbc...

yeonjunnnnn :'(

jangan lupa sehabis baca klik bintang also komennya ya readers, karena kritik dan saran kalian sangat bermanfaat buat aku nulis kedepannya. kamsya :)

btw udh mendekati end :')

Before You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang