#6

85 17 2
                                    

"Jihoon? Untuk apa kamu datang?"

Jihoon tersenyum pada Seongwu yang baru saja membukakan pintu padanya, senyum yang Jihoon berikan padanya tampak tidak biasa untuk Seongwu.  Dibelakangnya, Jaehwan berdiri sambil memperhatikan Seongwu.

"Selamat siang, hyung. Aku membawakanmu makan siang!"

Senyuman Jihoon berubah menjadi senyuman manis yang memang Jihoon berikan seperti biasanya sambil menunjukkan sebuah kotak bekal pada Seongwu.

"Hari ini ibuku datang ke rumah untuk memasakkan banyak sekali makanan untukku."

Seongwu masih merasa curiga dengan Jihoon yang tiba-tiba saja datang ke rumahnya, namun tetap mengizinkan Jihoon untuk masuk ke dalam rumahnya. Tanpa menyadari kalau disana Jaehwan juga ikut masuk ke dalam rumah Seongwu dibelakang Jihoon.















#6















Seongwu membuka kotak bekal berisi sup iga sapi itu sambil terus memperhatikan Jihoon yang masih terlihat santai. Jika dirasakan, rasa sup iga sapi ini terasa benar-benar seperti masakan rumahan, Jihoon tidak membelinya. Namun Seongwu masih merasakan kenjalanan.

"Ini benar-benar masakan ibumu?"

"Tentu, hyung!"

"Bukankah ibumu sudah meninggal?"

Jihoon terdiam. Jihoon tidak ingat itu, karena amnesia yang dideritanya. Jihoon melirik Jaehwan secara diam-diam, yang tampak panik juga. Nampaknya Jaehwan juga lupa soal itu, padahal itu sudah terjadi jauh sebelum dia menikah dengan Jihoon. Beruntung, sebuah ide langsung melintas di otak Jaehwan. Jaehwan menunjuk jari manisnya, memberikan kode pada Jihoon untuk melihat cincin pernikahannya. Hanya dengan melihat cincin itu, Jihoon langsung mengerti apa yang dimaksud oleh Jaehwan.

"Yang aku maksud adalah ibu mertuaku, ibu Kim Jaehwan."

Seongwu terdiam selama beberapa saat setelah Jihoon menyebut nama Jaehwan. Nama yang sudah lama tidak didengarnya.

"Kamu sudah ingat soal Kim Jaehwan?"

Jihoon menganggukkan kepalanya sambil melepas cincin yang baru saja dia pakai sebelum berangkat ke rumah Seongwu sebelumnya. Jihoon meletakkan cincin itu tepat didepan Seongwu. Seongwu tampak membulatkan matanya saat Jihoon menunjukkan cincin itu. Seongwu tahu, itu bukan milik Jihoon. Karena cincin milik Jihoon sudah dia sembunyikan setelah Jihoon masuk ke rumah sakit. Ini milik Jaehwan.

"Tentu. Aku menemukan ini dan langsung mengingatnya."

Sesuai rencana, sementara Jihoon sibuk dengan Seongwu, Jaehwan pergi ke kamar Seongwu yang berada dilantai dua secara diam-diam sambil mengingat rencana yang sudah disusun bersama dengan Jihoon sebelumnya.



"Saat aku sibuk dengan Seongwu hyung, kamu pergilah ke kamarnya lalu ambil handphone nya. Setelah itu segera pergi keluar dari rumah Seongwu hyung. Cari tempat persembunyian."

"Kenapa handphone nya?"

"Mungkin kita bisa mendapat informasi dari history percakapan dia dengan Daniel."



Jaehwan membuka pintu kamar Seongwu dengan perlahan. Tentu saja Jaehwan dapat dengan mudah menemukannya, Jaehwan dan Seongwu dulu adalah teman satu kantor. Sebelum menikah dengan Jihoon, Jaehwan banyak menghabiskan waktu dengan Seongwu di rumah ini.

Setelah membuka pintu kamar itu, Jaehwan dapat langsung menemukan handphone Seongwu yang terletak diatas meja nakas disebelah ranjangnya. Jaehwan segera masuk ke dalam kamar Seongwu dan mengambil handphone Seongwu.

"Dimana chat dia dengan Daniel..."

Jaehwan membuka satu aplikasi chat di handphone Seongwu dan berusaha mencari nama Daniel disana. Setelah dua kali mengusap layar itu, Jaehwan langsung dapat menemukan nama "Daniel K." disana.



Daniel K.
Ong Seongwu.
Aku tahu kamu membenci Kim Jaehwan 'kan?

OSW
Iya, itu benar.
Kenapa?

Daniel K.
Aku menyukai Jihoon.
Kamu mau membantu aku?
Kamu bisa membantu aku, sekaligus melepaskan dendammu pada Jaehwan.



Jaehwan membulatkan matanya. Semakin Jaehwan memutar isi percakapan tersebut, semakin Jaehwan tidak bisa percaya dengan apa yang dibacanya. Selama ini, teman satu kerjanya yang selalu ramah padanya, membencinya.



OSW
Aku membencinya karena dia selalu mendapat pujian dari pimpinan kantorku. Padahal dia tidak pernah mengerjakan pekerjaannya dengan serius.
Kenapa aku yang selalu bekerja dengan keras tidak pernah dilihat oleh pimpinanku?



Jaehwan terdiam. Masih tidak percaya apa yang dibacanya. Sampai akhirnya Jaehwan mendengar suara langkah kaki yang sedang menginjak anak tangga menuju tempat Jaehwan berada saat ini, disertai dengan suara Seongwu dan Jihoon yang sedang berbicara. Seongwu dan Jihoon sedang menuju ke sini.















TO BE CONTINUED



You got me feeling like a psycho psycho

Anggap aja ini soundtrack nya guys.

[ WINKKING ] AmnesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang