"Nggh... Tatsuya?"
"Kau sudah bangun taiga?" Jawab pemuda raven itu
Kagami menguap pelan, ia sepertinya ketiduran saat mereka menonton film tadi malam.
"Kau benar-benar mudah sekali tertidur ya? Ayo sarapan" ucap himuro sambil menepuk kepala merah itu pelan.
Kagami membalasnya dengan anggukan ringan. Setelah membasuh wajahnya ia pun bergabung di meja makan untuk sarapan."Taiga, setelah ini aku akan pulang, kau ada rencana hari ini?" Tanya himuro
"Hmm.. entahlah, rutinitas biasa"
"Apa kau mau ikut ke Akita?"
Kagami diam sebentar untuk melihat wajah saudara angkatnya itu. Ia tahu himuro tidak ingin ia kesepian tapi, dia tidak bisa terlalu bergantung padanya kan?
"Kurasa lain kali, aku titip salam saja untuk mereka" jawab Kagami. Ia ingin Kagami lebih terbuka padanya. Walau hubungan mereka sempat bermasalah. Setidaknya sekarang jauh lebih baik.Setelah mereka menyelesaikan sarapan, pemuda raven itu pun berpamitan.
"Baiklah, kau bisa menghubungi ku kapan saja kau mengerti?" Ucapnya pelan sambil memeluk Kagami.
Pemuda alis cabang itu menjawabnya dengan anggukan dan tersenyum. Saat himuro sudah masuk lift baru ia menutup pintunya.Pemuda bersurai gradasi itu kembali merebahkan diri ke sofa dan menarik selimut. Ia berencana tidur sebentar lagi andai hp nya tidak berdering.
Kriing..
"Hhmm.. halo?"
"Halo, Taiga. Ini aku"
Kagami yang tadinya mengangkat tanpa melihat nama seketika sadar. Ia tahu siapa itu, walau tidak melihat namanya.
"Apa.. ini akashi? Ada apa?"
"Ya, kau benar, aku hari ini akan ke Tokyo, kau punya waktu luang kan?"
Kagami diam sebentar, 'apa dia juga..'
"Tidak ada aku luang hari ini."
"Aku ada sedikit urusan pekerjaan di sana, sekitar jam 3 nanti aku akan menjemputmu bagaimana?"
Kagami tersenyum kecil. Sungguh ini sangat akashi. Nada memerintah itu ada tapi sedikit lebih lembut.
"Ya tentu saja"jawabnya masih tersenyum
"Kalau begitu sampai jumpa lagi"
Dengan itu akashi mengakhiri pembicaraan.
Kagami melihat jam, masih jam 7.00.
"Aku akan tidur dulu sebentar" gumamnya pelan sambil memejamkan mata."Mio, kau sudah menyiapkan yang aku minta?" Tanya akashi pada sekretaris wanita berkacamata yang berdiri di belakang nya
"Ya, tuan. Semua sudah saya siapkan"
"Bagus, ayo kita masuk. Rapat akan ku mulai sekarang."
Begitu pintu ruangan di buka, akashi masuk dengan sangat elegan tak lupa aura kaisar yang meliputinya. Peserta rapat yang lain segera membungkuk memberi hormat.
"Selamat datang, tuan Akashi" sambut mereka serentak
"Mari mulai rapat nya""Yosh, semuanya selesai!" Ujarnya senang
Kagami terbangun setengah jam sebelum tengah hari. Ia sudah selesai membereskan rumah. Sekarang ia sedang merilekskan tubuh nya. Masih ada satu jam lagi sebelum akashi menjemputnya.
"Apa sebaiknya aku berpakaian sopan ya? Atau kasual saja ya?" Gumamnya pelan
Ia berjalan menuju lemarinya. Ada banyak baju yang dikirim oleh ayahnya. Ia sebenarnya tidak terlalu ambil pusing akan gayanya. Tapi mungkin baju baju itu akan segera berguna.
"Cih, apa yang sedang aku lakukan.. tentu saja baju kasual" ucapnya geli
Ia menutup kembali lemarinya dan mandi.
Pemuda bermata Crimson itu sengaja mandi sebelum pergi agar ia bisa kelihatan segar nanti. Setelah selesai ia makan siang. Karena jam makan siang juga sudah lewat, kaisar Kyoto itu mungkin akan langsung mengajaknya berkeliling.
"Sebentar lagi.. apa aku turun sekarang saja? Tapi, mungkin dia belum datang.. ah aku tunggu di sini saja"
Benar saja. Tepat saat Kagami kembali duduk hp nya berdering.Krriingg....
"Halo?"
"Halo, taiga, kau sudah siap?"
"Oh.. ya, akashi apa kau sudah dekat?"
"Aku sekarang ada di depan gedung apartemen mu"
"E..eh..? O.. okay, aku turun sekarang"
"Kalau begitu aku tutup"Setelah telepon itu berakhir, Kagami segera berdiri dan pergi. Dia sedikit merapikan bajunya di lift supaya tidak terlihat kumal.
'ini akan baik baik saja' ia meyakinkan dirinya dalam hati sebelum keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Precious Angel!
FanficKarakter bukan milik saya, saya cuma pinjam untuk cerita ini Warning!! Typo berserakan, penulis masih pemula, mengandung OOC, updatenya suka suka.. Homophobic harap menjauh Summary: Dimulai dari perhatian berujung rasa ingin memilikinya, untuk 'cah...