Part 4

15.9K 1.6K 323
                                    

Rafael meletakkan ponselnya di atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rafael meletakkan ponselnya di atas meja. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas, menampakkan sebuah kepuasan. Puas karena merasa berada di atas angin. Sebentar lagi, kelincinya akan takluk di dalam genggamannya.

"Kau tersenyum seperti orang yang sedang jatuh cinta." Teman Rafael yang bernama Aldric, berkomentar.

"Jatuh cinta? Jangan konyol." Rafael menghirup aroma kopi di dalam cangkir, lantas menyesapnya. Menikmati perpaduan antara rasa manis dan pahit yang membasahi tenggorokannya.

"Kau benar-benar tahu jika gadis itu sedang memeluk jas dan menghirup aroma tubuhmu?"

"Aku hanya menebaknya. Gadis seperti dia persis seperti buku yang terbuka, setiap lembarnya mudah untuk dibaca. Permainan segera dimulai."

"Aish ... dasar serigala!" Aldric menggeleng-gelengkan kepala, tidak menyukai kelakuan sahabatnya. "Sebaiknya kau pikirkan lagi, dia tidak pantas menjadi korban hanya karena dia gadis yang dicintai adikmu."

"I don't care. Toh Queen tidak sepenuhnya merugi. Kau tahu sendiri, ada berapa banyak gadis yang mengantre ingin berkencan denganku. Dan Queen akan menjadi gadis yang sangat beruntung karena bisa menikmati permainan ranjang denganku."

"Kau hanya mempermainkan perasaannya. Dan dia pasti akan merasa tersakiti nantinya."

"Rasa sakit yang sebanding dengan kenikmatan yang akan dia dapatkan."

Percakapan terjeda saat waiter meletakkan dua porsi steak di atas meja. Daging hangat itu mengepulkan asap tipis, menguarkan aroma khas yang membuat perut semakin terasa lapar. Disajikan bersama french fries dan salad, serta dilengkapi dengan soy sauce wasabi, begitu menggugah selera.

"Oke, dan bisa jadi kau sendiri yang akan terjebak dan terjerat pesonanya."

"Tidak mungkin. Aku setia pada kekasihku."

"Jika setia pada Selly, kau tidak akan tidur dengan ..., eh siapa tadi namanya?"

"Queen."

"Ah ya, Queen. Berapa nilai yang kau berikan untuk gadis itu?"

Dahi Rafael berkerut, mencoba mengingat-ingat. "Emmm ... kakinya jenjang, pinggangnya ramping, rambutnya panjang dan ikal di bagian bawahnya, ukuran dadanya standart, wajah manis dengan sedikit belahan di dagunya. Sepertinya nilai tujuh setengah sudah cukup."

"Damn!" Aldric menepuk permukaan meja. "Dengan ciri-ciri yang kau sebutkan tadi, aku yakin dia pantas mendapat nilai sembilan setengah."

"Hanya kekasihku yang pantas mendapatkan nilai sebanyak itu."

"Astaga, entah kenapa aku bisa memiliki teman sebrengsek dirimu."

"Jangan banyak komentar. Sekarang ceritakan padaku, bagaimana kau bisa menikah dengan istrimu yang polos itu?"

TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang