Part 7

13.9K 1.5K 295
                                    


Queen menghela napas kasar, lantas menekan tombol pause di layar laptop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Queen menghela napas kasar, lantas menekan tombol pause di layar laptop. Drama Korea yang sedang ditontonnya sangat membosankan. Ah, tidak. Bukan dramanya yang membosankan, tetapi scene kissing yang membuat Queen jengkel. Demi apa, keromantisan itu justru mengingatkan Queen pada ciuman Rafael.

Refleks, Queen menyentuh bibirnya. Seharusnya, ia memberikan ciuman pertamanya pada lelaki yang ia cintai, bukan pria asing yang menyebalkan. Sudah dua hari sejak peristiwa itu terjadi, dan untungnya Rafael tidak pernah mengganggunya lagi. Barangkali pukulan di wajah Rafael membuat pria itu jera.

Bunyi beep di ponsel membuat Queen mengalihkan perhatian dari laptop. Dengan cekatan jarinya mengusap layar ponsel. Pesan singkat dari Maura.

Mama

Sebelum tidur jangan lupa mengunci pintu dan jendela. Mama pulang besok sore.

Sejak siang tadi, Maura pergi ke luar kota. Kebetulan ada undangan di sebuah acara demo masak, dan Maura menjadi salah satu pengisi acara. Alhasil, Queen pun di rumah sendirian. Setelah membalas pesan Maura, Queen melemparkan smartphone ke atas ranjang.

Queen menajamkan pendengaran. Apa ia tidak salah dengar? Saat itu sudah jam sembilan malam, dan bel pintu berbunyi. Siapa yang bertamu tanpa mengenal waktu? Aish ... tidak tahu sopan santun.

Dan Queen hanya bisa mendengus saat menemukan siapa sosok yang sudah menekan bel pintu. Baru beberapa menit lalu ia merasakan hidup bebas, lalu sekarang si pengganggu datang lagi. Berani sekali Rafael bertamu ke rumahnya. Untung saja Maura sedang bepergian.

Tunggu dulu! Queen mengerutkan dahi dan menatap Rafael tajam. Ia pikir, barangkali berjas hitam itulah yang membuat skenario untuk mengundang Maura dalam sebuah acara demo masak di luar kota. Dasar serigala licik!

"Jadi, berapa lama tamu harus menunggu sampai dipersilakan masuk?" tanya Rafael sembari tersenyum manis. Hah, lalu sekarang Rafael bersikap sok ramah?

"Ada perlu apa?"

"Apa begitu caramu memperlakukan tamu?"

"Tolonglah, Tuan. Ini sudah malam."

"Takut tetanggamu mengintip dan besok akan menggunjingkanmu sambil berbelanja sayuran di depan rumah?"

"Mengertilah, Tuan."

"Tenang, semuanya akan baik-baik saja. Aku datang untuk meminta maaf padamu."

"Saya maafkan, Anda boleh pulang sekarang."

"Dimaafkan, serius?" Senyum Rafael semakin bertambah lebar. "Artinya kita berteman. Kita bisa bicara sebentar di dalam. Aku membawakan lasagna untukmu."

Mata Queen melebar. Rafael bahkan tahu makanan favoritnya? Ah ya, Queen lupa jika Rafael akan menggunakan kekuasaannya untuk mencari semua informasi yang ia inginkan. Dan sekarang, Rafael berdiri di hadapan Queen dengan menenteng dua buah paper bag. Samar-samar, aroma makanan khas Italia itu tercium dan membuat perut Queen terasa lapar.

TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang