Kalah

1.5K 43 15
                                    

"Ayo kita taruhan. Kalau kamu yang kalah, permintaan dari kami jadi dua kali per orang, gimana?"

Begitu Jaehwan menyetujui, langsung ada seringai di wajah lima orang.

'Kena kau,kak,' batin Woojin.

.
.
.

"Aduh, kapan sih selesainya? Dari tadi gak selesai-selesai," keluh Jisung sibuk mengipasi diri sambil menyeruput hingga tandas es kopi dalam gelasnya.

"Tau nih, aku udah bete banget," timpal Jihoon mencodongkan badan mencari angin dari kipasan Jisung.

"Uno." Suara Woojin membuat dua orang yang sudah bosan pun memandangnya.

"Akhirnya ada yang sudah uno," sorak Jihoon.

"Hey, sejak kapan kartumu sisa dua? Bukanya tadi kau yang paling banyak punya kartu? Kemana kartu hasil +4 dua kalimu?" selidik Jinyoung kesal.

"Ya habislah. Aku main pake otak, emang situ main pake bacot?" sahut Woojin tidak kalah nyolotnya.

"Kok ngegas. Sakit nih hatiku," ujar Jinyoung pundung.

"Gitu aja potek, lemah amat."

"Main lagi gih. Yang lain udah bosan nungguin kita tau," sela Jaehwan jengah. "Siapa lagi yang jalan?"

"Kak Jaehwan-lah, dari tadi juga ditungguin," ujar Woojin.

Jaehwan terkekeh. "Nih."Jaehwan mengganti warna menjadi warna hijau dengan angka enam tertera di atasnya.

"Yes, selesai."Woojin menaruh angka enam warna merah.

"Yak! Padahal aku sudah ganti warna," runtuk Jaehwan kesal. Ia menggembungkan pipi tak suka.

"Kakak sih, pake nurunin angka enam,'kan Woojin jadi menang." Jinyoung mendengus.

"Loh? Kok jadi nyalahin sih?" ujar Jaehwan tak terima.

"Terus aku harus nyalahin siapa? Angin?"

"Sudah, sudah," relai Sungwoon. "Ayo main lagi, kenapa malah bertengkar kalian ini."

Keduanya kembali main. Kartu di tangan Jinyoung tersisa tiga dan Jaehwan dua kartu.

"Uno!" teriak Jaehwan girang. 'Yes, aku pasti menang,' batinnya.

"Jangan senang dulu. Kak Jaehwan bakalan kalah," ujar Jinyoung sambil mengeluarkan kartu +2.

"Agh! Jinyoung jahat! Mengalah dong sama aku."

"Mana mau Jinyoung mengalah,kak," sahut Daehwi tertawa geli.

Sambil mendumel Jaehwan mengambil dua kartu, membuat sisa kartunya menjadi tiga. Dan malah kartu Jinyoung yang tersisa lebih sedikit.

"Sekarang giliran aku lagi,'kan?"

"Ya," jawab Jaehwan lemah.

"Uno," ujar Jinyoung sambil mengeluarkan selembar kartu +4.

"Aaaaa! +4! Hiks, okay, okay. Aku kalah," kata Jaehwan menyerah duluan kesal karena dia benar-benar kalah telak.

 Aku kalah," kata Jaehwan menyerah duluan kesal karena dia benar-benar kalah telak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara tawa sepuluh orang terdengar.

"Nah,Kak Jaehwan kalah,'kan? Jadi harus ngikutin dua permintaan kami, hahahaha," tawa Daniel pecah.

"Apa? Dua? Totalnya jadi dua puluh dong? Bukannya tadi cuma sepuluh, ya?" tanya Jaehwan.

"Kak Jjaeni jangan pura-pura lupa. Tadi kak Jjaeni taruhan sama Daniel, loh." Jihoon memelototi Jaehwan.

"Iya, iya, aku ingat. Jangan pelototin aku kayak gitu dong. Ugh, kenapa aku harus menyetujuinya," sesal Jaehwan.

"Nanti saja meratapi nasibnya, Jjaeni," ujar Minhyun sambil mengelus kepala Jaehwan.

"Sekarang kita mulai dari kak Jisung saja, 'kan dia yang duluan menang," sela Sungwoon.

"Setuju," seru kesembilan pemain, minus Jaehwan yang sedang berduka.

"Ya, ya, apa permintaanmu,Jirungie?" tanya Jaehwan lemas.

"Aku ingin... heemm." Jisung menyigi dagu menimang.

"Ayolah, kak. Jangan kelamaan mikir," timpal Guanlin gregetan.

Jisung mendengus keki. "Buset, gak sabaran amat."

Tbc

UNO Game Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang