Akashi memandu yang lain ke majiburger, restoran terdekat dari apartemen Kagami. Mereka memilih meja di sudut ruangan untuk memberi sedikit ruang privasi.
"Jadi, mau memesan minuman lebih dulu atau nanti saja?" Tawar akashi
"Heh.. Kenapa kau tidak langsung ke intinya saja? Seperti bukan kau saja, akashi"jawab aomine
"Nee..nee.. akashicchi ingin bicara tentang apa?"tambah kise
"Baiklah, aku ingin mendengarkan pendapat kalian tentang Kagami Taiga" tutur akashi terus terang
"Akashi kun.. maksudmu?"
"Kenapa kalian terkejut?" Tanya akashi lagi sambil melihat wajah mereka satu persatu.Tak ada yang bicara bahkan murasakibara berhenti memakan permen jelly Bean miliknya sebelum mulai bicara.
"Hem~~ kaga chin itu selalu memiliki semangat, keras kepala, suka berteriak tapi.. dia selalu mementingkan orang yang ada di sekitarnya dan.."
Kalimat yang tak disangka bisa keluar dari mulut kekakanakan murasakibara. Mereka semua menyetujui hal itu sampai ia melanjutkan kalimatnya.
".. makanan buatannya adalah terbaik"Bugh..
Sebuah pukulan ringan mengenai perut murasakibara.
"Apa kau hidup hanya untuk makan, hah?" Tanya Midorima kesal
"Mido chin itu sakit.."
"Sudahlah, sekarang aku mau kalian menjawab pertanyaan ku." Lerai akashi.
"Kalau begitu selanjutnya siapa yang mau bicara?" Tanya kuroko
"Lanjut ke midorimacchi saja, biar aku pesankan minuman dulu." Ucap kise sambil berdiri meninggalkan meja"Jadi, aku mulai?"
Yang lain menjawabnya dengan tatapan setuju
"Baiklah.. dia orang yang menghargai pilihan orang lain walau bicaranya agak kasar tapi dia tidak bermaksud buruk, bukan berarti aku memberikan perhatian lebih padanya nanodayo"
"Dasar kacamata tsundere, kami mengerti apa maksudmu, jadi selanjutnya aku heeh? Bakagami itu bodoh, dia juga sering mengomel saat aku membawa Mai chan ke mana mana.. yah walau kuakui dia tahu bagaimana cara menyemangati orang lain"
"Aomine kun, hal seperti itu harusnya kau simpan sendiri" sela Kuroko
"Hoi tetsu ayolah, di Amerika semua itu lebih bebas kan, tapi wajahnya yang memerah saat ia berkeringat, lelah atau malu itu benar benar sesuatu kau tahu?"
"Daiki, cukup!" Tegur akashi dinginMereka semua memberikan tatapan tidak percaya padanya bahkan kise yang baru kembali juga bereaksi sama
"Hei kenapa dengan kalian itu, untuk tubuh atletisnya akuilah bukankah lekuk tubuhnya terlihat luar biasa" tambahnya sambil menyeringai nakal
"Aominecchi, kalau menurutku bukankah senyumannya yang polos itu terkadang membuatmu ingin membuat dia menangis memohon padamu"
"Kise kun tidak kau juga.."
"Nee kurokocchi kau tidak setuju?" Tanya kise dengan main main.
Kuroko menggumam pelan, dia tidak bisa mengelak bahwa terkadang ia juga memikirkan hal hal seperti itu.Stap...
Semuanya menahan nafas saat melihat sebuah gunting menancap di meja tepat di depan kise.
"Kurasa itu cukup."
Aura hitam menguar dari tubuh kapten rakuzan itu. Mereka memilih diam dan menyibukkan diri dengan minuman mereka.
"Jadi, kurasa sepertinya tidak ada yang ingin mundur ya?" Tanya akashi lagi.Mereka menanggapi pertanyaan itu dengan seringai tipis di wajah mereka.
~~flashback end~~Teet..teet..teet..
"Aah.. iya aku bangun.." gumam Kagami sambil mematikan alarmnya.
Tak butuh waktu lama ia menyiapkan dirinya untuk berangkat. Setelah meletakkan tasnya di sofa ia pergi ke dapur untuk membuat sarapan.Tingtong..
Bel pintu berbunyi. Kagami pun membuka pintu untuk melihat siapa yang datang.
"Pagi, Kagami Kun."
"Oh, pagi Kuroko, ada apa pagi pagi datang ke sini?"
"Aku ingin berangkat ke sekolah bersamamu." Jawabnya terus terang
"Eh? Ehm.. kalau begitu masuklah dulu"Setelah Kuroko masuk Kagami menutup pintu sambil menghela nafas pelan sebelum menyusulnya.
"Kau sudah sarapan? Mungkin mau minum sesuatu?" Tanya Kagami
"Sudah kagami kun aku mau minum air mineral saja" jawab Kuroko
"Baiklah"
Setelah memberikan segelas air pada kuroko, Kagami menghidangkan telur dadar manis buatannya untuk ia makan. Atmosfir di antara mereka jadi sedikit canggung.
"Kau mau mencobanya?" Tawar Kagami berusaha mencairkan suasana.
"Tentu. Aah.."
Kagami tiba tiba membeku melihat tingkah partnernya.
"Kenapa? Tidak jadi?" Goda kuroko
Wajah pemuda merah di depannya sudah memanas karena malu. Tanpa sadar Kagami menyuapkan sepotong ke mulut Kuroko.
"Ini enak, terimakasih Kagami kun"
"Berisik" umpat Kagami sambil mencuci piring.
"Kau terlihat manis dengan apron itu" puji Kuroko sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Precious Angel!
FanfictionKarakter bukan milik saya, saya cuma pinjam untuk cerita ini Warning!! Typo berserakan, penulis masih pemula, mengandung OOC, updatenya suka suka.. Homophobic harap menjauh Summary: Dimulai dari perhatian berujung rasa ingin memilikinya, untuk 'cah...