PROLOG

48.4K 2.3K 371
                                    

Queen menarik selimut, menutupi tubuh polosnya hingga ke ujung dagu. Meringkuk di ranjang hotel yang empuk, sembari menahan perih di antara kedua pahanya. Sudut matanya melirik pria bertubuh tinggi tegap yang tengah mengancingkan kemeja bercorak garis hitam dan putih.

"Tuan ... Rafael ...," lirih Queen, suaranya terdengar gemetar.

Rafael menoleh sebentar. Setelah semua kancing terpasang dengan rapi, ia mengambil sesuatu dari balik saku jasnya. Menuliskan nominal seratus lima puluh juta rupiah, lantas membubuhkan tanda tangan di sana.

"Anggaplah malam ini tidak pernah terjadi. Jangan sampai ada yang tahu, apalagi sampai terendus media." Rafael berucap tegas, tidak ada keraguan sedikit pun.

💔💔💔

Ya, aku memang bodoh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya, aku memang bodoh. Tidak seharusnya aku terjatuh ke dalam pelukan pria penuh pesona itu. Bagaimana tidak, pria bernama Rafael itu terlalu pandai memerangkap seorang wanita dalam sebuah gairah yang tidak berkesudahan. Kenikmatan sesaat, yang pada akhirnya menyeretku ke jurang penderitaan.

Aku layaknya seekor kelinci yang takluk oleh seorang pemburu. Seolah aku adalah permainan yang menyenangkan baginya. Dia ... memperalatku. Dan ia tidak peduli sekalipun kelinci perlahan mati di dalam genggaman tangannya. Aku ... tidak berdaya.

- Queen -

💔💔💔

Aku menemukan permainan baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menemukan permainan baru. Aku tertarik padanya? Sama sekali tidak! Aku bahkan bisa menemukan wanita yang segalanya melebihi dia. Dan lagi, aku memiliki seorang kekasih yang membuatku tidak ingin berpaling pada wanita lain.

Tapi, harus aku akui jika gadis bernama Queen itu sangat istimewa. Wajah polosnya senantiasa menampakkan keceriaan. Jemari lentiknya begitu piawai memainkan tuts-tuts piano, menciptakan nada-nada yang merasuk hingga ke dalam hati.

Sekali lagi, aku tidak tertarik padanya. Aku hanya memanfaatkannya. Namun pada akhirnya, aku menjatuhkannya. Keceriaan di wajah gadis itu lenyap dalam sekejap. Aku ... melukainya. Ya, katakanlah aku memang pria brengsek. Tapi, jangan pernah menyalahkanku. Salahkan dia karena berani bermain api, hingga akhirnya terbakar dan hancur lebur menjadi abu.

- Rafael -


💔💔💔

To be Continued
18-06-2020

Halooo.. Kalian pembaca baru atau baca ulang?

Btw cerita ini akan direpost sampai tamat. Cerita ini juga tersedia ebook-nya di Play Store dan juga Karya Karsa ya..

TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang