Pagi hari seperti biasa, burung-burung berkicau indah. Pemuda manis itu terbangun, di tariknya gorden kamar itu membiarkan sepancar cahaya matahari merambat masuk menyinari kamar yang sedikit gelap itu. Pemuda manis itu berlalu keluar dari kamarnya meninggalkan pemuda tampan yang masih larut dalam mimpinya sambil memeluk erat guling di sampingnya. Seperti biasanya jika wang yibo berada di rumah, dia tidak mengunci pintu kamarnya, yang terkunci hanya pintu utama. Jadi jika xiao zhan bangun, pria manis itu akan langsung keluar dan menuju dapur untuk membuat sarapan.
Xiao zhan masih sibuk dengan membuat nasi goreng dan tanpa sadar sebuah sepasang tangan sudah melingkar di pinggannya."Kau bangun?". Tanya xiao zhan tanpa menoleh.
Wang yibo hanya mengangguk, sesekali dia mengecup pundak sang kekasih."Jili dan yang lainnya telah melihatmu. Aku harus membawamu menemui mereka". Ujar wang yibo dengan nada malas tapi juga ada ketakutan di balik pernyataannya itu.
Xiao zhan hanya mengangguk dan sedikit terseyum. "Aku juga merindukannya".
"Kau…" wang yibo menjeda kalimatnya. Di benamkannya wajahnya di balik tengkuk sang kekasih. "Kau tak akan meninggalkanku kan?". Dia kembali berujar kali ini dengan nada suara yang sedikit bergetar. Wang yibo takut. Dia sungguh takut jika xiao zhan meninggalkannya. Jika dia bertemu dengan Jili dan yang lainnya, bagaimana jika mereka membawa xiao zhan pergi darinya? Membayangkannya saja sudah membuat hati wang yibo terasa nyeri.
Xiao zhan berbalik, di usapnya lembut pipi sang kekasih dan perlahan-lahan dia menatap luka di kepala wang yibo yang masih di liliti perban. Mata sayu itu menatap sang kekasih. Entah apa yang terjadi dengannya, air mata xiao zhan mengalir begitu saja, dia menunduk, menyandarkan kepalanya di pundak wang yibo dan membenamkannya di leher milik kekasihnya. "Maafkan aku…hiks…kau selalu terluka…maaf…aku sungguh minta maaf".
Wang yibo menarik xiao zhan ke dalam pelukannya, mendekapnya erat seakan tak mau melepaskannya lagi. "Bahkan jika kau membunuhku sekali pun, aku tidak akan membencimu bunny. Karena aku mencintaimu. Kesalahan yang pernah ku lakukan padamu lebih besar di banding setiap luka yang aku dapatkan. Aku hanya takut…". Wang yibo menggingit bibir bawahnya dan kembali melanjutkan kalimatnya. "Aku hanya takut jika kau akan meninggalkanku"
Xiao zhan menggeleng. Dia tidak bisa meninggalkan pria ini. Dia melepaskan pelukan hangat itu dan mengecup lembut bibir wang yibo, di satukannya dahinya dan dahi milik sang kekasih hingga mereka bisa merasakan deru nafas masing-masing.
"Aku tidak pernah punya siapa pun di sisiku. Harapan terbesarku adalah memiliki seseorang yang akan selalu menemaniku kelak. Saat aku bangun dia berada di sampingku, dan saat aku kembali memejamkan mata dia juga senantiasa berada di sampingku. Dan selama ini kau yang melakukan itu wang yibo. Tidak peduli seberapa buruk perlakukanmu dulu padaku. Terlepas dari itu, sekarang aku mencintaimu…sangat".Wang yibo tersenyum kecil. Air matanya menetes tanpa di suruh. Dia membiarkannya begitu saja, biarkan dia mengalir dengan bebas. Di raihnya tengkuk xiao zhan dan di kecupnya bibir mungil itu. Mereka menikmatinyan setiap kenikmatan yang mereka salurkan, terdapat cinta yang besar bagi mereka berdua yang memahaminya.
Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu lagi. Kau milikku. Hanya aku, dan sampai kapan pun kau tak akan bertemu lagi dengan pria itu. Pria yang telah membuat masa depanmu gelap dan hancur. Pamanmu itu, aku membunuhnya.
Di sela-sela ciuman mereka. Wang yibo mengingat kejadian 2 tahun lalu, dimana dia pergi ke kota yiling. Disana dia menemui pria tua yang sudah berumur 70-an. Wang yibo duduk memangku kakinya di atas sofa, sedangkan pria tua itu menatap wang yibo dengan tatapan sombong dan angkuh. Pria itu itu merupakan salah satu orang sukses yang kaya raya di kota itu. Tapi hal itu tidak membuat seorang wang yibo gentar sedikit pun. Wang yibo malah menantang dan menatap tajam pria tus tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Tanggung Jawabku (END)
RomanceBerawal dari kebencian yang menimbulakan rasa cinta. Namun cara dia menunjukan rasa cintanya adalah cara yang salah. Namun semua kisah akan berjalan indah hingga waktunya jika kita terus berusaha. "aku yang menyebabkanmu seperti ini. jadi aku yang a...