01 - Kembali Asing

289 29 3
                                    

Hening. Hanya suara musik yang menjadi pemecah keheningan sepasang manusia yang sedang duduk diam tanpa kata.

Chaeyeon, wanita itu masih asik memperhatikan keadaan diluar jendela. Hujan masih belum reda. Walaupun begitu, jalanan malam dikawasan Dago Bawah masih terlihat ramai dengan lalu-lalang kendaraan roda empat yang lewat. Maklum malam minggu, waktunya orang-orang untuk menikmati weekend malam mereka.
Terdengar suara helaan nafas dari sebrang kursinya.

Jaehyun, pria yang mengajaknya untuk bertemu itu masih belum juga mengeluarkan suara setelah kurang lebih 15 menit lalu menanyakan keadaannya.

“Maaf ya, udah ngajak kamu keluar disaat hujan kaya gini”

Chaeyeon mengalihkan pandangannya kepada pria di depannya itu.

“Santai aja. Hujannya juga tiba-tiba gini” Chaeyeon berhenti sejenak sebelum melanjutkan ucapannya.

“Jadi mau ngomong apa ?” Akhirnya pertanyaan to the point itu keluar dari mulutnya.

Cukup lama tidak ada jawaban, sampai akhirnya kalimat yang keluar dari mulut Jaehyun membuat perasaan Chaeyeon sedikit bergejolak.

“Chae...Aku kangen” Ucap Jaehyun seperti sebuah bisikan, namun masih dapat terdengar jelas ditelinga Chaeyeon.

Alasan kenapa Jaehyun daritadi diam karena ia sedang memikirkan kapan harus mengucapkan kalimat itu dan mungkin sekaranglah waktunya. Jangan ditanya seberapa kencang detak jantung pria itu. Mungkin jika dilihat sekilas, wajahnya masih terlihat tampak tenang setelah pernyataannya itu terucapkan tapi jauh di lubuk hatinya ia benar-benar cemas. Cemas dengan reaksi wanita dihadapannya yang tidak bereaksi apa-apa.

Chaeyeon menampilkan senyum manis yang malah terlihat miris dimata Jaehyun. Ia menyesap coklat panasnya yang sudah mulai dingin. Dia benar-benar tidak tau harus menjawab pernyataan pria itu atau tidak.

“Maaf” Permintaan maaf itu lagi-lagi keluar dari bibir Jaehyun. Chaeyeon menggeleng.

“Jangan minta maaf terus” Ucap Chaeyeon lalu dilanjutkan dengan sebuah tawa kecil miliknya.

“Kapan balik dari Amerika ?” Lanjutnya mencoba untuk mengalihkan pembicaraan. Mungkin dengan ini, ia tidak perlu membalas pernyataan Jaehyun.

“Dua hari yang lalu” Jawab Jaehyun.

Sejujurnya pria itu merasakan sesak di dadanya. Ia tau, Chaeyeon tidak membalas ucapan rindu miliknya. Atau memang yang rindu disini hanya Jaehyun ?

Chaeyeon mengangguk paham. Pertanyaan basa-basi. Sebenarnya ia sudah tau dari sahabatnya, Rose, kalau Jaehyun sudah kembali dua hari yang lalu ke Indonesia khususnya ke Bandung.

“Terus di Bandung lagi liburan atau apa ?” Mungkin Chaeyeon sudah harus mengaktifkan mode kepo nya. Bukan, bukan karena dia kepo beneran tapi untuk mencairkan suasana yang canggung ini.

“Untuk kerja. Pas di Amerika aku dapet telepon dari salah satu hotel di Bandung”

“Kenapa Bandung ? Maksudnya kan bayaran kerja di Amerika pasti jauh lebih gede daripada di Indonesia”

Jaehyun cukup terkesan dengan segala pertanyaan Chaeyeon. Ia tertawa sebentar.
Chaeyeon delapan tahun lalu sudah berubah menjadi Chaeyeon yang kepo. Ternyata benar, waktu bisa mengubah apapun termasuk karakter seseorang.

“Kenapa ketawa ?” Tanya Chaeyeon merasa aneh. Padahal dia sedang tidak mengeluarkan lelucon apapun. Apa sekarang Jaehyun sudah menjadi orang yang super duper receh ?

“Ah iya maaf maaf. Lucu aja, kamu udah kaya reporter yang lagi nge-wawancariin  narasumber”  Jaehyun mencoba mengembalikan ekspresinya.

Chaeyeon ikut tersenyum. Setidaknya suasana sekitar mereka berdua sudah mulai mencair dan mungkin pria itu sudah melupakan pernyataannya tadi.

“Emang ga boleh kalo kepo ?” Tanya Chaeyeon dengan nada suara yang terdengar seperti orang yang sedang jengkel.

“Ga kok gapapa. Yaudah aku jawab nih ya pertanyaan kamu” Jaehyun meminum Americano pesanannya.

“Pertama karena aku kangen Indonesia, kedua aku dapet pekerjaan yang lumayan di Bandung dan ketiga-“
Jaehyun mengganguntungkan kalimatnya. Ia menatap lekat iris hitam milik Chaeyeon yang memang sedari tadi sedang melihat kearahnya.

“Serius aku kangen sama kamu, Chae”

Ambyar. Mendapat pengakuan rindu dua kali dan ditambah tatapan yang sangat dalam dari pria delapan tahun lalunya ini benar-benar membuat Chaeyeon ambyar.

Dadanya seperti ditikam ribuan pisau, perasaannya tidak karuan. Kedua tangannya yang ia tautkan dibawah meja gemetar. Lidahnya kelu, matanya pun tidak bisa beralih dari sepasang mata indah yang kini sedang menyiratkan ketulusan disana.

Entah tulus atau tidak, Chaeyeon tidak pandai menebak perasaan seseorang hanya dari penglihatan semata.

Chaeyeon hanya berharap, perasaan yang sudah ia kubur dalam-dalam selama beberapa tahun ini jangan sampai muncul kembali. Apalagi perasaannya terhadap pria delapan tahun itu.

Let's Not Fall in Love [Again]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang