Jaehyun hanya memandangi tubuh Taeyong yang terbujur kaku di ranjang. Dengan bercak darah yang ikut mewarnai sprei putih miliknya.
Ia menggenggam tangan dingin itu. Menatap lekat pada sosok yang menjadi pelampiasannya.
"Maafkan aku. Seharusnya, ini tidak terjadi." ia semakin mempererat tautan jari-jari itu. Semakin merasakan kesakitan yang menghujami relung hatinya.
"Seharusnya, aku tidak bertemu dengan mu. Kau jadi menderita begini. Maafkan, aku."
Jaehyun pun melepaskan tangan itu. Ada sesuatu yang ingin ia selesaikan terlebih dahulu.
.
.
.
.Jaehyun turun ke lantai satu. Ia agak berlari setelah mendengar bel rumahnya berbunyi.
Ia melihat ke arah cctv pengawas. Dan, agaknya ia sedikit terkejut.
"Rose, mau apa dia kemari?" ia tak segera membuka pintu. Ia mengirim voice note yang akan terdengar oleh Rose melalui speaker kecil di atas bel nya. Wanita itu justru tertawa kecil.
"Jaehyun, aku tahu kau merindukanku. Kau tidak akan bertahan lama dengan bocah itu. Aku tahu, kau hanya main-main dengannya saja, bukan begitu?"
Jaehyun hanya terdiam. Dirinya menyelami perbuatannya yang sudah membuat mungilnya hingga saat ini, tak bisa terbangun lagi.
Apakah Jaehyun hanya terobsesi oleh Taeyong? Apakah cinta itu benar-benar nyata?
Jika memang cinta itu nyata, apakah ada bukti nyata dari keberadaan cinta itu?
Jika cinta adalah hal yang membuatmu ingin sekali memiliki orang lain, maka apa bedanya dengan obsesinya terhadap Taeyong?
Apakah cinta bisa menunjukkan kebahagiaan abadi pada dirinya?
Lalu, jika bukan Taeyong apakah ia harus berlabuh di hati sang wanita yang saat ini tanpa menyerah terhadapnya selalu mengejar jejak kakinya hingga, kakinya sendiri tidak tahu apakah berdarah untuk kesekian kalinya hanya untuk menggapai dirinya?
Semua luka itu, semua penolakan itu tak membuatnya pantas menyerah untuk mendapatkan cinta Jaehyun.
Wanita itu masih mengharapkan kehadirannya untuk bersatu dan berbagi hati dengannya. Menjadi sebuah kesatuan yang sangat amat intim bernama Pasangan Suami-istri.
Namun, kadang kala Jaehyun juga meragukan cinta wanita itu. Apakah, ia hanya mengincar harta Jaehyun? Apa semua kekayaannya bahkan tidak cukup? Apa ia hanya ingin popularitas? Tapi, untuk apa?
Jaehyun bahkan terombang-ambing oleh pikirannya sendiri. Hatinya bahkan tak sedikitpun memikirkan perasaan wanita itu.
Jika ia bersama Taeyong, ia hanya akan membuat pria mungil itu terluka lebih dalam.
Semua pertengkaran, adu mulut, dan penyiksaan ini sudah membuatnya tersadar. Sampai kapanpun, sampai seterusnya dan selamanya...
Taeyong tidak akan menjadi miliknya.
Bahkan, hingga dunia ini menemui ajalnya sekalipun.
Sejengkal jari dan rambutnya pun Jaehyun tidak berhak menyentuh Anak Adam yang selama ini ia torehkan banyak tinta hitam di dalam dirinya. Terlalu banyak goresan dosa yang penuh dengan nafsu dan obsesi belaka. Itu bukanlah cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Shadow || Limerence Season 1
FanfictionTaeyong yang mau tak mau terikat takdir bersama pria arogan yang tak kenal belas kasihan. Pria yang dengan senang hati memungutnya dan menjadikannya jalang...... apa ia mau menjadikan Taeyong sebagai 'suami kecil'nya?