Semua yang ku benci kini terulang lagi dan membuat luka baru lagi
Laurensi Ostafina
"pagi sayang" sapa mamah lauren saat lauren memasuku dapur
"Kalo ada maunya aja mamah sapa lauren, kalo ada maunya aja mamah panggil lauren sayang, ah sungguh menyakitkan" lauren berbicara dalam hati
"tumben - tumbenan mamah sama papah ikut sarapan di sini sama lauren" ucap lauren dengan muka tanpa ekspresi
Keluarga kecil itu sedang menikmati sarapannya di meja makan,walaupun lauren tau ini hanya akal - akalan papah dan mamah lauren saat ada maunya, tapi lauren tak membohongi perasaannya,dia suka situasi sekarang ini, semua berkumpul seperti keluarga yang harmonis, seperti satu keluarga yang saling melengkapi,seperti satu keluarga yang selalu ada,tapi kalian tau kan? Keluarga ini tak se harmonis itu, tak saling melengkapi, tetapi malah saling menyakiti, menghiraukan kebersamaan yang seharusnya selalu ada,itulah kenyataan dari keluarga lauren selama ini
"ada yang ingin papah bicarakan" ucap papah lauren menghilangkan kesunyian
"lau sudah tau, kalian mau deketin lau cuma kalo lagi ada maunya kan hahaha shiiiittt" sinis lauren
"setelah sampai bogor kamu akan langsung bersiap - siap untuk pernikahan itu" lanjut papah lauren menjelaskan
"lau sudah tau"
"tau darimana kamu? "
"hahahaha lau selalu tau tingkah licik kalian" sinis lauren
Plakkkkk.....
Mamah lauren menampar pipi lauren dengan kasar, tamparan itu mendarat di bekas tamparan papahnya tadi malem,alhasil bibir lauren mengeluarkan darah segar lagi, luka yang belum sembuh terbuka lagi kini menambah luka baru yang tambah menyakitkan,lauren menahan sakitnya
"TAMBAH BERANI YA KAMU BICARA SEPERTI ITU SAMA ORANGTUA KAMU? " bentak mamah lauren yang merasa tersinggung
"SIAPA YANG MENGAJARIMU MENJADI ANAK PEMBANGKANG? HAAAA??? " papah lauren juga mengangkat suara, dia juga membentak lauren dengan keras
Air mata tak bisa terbendung lagi, kini jatuh untuk yang kesekian kalinya, jatuh karena tingkah kedua orangtuanya, apakah salah jika lauren ingin mengubah tingkah orangtuanya itu? Apa salah?
"cuihhhhhhh... " lauren meludah karena banyak darah yang masuk ke dalam mulut lauren
"ternyata memang benar, terkadang seseorang harus intropeksi diri terlebih dahulu sebelum menilai orang lain.coba sekarang lau tanya pada kalian, apakah sejak lau kecil, kalian mengajari lauren tentang sopan santun? Apakah kalian pernah membimbing Lauren Ostafina ini? Apa--
Plakkkkkkkk....
Tamparan kini mendarat lagi di pipi lauren, papah lauren menamparnya dengan sangat keras, sehingga lauren ikut tersungkur ke lantai, luka yang tambah sakit kini menjadi semakin sakit darah yang tadi belum berhenti mengalir kini semakin deras mengalir, kekuatan yang tadi tinggal separuh kini hampir habis, kekecewaaan kini semakin menumpuk, tapi anehnya rasa sayang lauren kepada orangtuanya tak berkurang sedikit pun
KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET
Teen Fictionseorang anak perempuan yang selalu dijadikan barang mainan untuk kesuksesan yang semu.