3

6.2K 625 7
                                    

Zhan merasa senang saat ini karena yibo ingin mengajaknya jalan-jalan. Di tenga makan mereka dia menatap yibo dengan sedikit keraguan.

"Mengapa kau menyembunyikanku disini? Aku rasa ini sudah sangat lama".

Yibo menyuapi sesuap nasi ke dalam mulutnya dan mendongakan kepala menatap zhan. "Entalah. Aku hanya ingin kau disini. Jika aku membiarkanmu keluar, bagaimana jika kau meninggalkanku?".

Zhan menggeleng. "Sekarang aku bergantung padamu".

Yibo tersenyum kecil mendengar itu.

"Tapi-----". Zhan kembali melanjutkan kalimatnya. "Bukankah dulu kau sangat membenciku? Kau tidak menerimaku dalam persahabatan kalian dan kau selalu melukaiku secara sengaja maupun tidak sengaja".

Yibo menghela nafas pelan. "Maafkan aku. Dulu memang kebodohanku. Aku sangat terlambat menyadari perasaanku. Kau tau? Ketika aku berusaha mendekatimu kembali dan kau selalu menghindar, hal itu membuatku terluka. Aku tidak pernah segila ini sebelumnya. Jadi aku, menggunakan cara itu untuk menjebakmu". Jelas yibo

"Jadi saat itu, kau yang merencanakan semuanya?".

Yibo mengangguk. "Aku sengaja memaksa mereka untuk membawamu. Mereka meminum minuman yang sudah aku campur dengan obat, membuat mereka berhalusinasi dan ingin cepat kembali ke rumah. Itulah sebabnya mengapa mereka meninggalkanku dan kamu disana".

Zhan kembali menatap yibo dengan datar. "Kau tidak mabuk?".

Yibo mengangguk pelan.

Prangg…………

Sebuah gelas sukses mendarat di samping yibo. Syukurlah tidak mengenainya, hanya sedikit goresan kecil pada pipinya dan darah segar mengalir keluar. Yibo hanya diam, dia tahu zhan sedang marah saat ini. Selama hampir 4 tahun ini, ini pertama kalinya mereka mengobrol begitu lama.

"Sialan!!! Kau penipu!! Bajingan, licik! Aku membencimu". Zhan berteriak sambil mengobrak abrik meja makan tersebut. Membiarkan makanan di atas meja terhambur ke lantai begitu saja. Zhan layaknya seorang monster yang sedang mengamuk saat ini. Yibo berdiri dan mengambil suntikan dan mengisinya dengan cairan bening lalu menahan tangan zhan dan menekannya dengan pelan. Sepertinya itu obat penenang.
Perlahan-lahan zhan mulai tenang. Tubuhnya lemas dan kini yibo memeluknya dengan erat.

"Maafkan aku, aku hanya berpikir untuk mendapatkanmu tapi tidak memikirkan perasaanmu".

Zhan menangis. Dia hanya menangis mendengarka  suara yibo yang hampir tak lagi di dengarnya. Perlahan-lahan kesadarannya menghilang. Yibo membawanya ke kamar dan membaringkannya disana. Dia menyisihkan perhelai rambut zhan yang menutupi kening manisnya. Yibo menatapi wajah zhan yang sedang terlelap itu dengan senyum pahit.

"Pasti sakitkan? Maafkan aku. Aku akan membayar semua dan menjagamu disisiku". Guman wang yibo pelan.
Beberapa saat kemudia dia keluar dari kamar dan menghubungi maid yang dia pekerjakan untuk membersihkan kediamannya. Setelah menghubungi maid yibo beralih ke kamar lainnya dan menatap pantulan bayangannya di hadapab cermin besar itu. Dia memegang pipinya yang berdarah akibat goresan itu.

"Sean". Gumannya lirih. Dia lalu mengambil salep, mengoleskannya pada luka itu dan menempelinya dengan plester untuk menutupi luka tersebut. Yibo membiarkan kamar miliknya dan xiao zhan kosong. Ruangan itu hanya terdapat sebuah ranjang besar dan meja nakas. Tidak ada barang lainnya di sana. Yibo sengaja mengosongkan kamar itu agar zhanzhan tidak bertindak macam-macam ketika dirinya tidak ada. Dia tidak membiarkan zhan keluar dari kamar jika dirinya tak berada di rumah. Lebih tepatnya zhan seperti tahanannya. Dia mengurungnya setiap hari. Dia menolak semua tawaran kerjasama dari luar negeri dan tidak pernah melakukan perjalanan bisnis. Sebab jika dia pergi, tidak ada yang mengurusi zhanzhan.

Maid telah tiba di apartemen yibo. Yibo membuka pintu dan mempersilahkannya masuk. Wanita paruh baya itu menatap heran wajah yibo. Dia penasaran. Mengapa orang ini selalu terluka? Dan ketika dia menuju meja makan semuanya terlihat berantakan. Dan itu membuatnya kembali terheran-heran.

Mengapa lagi-lagi berantakan?.

Dia tau, ketika wajah sang tuan terluka berarti rumahnya sedang berantakan seperti dia baru saja berkelahi dengan seseorang.

"Emm tuan, apakah anda memiliki istri?". Tanya maid tersebut dengan ragu.

Yibo mengangguk pelan.

"Kalau begitu, apakah anda mengamuk dan bertengkar dengan istri anda?". Maid itu sangat penasaran dengan isi rumah yibo yang selalu berantakan.

Yibo menggeleng. "Tidak! Dia yang mengamuk".

Wanita paruh baya itu mengangguk mengerti. Pantas saja isi rumahnya seperti ini. Sepertinya istrinya sangat galak. Setelah membersihkan rumah, sang maid meninggalkan apartemen tersebut. Yibo kembali masuk kedalam kamar dan menatap zhanzhan dia berbaring di sebelah sang kekasih dan memeluknya. Zhan belum sadar. Efek obat itu sangat lama.

2 hari kemudian yubin menemui yibo.

"Bo, kau ingatkan 5 hari lagi acara reunian sekolah kita".

Yibo mengangguk pelan mendengarkan ucapan yubin sambil matanya terus menatap ke laptop miliknya. Apa lagi yang dia lihat jika bukan memantau isi apartemennya. Setiap sudut tempat tinggal itu di letakan cctv, agar dia bisa dengan leluasa mengontrol semua gerak-gerik zhanzhan. Walaupun pria manisnya itu telah dia kurung dalam kamarnya dengan pintu terkunci.

"Kau datangkan?". Tanya Yubin lagi.

"Tentu saja". Jawab yibo singkat.

"Mengapa kau terus menatap laptop itu? Apakah kau sedang menonton sesuatu?". Tanya yubin penasaran.

"Tidak. Keluarlah, aku sedang dalam mood yang buruk".

Yubing menghela nafas. Saat dia hendak keluar, langkahnya terhenti ketika matanya tak sengaja melihat wajah tampan sang pria itu ditutupi dengan plester.

"Kau terluka lagi?". Tanya yubin sambil mengerutkan alisnya.

"bukan hal yang serius". Jawab yibo santai.

Yubin tentu saja sangat bingung dan juga penasaran. Mengapa hampir 4 tahun ini yibo terlihat sering terluka di bagian wajahnya. Jika bukan wajah berarti tangannya, lehernya, dan yubin penasaran dengan bagian tubuh yang lainnya. Apakah di bagian tubuh lainnya juga terdapat luka?. Tapi yubin mengurungkan niatnya. Dia tidaa berani bertanya takutnya akan mengundang amarah yibo.

Yibo kembali dari kantor dan mendapati zhanzhan masih terbaring dengan malas.

"Bacalah buku ini". Yibo memberikan sebuah buku cerita pada zhan. Selama zhan di kurung yibo selalu memberinya buku untuk dibaca, agar zhan tidak merasa bosan dan stresnya berkurang. Tapi yibo juga menyadari bahwa perlakuannya itu malah membuat kondisi zhan semakin memburuk. Namun dia juga bisa apa? Dia benar-benar tidak ingin melepaskan zhanzhan. Pria itu tersenyum dan mendekati pria manis itu lalu mengecup keningnya lembut. "Aku pulang sayang".

Zhan membuka matanya perlahan. "Aku lapar".

Yibo tersenyum. "Tunggu sebentar ya". Ucap yibo sambil berlalu. Dia tau jika xiao zhan mengeluh lapar maka bukan nasi yang dia inginkan, tapi cemilan. Yibo selalu menyediakan cemilan, namun sepertinya habis. Padahal dia baru membelinya 2 hari yang lalu dan mengisi penuh kulkas tempat tinggalnya itu. Tapi ternyata sudah habis dimakan si pria manisa kesayangannya itu. Yibo menuju supermarket terdekat dan membeli beberapa snack dan membawanya kembali untuk diberikan pada sang kekasih. Zhanzhan menerima snack itu dan memakannya dengan lahap. Dia tidak lagi mempermasalahkan masalah yang yibo perbuat padanya. Sekarang dia makan dengan damai membuat yibo merasa gemas padanya. Sesekali yibo mengecup pelan bibir mungil yang cantik milik zhan dan zhan hanya membiarkannya begitu saja. Sekarang zhan benar-benar hanya bergantung pada yibo. Dia berpikir walaupun dia di kurung, tapi setidaknya yibo tidak pernah meninggalkan dia. Dan dia tidak lagi kesepian karena ada yang menemaninya di kala dia tertidur.

Kau Tanggung Jawabku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang