2. Past Dream

51 4 4
                                    

Seokjin dengan Soo Hyun berada di tepi Danau Cheongpyeong. Danau Cheongpyeong adalah tempat favorit mereka berdua. Kalau mereka bertemu, pasti tujuan awal adalah Danau Cheongpyeong.

Seokjin menganggap Soo Hyun sebagai adiknya sendiri. Tapi, Soo Hyun memiliki perasaan terhadap Seokjin yang disembunyikannya.

"Mianhae, Soo Hyun," Seokjin dengan sangat berat mengucapkan kata itu.

"Gwenchana, aku tidak menunggu lama," Soo Hyun mengira Seokjin merasa bersalah karena datang agak lambat.

"Bukan itu, Mianhae, aku tidak bisa menemuimu untuk beberapa saat," Mata Seokjin berkaca-kaca.

"Kenapa?" Mata Soo Hyun juga berkaca-kaca. Pasti Soo Hyun akan sangat kehilangan. Setiap hari mereka pasti bertemu di tempat ini.

"Aku berjanji, nanti kita pasti bertemu," Seokjin mendekap erat tubuh Soo Hyun.

Pertahanannya runtuh, Seokjin ikut meneteskan air mata dikala Soo Hyun menangis.

Seokjin memberikan Soo Hyun bunga mawar berwarna putih. "Jangan menangis, aku memberimu ini,"

"Aku tidak ingin mawar lagi!" Soo Hyun tetap menangis. Pasti Soo Hyun akan sangat kehilangan Seokjin.

"Kau lebih cantik kalau tersenyum, jangan menangis adikku," Soo Hyun sakit dengan kata 'adik' yang dikeluarkan dari mulut Seokjin.

Sebenarnya Seokjin juga tidak rela dengan meninggalkan Soo Hyun. Bohong besar kalau Seokjin tidak memiliki perasaan apapun terhadap Soo Hyun.

"Janji kau akan menemuiku lagi?" Soo Hyun sekarang tersenyum sangat tipis.

"Janji!" Jari kelingking mereka saling berkaitan.

Dengan perlahan, Seokjin melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu.

Seokjin masih tidak bisa meninggalkan Soo Hyun. Seokjin menoleh kebelakang, dan mendapatkan Soo Hyun berlari menghampirinya.

"Jangan sekarang, kumohon," Soo Hyun mendekap erat Seokjin seakan Seokjin tidak boleh pergi kemanapun.

"Mianhae, aku harus pergi,"

"Andwae!"

Seokjin melepaskan pelukannya, memegang kedua pipi Soo Hyun, dan mencium kening Soo Hyun.

"Jangan pernah menyerah!" Itu pesan terakhir dari Seokjin untuk Soo Hyun.

Nurina terbangun. Nurina ternyata sudah meneteskan air matanya. "Bogo sipeo!" Nurina sambil menyeka air matanya. Nurina sangat sangat merindukannya.

JANGAN LUPA VOTE! SPAM COMMENT JUGA!

shfrvzhr

Epiphany || KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang