Pernyataan

214 35 1
                                    

#WARNING!!!
Chapter ini terlalu panjang, dapat mengakibatkan bosan, dan lapar..
Disarankan melaksanakan hajat dulu...
Biar bacanya enak..

Selamat membaca...
_________________________

"Huwahhhmm.."
Kagami merenggangkan tubuhnya. Di luar matahari sudah bersinar.  Matanya melirik ke jam di dekatnya, jam 7.00.
"Aku akan tidur sebentar lagi.." gumamnya pelan.
Ia menarik selimut itu sampai ke kepala. Ia mengubah posisinya menyamping, tengkurap, terlentang dan kembali lagi.
"Akhh..."
Kagami mengerang frustasi. Semalam ia sempat kesulitan tidur karena memikirkan hari ini. Untungnya ia tidak terlambat bangun.
"Kenapa mereka melakukan hal seperti ini padaku? Ini sama sekali tidak lucu."
Kagami pun bangun dan segera membereskan kamarnya. Setelah sarapan ia pergi untuk lari pagi. Dia ingin menenangkan pikirannya sejenak dan memilih berlari di taman di dekat rumah saja. Pemuda bersurai gradasi itu pun duduk di bangku setelah berlari lebih dari setengah jam. Seorang wanita paruh baya menghampiri nya. Itu adalah tetangga yang tinggal tepat di bawahnya. Wanita itu pernah beberapa kali datang mengunjunginya.
"Pagi, bibi." Sapa Kagami sambil tersenyum
"Ara, pagi Kagami kun, tumben sekali kau berlari pagi di sini." Jawab wanita itu ramah.
"Aku sedang mencari suasana yang tenang itu saja."
"Apa kau tidak akan pergi ke luar hari ini? Ini hari yang cerah kan."
"Ah, itu.. aku punya janji untuk pergi nanti" jawab Kagami
"Apakah kencan? Wah, masa muda itu memang menyenangkan ya.."
"Bukan kencan." Tegas Kagami.
Wajahnya mengkhianati suaranya. Bibi itu tertawa saat melihat wajah pemuda itu memerah.
"Aa.. Kagami kun, jangan malu-malu seperti itu, pemuda tampan sepertimu pasti banyak penggemar, kan?" Ujar bibi itu santai
"Sudah kubilang bukan seperti itu.." geramnya sambil mengerucutkan bibirnya.
"Astaga, kau jadi terlihat imut sekali!"
"Aku tidak imut sama sekali." Bantahnya pelan.
"Sudahlah, bibi pulang duluan ya, semoga hari mu menyenangkan." Ujar wanita itu sambil mengusak rambut Kagami lembut.
Kagami tersenyum kecil saat wanita itu pergi. Selama dia tinggal di Jepang dia hampir selalu sendirian, dia bersyukur masih ada yang peduli padanya.
"Baiklah, kurasa aku harus bersiap sekarang, agar bisa naik bus tepat waktu." Ujarnya santai.
Pemuda berdarah campuran itu segera kembali ke apartemennya. Kagami segera berpakaian setelah mandi. Sebuah jeans panjang dengan kaos hitam serta kemeja merah dengan pola garis abstrak berwarna warni sudah membalut tubuhnya.
"Apa aku bawa bola basket ya?.." tanya Kagami pada dirinya sendiri, "..ah, sepertinya tidak perlu."
Kagami pun segera pergi ke halte terdekat untuk naik bis. Sepanjang jalan ia hanya menatap ke luar. Tak ada satupun dari kepala pelangi itu yang menghubungi nya hari ini. Entah kenapa, ia jadi agak gugup.
Bis itu pun sampai di tempat ia bertemu Kisedai pada pembukaan winter cup.

"Baiklah, sekarang dimana mereka?" Ujarnya sambil melihat hp nya, "ah, bagus ternyata aku datang lebih awal, sekarang aku harus bagaimana?" Tambahnya sebal.
Matanya mencari keberadaan para kepala pelangi itu tapi, tak ada tanda-tanda mereka. Untungnya ada sebuah kafe yang sudah buka. Ia memesan kopi espresso untuk menemaninya menunggu. Semuanya sangat tenang, interhigh sudah selesai begitu juga babak penyisihan. Tak banyak yang datang ke tempat ini. Kagami menyibukkan diri dengan hp nya. Tanpa menyadari seseorang yang menghampiri nya.
"Kenapa kau duduk sendirian di sini? Mau ku temani?"
"Silahkan saja." Jawabnya tanpa melirik sedikit pun.
"Apa kau menunggu seseorang?" Tanya orang itu lagi.
Kagami mematikan hp nya. Ia mengenal suara ini. Ini suara yang sangat familiar baginya.
"Tidak juga, kenapa senpai ada di sini?" Tanya Kagami balik sambil menatap mantan kapten nya itu.
"Aku sedang jalan-jalan saja" jawab Hyuuga santai.
"Apa senpai baru sampai?"
"Iya, kenapa?"
"Apa kapten melihat Kuroko atau salah satu Kisedai di luar?" Tanya Kagami, tanpa mengalihkan pandangannya.
"Bicaralah yang sopan pada senpai mu, Kagami.." ujarnya sambil menjitak kepala Kagami.
"Akhh.. senpai apa itu perlu?" Geramnya sebal.
"Tentu, dan soal pertanyaan mu itu kurasa aku melihat mereka duduk di tangga luar gymnasium."
Mendengar jawaban itu Kagami langsung memasukkan hp nya di saku dan meminum espresso nya dengan cepat.
"Ah.. kau menunggu teman kencan mu ternyata.."
"Ukh.. huk.."
Hyuuga  yang melihat reaksi kouhai nya itu langsung tertawa. Kagami menepuk-nepuk dadanya pelan.
"Senpai, ini tidak lucu! Untungnya baju ku tidak kena cipratan nya"
"Hei hei jangan marah Kagami, aku hanya bercanda."
"Candaan mu tidak lucu, siapa bilang aku mau kencan, hah?"
"Hahaha.. Kagami kau bicara seperti itu tapi wajahmu memerah. Sudahlah sebaiknya kau cepat pergi, kau pasti sudah di tunggu."
"Iya aku tahu, aku duluan senpai."
Kagami pun segera pergi meninggalkan kafe itu. Hyuuga yang melihat itu hanya bisa tersenyum tipis.
"Yah, aku tidak bisa menyalahkan mereka, Kagami itu pikirannya terlalu sederhana."

Our Precious Angel! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang