"Hmmhh.."
Perlahan Kagami membuka matanya. Kedip, kedip, ia berusaha menyesuaikan cahaya matahari pagi yang menyelinap dari balik tirai jendelanya."Aahh.. jam berapa ini?"
Ia menguap kecil dan mengambil hpnya.
"ASTAGA! 15 menit lagi!"
Rasa kantuknya hilang seketika, ia langsung buru buru bersiap untuk berangkat. Dia membuka kulkas mencari apa saja yang bisa dia makan.
"Roti cream, ah untunglah belum kadaluarsa" gumamnya
Dengan cepat ia menggigit roti itu dan berlari ke sekolah.'oh ayolah sedikit lagi!' ia berusaha menyemangati dirinya sendiri dalam hati.
Dengan sekuat tenaga ia berhasil masuk kelas bersamaan dengan bel pelajaran. Dia berhenti sebentar sebelum masuk untuk mengambil nafas.
"Kagami kun?"
"ASTAGA!"Untung saja Kagami tidak punya penyakit jantung. Bisa bisa dia mati mendadak karena kebiasaan partnernya ini.
"Kuroko, aku baru saja duduk. Kau mengejutkanku!" Balas Kagami agak kesal.
"Aku tidak bermaksud, Kagami kun, omong omong apa yang membuatmu hampir terlambat?" Tanyanya santai, tanpa mempedulikan nada kekesalan Kagami sebelumnya.
"Ah.. itu.. aku rasa tidurku tadi malam terlalu nyenyak, haha.."jawab Kagami sambil tertawa pelan.
"Benarkah? Senang mendengarnya" Kuroko tersenyum lega.Kagami tak mengerti kenapa orang di hadapannya berekspresi seperti itu. Bukan tidak suka hanya saja, terasa berbeda.
Begitu guru masuk ia pun mengalihkan perhatiannya kembali. Hari ini ia merasa bisa memperhatikan pelajaran dengan baik. Tanpa terasa waktu istirahat tiba. Kagami melihat ke bangku di belakangnya, Kuroko masih sibuk dengan hpnya.
"Kuroko, aku mau membeli makanan, mau ikut?"
Pemain phantom six man itu tersenyum kecil dan menggeleng pelan.
"Maaf Kagami kun aku harus menyelesaikan sesuatu dulu" tolaknya halus
Kagami mengangguk mengerti ia pun berbalik dan berjalan ke luar kelas. Perutnya sudah berbunyi minta untuk diisi. Kuroko menoleh ke jendela setelah melihat Kagami keluar kelas."Aku sebenarnya sangat senang tapi aku tidak bisa melanggar kesepakatan kami, hah.." gumam kuroko menyesal. Matanya melihat ke arah lapangan di mana ada sekumpulan gadis yang berteriak teriak histeris.
Kagami melewati orang orang yang sedang melihat ke lapangan dari jendela. Pemuda beralis cabang itu tak mau ambil pusing, sekarang ia hanya ingin mengisi perutnya. Baru saja ia akan membeli roti ketika tiba-tiba ada yang meneriakkan namanya.
"KAGAMICCHI!!"'oh astaga tidak lagi...'
Benar saja ketika ia berbalik kise sudah berlari ke arahnya, tapi bukan itu yang Kagami khawatirkan. Tak jauh di belakangnya ada kerumunan gadis yang dengan 'gila' mengejar kise.
"Kise, sedang apa kau di sini?" Geram Kagami
"Kita bicara nanti saja ssu! Ayo pergi!" Jawab kise sambil menarik pergelangan tangan Kagami.
Model pirang itu benar benar mencengkram pergelangan tangannya dengan kuat. Untungnya ia bisa mengimbangi kise. Saat mereka sampai di dekat tangga kise langsung menarik Kagami ke bawah tangga dan menggeser troli alat kebersihan untuk menutupi mereka.
"Kise kun!"teriak seorang gadis
"Kemana ia pergi?"tanya gadis lainnya yang berkuncir
"Kurasa mereka ke sana"jawab gadis lainnya.Setelah kerumunan itu pergi meninggalkan tempat itu.
Kagami membeku, dia tidak bisa bergerak. Sesaat setelah itu, kise menghembuskan nafas lega. Saat ia menoleh wajahnya benar-benar dekat dengan Kagami. Posisi itu terasa sangat salah untuk Kagami. Kakinya melebar dan kise memangkunya, wajah Ace seirin itu sudah benar-benar merah. Nafasnya masih sedikit terputus-putus, ia bisa merasakan hangat nya nafas orang di depannya itu. Tapi bukan itu saja, kise terus terusan menatapnya.
"Kise.. ehmm.. mereka sudah pergi" gumam Kagami pelan sambil memalingkan wajahnya.
"Benarkah?"
Walau ia tak melihat wajahnya tapi ia tahu kise sedang menyeringai. Kagami tidak mau melihat ke arahnya. Ia takut terkunci dalam tatapan mata honey itu. Mereka kembali diam
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Precious Angel!
FanficKarakter bukan milik saya, saya cuma pinjam untuk cerita ini Warning!! Typo berserakan, penulis masih pemula, mengandung OOC, updatenya suka suka.. Homophobic harap menjauh Summary: Dimulai dari perhatian berujung rasa ingin memilikinya, untuk 'cah...