Queen menggigit bibir bawahnya, lantas memalingkan wajah. Sebenarnya, Joshua pernah melakukan hal semanis ini, tetapi Queen merasa itu biasa. Akan tetapi, ketika pria asing bernama Rafael melakukan hal yang sama, Queen justru merasakan efek besar di dalam dirinya.
Terlebih saat Rafael mengatakan kalimat terakhirnya. Ada perasaan membuncah di dalam hati Queen, lantas berefek pada kedua pipinya yang memanas. Ah, sebesar itukah daya tarik yang dimiliki Rafael?
Tidak! Queen tidak boleh terpengaruh. Pria mesum seperti Rafael sangat berbahaya. Ingat kalimat pertama yang terlontar dari mulut pria itu saat bertemu dengan Queen? Hem ... typical pria mesum yang senang bergonta-ganti pasangan.
"Kau semakin terlihat cantik dengan pipi merona seperti itu."
Queen memalingkan wajah, lalu melanjutkan langkahnya yang tertunda. Ucapan-ucapan Rafael semakin membuat Queen melambung tinggi. Memang terdengar manis seperti madu, tapi Queen yakin jika sebenarnya pria itu sudah mencampurkan racun di dalam madunya. Semanis apa pun, Queen akan tetap kalah dan mati jika terus meminumnya.
"Ngomong-ngomong, kau teman kuliah Joshua?" Rafael menyejajarkan langkahnya dengan Queen.
"Ya."
"Artinya kau belum lama lulus. Sudah bekerja?"
"Saya membantu Mama mengurus toko kue."
"Jika mau, kau bisa melamar ke perusahaan kami. Kebetulan sekretarisku dua bulan lagi akan resign. Kau bisa menggantikannya."
Modus! Queen bergidik ngeri. Menjadi sekretaris pribadi Rafael? Bagi gadis lain, tawaran itu sangat menggiurkan. Siapa yang mampu menolak berdekatan dengan pria tampan setiap hari? Tidak. Bagi Queen, berdekatan dengan Rafael tak ubahnya seperti seekor kelinci yang berani masuk ke kandang singa. Rafael berbahaya, titik.
"Maaf, saya tidak suka melamar pekerjaan menggunakan koneksi."
"Oke, tapi setidaknya bisakah kau berhenti bicara formal padaku?"
"Bisakah Anda berhenti sok akrab dengan saya?"
"Aku ingin kita berteman."
Lagi-lagi, Queen menghentikan langkahnya. Bukan karena pertemanan yang ditawarkan Rafael, melainkan karena mereka sudah tiba di gerbang kompleks perumahan.
"Jangan mengharapkan apa pun pada saya. Jadi, tolong tinggalkan saya sekarang."
"Berapa kali juga harus kukatakan, aku tidak terbiasa meninggalkan seorang gadis di tengah jalan."
"Saya sudah sampai di kompleks perumahan."
"Tapi bukan di depan rumah."
Astaga, pria ini! Joshua lelaki yang baik, kenapa dia memiliki kakak semenyebalkan Rafael? Joshua pernah bercerita pada Queen, ia sering bertengkar dengan kakaknya. Jadi, inikah yang membuat mereka sering bertengkar? Hanya karena Rafael orang yang keras kepala dan tidak pernah mau mengalah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped
RomanceQueen harus terjebak di dalam permusuhan antara Rafael dan Joshua. Dia terlalu lugu untuk bisa memahami, jika Rafael hanya sekadar memanfaatkannya. Dan semua sudah terlambat ketika Queen menyadari hal itu. Joshua menawarkan cinta, sedangkan Rafael...